backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

3 Teknik Dasar Lari Jarak Pendek untuk Performa Terbaik

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Fauzan Budi Prasetya · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    3 Teknik Dasar Lari Jarak Pendek untuk Performa Terbaik

    Meski hanya menempuh lintasan pendek, bukan berarti teknik lari jarak pendek atau lari sprint mudah untuk Anda lakukan. Anda harus benar-benar dalam kondisi fit dan mengetahui teknik-teknik dasarnya untuk bisa mencapai garis finis lebih cepat. Nah untuk menguasai hal-hal tersebut, simak terlebih dahulu tips lari cepat berikut ini.

    Teknik-teknik dasar lari jarak pendek (sprint)

    Lari jarak pendek (sprint) adalah salah satu cabang olahraga lari yang menggunakan jarak lintasan pendek, mulai dari 100 meter, 200 meter, hingga 400 meter. Lari estafet (relay race) juga termasuk dalam kategori ini dengan jarak lintasan 4×100 meter dan 4×400 meter.

    Berbicara mengenai lari sprint, tentu tidak akan lepas dari sosok Usain Bolt. Pelari veteran asal Jamaika ini tercatat memiliki rekor sprint jarak 100 meter tercepat, dengan catatan waktu 9.58 detik. Hal inilah yang membuatnya dijuluki sebagai “manusia tercepat di dunia”.

    Jika ingin berlari secepat kilat bak Usain Bolt, beberapa teknik dasar lari jarak pendek ini perlu Anda kuasai, mulai dari teknik start, berlari, hingga mencapai garis finis.

    1. Teknik start

    teknik start jongkok

    Dalam perlombaan lari cepat, Anda perlu melakukan start secara efisien. Teknik start yang benar menentukan tingkat keberhasilan seorang pelari untuk mencapai garis finis lebih cepat.

    Lari sprint harus memulai balapan dengan teknik start jongkok atau block start. Kedua kaki pelari harus berada pada blok dan mengambil posisi jongkok dengan beban tubuh bertumpu pada kedua tangan di lintasan.

    Dikutip dari Brian Mac Sports Coach, ada tiga teknik start jongkok yang umum digunakan dalam lari jarak pendek, yakni start pendek (bunch/bullet start), start menengah (medium start), dan start panjang (elongated start).

    • Start pendek (bunch/bullet start). Posisi jari-jari kaki belakang hampir sejajar dengan tumit kaki depan saat berada pada blok. 
  • Start menengah (medium start). Posisi lutut kaki belakang ditempatkan di samping telapak kaki depan.
    • Start panjang (elongated start). Posisi lutut kaki belakang sejajar atau sedikit berada di belakang tumit kaki depan.

    2. Teknik lari

    teknik lari sprint

    Postur tubuh yang baik dan benar bisa meningkatkan kecepatan Anda saat berlari di lintasan. Salah postur atau posisi tubuh bisa memperburuk catatan waktu Anda berlari. Bukan hanya itu, postur tubuh sempurna juga bisa mengurangi risiko cedera saat berlari

    Pelatih Nick Anderson seperti dikutip dari Runners World menjelaskan beberapa teknik untuk mencapai bentuk lari jarak pendek yang sempurna dan berkecepatan tinggi, antara lain sebagai berikut ini.

    Bahu dan kepala

    Jaga posisi bahu turun serta rileks. Kepala sejajar garis lurus dengan anggota tubuh di bawahnya. Jaga bahu tetap lurus dan hindari rotasi atau putaran berlebih.

    Lengan

    Posisikan lengan dengan longgar dan siku membentuk sudut 90 derajat. Gerakkan siku lurus ke belakang untuk menciptakan momentum. Saat mengayun kembali ke depan, pompa tangan setinggi bahu.

    Pinggang

    Coba bayangkan bahwa badan Anda tertarik ke atas dengan seutas tali pada kepala Anda. Ini untuk membuat berat pada pinggang terasa pas. Kencangkan otot perut untuk bisa mendapatkan postur yang pas. 

    Lutut

    Dorong lutut Anda ke depan dan angkat dengan tinggi. Ini akan menghasilkan kekuatan lebih dan mendorong jangkauan langkah lebih jauh.

    Kaki

    Sesaat bagian telapak kaki akan menyentuh lintasan, angkat jari kaki Anda ke arah tulang kering, hingga telapak kaki Anda ada pada posisi horizontal. 

    Pastikan Anda mendaratkan telapak kaki Anda dengan bagian tengah dan posisinya berada di bawah tubuh, bukan berada di depan tubuh Anda.

    Tumit

    Setelah menyentuh lantai, pastikan tumit Anda membentuk gerakan melingkar penuh hingga belakang ke arah bokong, namun tidak sampai menyentuh. Jangan langsung gerakkan tumit ke depan sebelum hampir menyentuh bokong. Ini akan membuat tolakan semakin kuat.

    3. Teknik finis

    teknik finish lari sprint

    Fase finis adalah tahapan lari cepat yang paling menentukan. Pasalnya dalam beberapa pertandingan, pelari akan saling berdekatan satu sama lain saat memasuki garis finis.

    Dalam kompetisi internasional, pencatatan dan pelaporan waktu finis harus dilakukan hingga satuan 0.01 detik. Sehingga memerlukan peralatan dan teknologi khusus untuk menilainya.

    Peraturan International Association of Athletics Federations (IAAF) menyatakan bahwa waktu seorang pelari dicatat ketika batang tubuh melewati garis finis. Untuk itu, ada tiga teknik finis yang bisa pelari lakukan, yakni:

    • mencondongkan dan menjatuhkan dada ke depan,
    • menjatuhkan salah satu bahu ke depan, dan
    • berlari lebih cepat.

    Bentuk latihan untuk meningkatkan teknik lari sprint

    Pemanasan bisa jadi salah satu bentuk latihan yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan performa lari jarak pendek. Hal ini perlu dilakukan karena semakin keras Anda memaksa tubuh untuk berlari cepat, semakin besar pula risiko cedera pada otot Anda.

    Beberapa latihan pemanasan yang bisa Anda lakukan sebelumnya antara lain sebagai berikut.

    • Jalan dan berlari kecil selama 5 hingga 10 menit sebelum melakukan lari jarak pendek.
    • High knees atau gerakan mengangkat lutut setinggi-tingginya secara bergantian. Jenis latihan ini juga biasa disebut sebagai jalan di tempat. 
    • Butt kickers yang gerakannya mirip dengan jalan di tempat, namun hanya bagian lutut ke bawah yang bergerak ke belakang hingga bagian tumit menyentuh bokong. 
    • Skipping atau lompat tali bisa dilakukan untuk meregangkan otot kaki.

    Selain beberapa teknik pemanasan tersebut, Anda juga bisa melakukan latihan gabungan antara berjalan, jogging, berlari, hingga lari cepat. Mulailah berjalan dan tambah kecepatan Anda setiap 10 detik hingga Anda meraih kecepatan sprint penuh.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Fauzan Budi Prasetya · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan