backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

5 Gejala Umum Gangguan Pencernaan dan Kemungkinan Penyebabnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 06/01/2022

    5 Gejala Umum Gangguan Pencernaan dan Kemungkinan Penyebabnya

    Gangguan pada perut biasanya tidak berbahaya. Namun, gejala ini juga bisa menandakan gangguan serius pada sistem pencernaan. Sayangnya, gejala pada perut sangatlah umum sehingga tidak mudah untuk menentukan penyebabnya.

    Selain mual dan sakit perut, masih ada gejala lain seperti perut kembung dan gangguan ketika buang air besar (BAB). Mengenali gejala-gejala ini akan membantu Anda dalam mendapatkan penanganan sehingga Anda bisa pulih lebih cepat.

    Mengenal berbagai gejala gangguan pencernaan

    komplikasi lupus

    Setiap penyakit pada sistem pencernaan dapat menimbulkan gejala yang beragam. Namun, berikut beberapa gejala yang paling umum dari gangguan pencernaan dan kemungkinan penyebabnya.

    1. Sakit perut

    Banyak orang menggunakan istilah sakit perut untuk menggambarkan nyeri, melilit, kram, atau sensasi apa pun yang terasa tidak nyaman pada perutnya. Pada sebagian besar kasus, rasa tidak nyaman seperti ini sebetulnya tidaklah berbahaya.

    Tingkat keparahan sakit pada perut juga tidak menentukan seberapa serius penyakit yang Anda alami.

    Contohnya, gastroenteritis (muntaber) bisa menyebabkan nyeri hebat walaupun tidak berbahaya. Di sisi lain, penyakit serius seperti radang usus buntu mungkin hanya menyebabkan nyeri ringan.

    Rongga perut merupakan tempat bagi banyak organ pencernaan penting seperti lambung, usus halus, pankreas, dan sebagainya. Ini sebabnya sakit perut bisa menjadi gejala umum dari banyak sekali gangguan pencernaan.

    Agar dokter dapat mendiagnosis dengan tepat, Anda perlu menjelaskan dengan rinci di mana nyeri terasa paling kuat. Menurut National Library of Medicine AS, berikut beberapa cara untuk menggambarkan rasa sakit pada perut Anda.

    • Nyeri secara umum: nyeri terasa pada lebih dari setengah area perut. Penyebabnya mungkin infeksi virus, gas yang terperangkap, atau pada kasus yang serius, penyumbatan usus.
    • Nyeri lokal: nyeri hanya terasa pada satu bagian perut yang spesifik. Hal ini mungkin disebabkan oleh masalah pada organ yang dekat dengan area nyeri.
    • Nyeri seperti kram: nyeri seperti ini biasanya disebabkan oleh gas dan diare, tapi jangan biarkan nyeri yang disertai demam atau berlangsung lebih dari 24 jam.
    • Nyeri kolik: nyeri seperti gelombang yang muncul dan hilang secara tiba-tiba. Pada nyeri yang parah, penyebabnya mungkin serius seperti batu empedu.

    Saat Anda mengalami sakit perut, coba perhatikan lamanya nyeri dan gejala apa lagi yang menyertainya. Sakit perut biasa akan membaik dengan sendirinya. Sebaliknya, sakit perut akibat gangguan pencernaan tertentu biasanya disertai dengan gejala lain.

    2. Perut kembung

    Perut menjadi kembung apabila terdapat banyak gas yang terperangkap dalam lambung atau usus. Perut yang kembung biasanya tampak membesar serta menimbulkan rasa begah dan tidak nyaman.

    Penumpukan gas dalam perut sering kali disebabkan oleh faktor yang sepele, yaitu makan. Anda menelan banyak udara ketika makan. Proses pencernaan makanan juga menghasilkan gas, apalagi bila makanan yang dicerna memiliki kandungan gas yang tinggi.

    Selain itu, perut Anda pun bisa menjadi kembung akibat kesulitan mencerna makanan tinggi zat pati. Pada beberapa orang, kondisi ini justru disebabkan oleh pertumbuhan bakteri usus yang berlebihan. Bakteri-bakteri ini menghasilkan banyak sekali gas.

    Meski demikian, perut kembung juga dapat menjadi gejala dari gangguan pencernaan tertentu. Berikut di antaranya.

    • Irritable bowel syndrome: berbagai gejala meliputi kembung, sembelit, sakit perut, dan kram yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih.
    • Inflammatory bowel disease: peradangan pada lapisan dalam saluran cerna. Kondisi ini juga meliputi penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
    • Gastroparesis: lambatnya proses pengosongan lambung.
    • Sembelit (konstipasi): kurangnya gerakan usus sehingga feses menjadi kering dan keras. Akibatnya, penderita sulit buang air besar dan mengalami kembung.
    • Kanker pada perut, pankreas, dan usus besar.

    3. Mual atau muntah

    mual setelah berhubungan intim

    Mual yang disertai muntah sering dianggap penyakit, padahal keduanya merupakan gejala gangguan pencernaan. Mual yaitu rasa tak nyaman pada perut yang disertai dengan keinginan untuk muntah, tapi tidak semua orang yang merasa mual pasti muntah.

    Sementara itu, muntah diartikan sebagai keluarnya makanan yang sedang dicerna dalam lambung melalui mulut. Seseorang biasanya muntah setelah mengalami mual selama beberapa waktu dan terkena suatu pemicu.

    Mual dan muntah dapat menandakan berbagai kondisi, seperti flu perut, keracunan makanan, mabuk darat, dan infeksi usus. Pada sejumlah kasus, mual dan muntah juga bisa menjadi ciri dari radang usus buntu, serangan jantung, hingga cedera otak.

    Sebagian besar kasus mual dan muntah disebabkan oleh gangguan pencernaan yang muncul dalam waktu cepat. Akan tetapi, gejala mual dan muntah yang sering muncul atau berlangsung lama biasanya disebabkan oleh gangguan pencernaan kronis.

    Masalah pencernaan yang dimaksud antara lain diare, intoleransi makanan, penyakit Crohn, serta penyakit celiac. Ada pula kumpulan gejala yang disebut penyakit IBS dengan ciri utama berupa mual, muntah, dan heartburn.

    Baik mual ataupun muntah sebetulnya tidak berbahaya. Anda pun bisa mengatasinya dengan menghindari pemicu rasa mual dan mengonsumsi secangkir teh jahe. Meski begitu, jangan abaikan mual dan muntah yang disertai dengan gejala berikut.

    • Sakit kepala dan leher kaku.
    • Demam melebihi 39 derajat celsius.
    • Badan lesu.
    • Menurunnya kesadaran.
    • Sakit perut yang sangat hebat.
    • Muntah disertai darah.
    • Peningkatan detak jantung dan pernapasan.

    4. Buang air besar berdarah

    Buang air besar berdarah dapat menandakan berbagai macam kondisi, dari gangguan pencernaan ringan hingga masalah yang lebih parah seperti kanker usus besar. Jadi, orang yang mengalami gejala ini perlu mencermati kondisi darah yang keluar saat BAB.

    Warna feses atau darah yang keluar bersama feses dapat menunjukkan dari mana darah berasal. Berikut gambarannya.

    • Darah berwarna merah segar menunjukkan bahwa perdarahan terjadi pada usus besar atau rektum.
    • Darah berwarna merah gelap menunjukkan bahwa perdarahan terjadi pada usus halus atau usus besar.
    • Darah berwarna hitam (melena) menunjukkan bahwa perdarahan terjadi pada lambung, biasanya akibat pembentukan luka.

    BAB berdarah tak selalu tampak kasatmata. Feses yang dihasilkan bisa saja tampak sehat, tapi darah mungkin baru terdeteksi saat diamati dengan mikroskop. Selain itu, BAB berdarah juga dapat ditandai dengan kondisi berikut.

    • Terdapat darah pada tisu toilet.
    • Air pada kloset tampak berwarna merah muda.
    • Mengalami diare yang berwarna kemerahan.
    • Tampak warna merah di sekitar feses.
    • Feses berwarna gelap dan sangat bau.

    Pada banyak kasus, BAB berdarah sebetulnya bukanlah gejala gangguan pencernaan yang berbahaya. BAB berdarah akibat wasir misalnya, bisa diatasi dengan mencegah sembelit dan mengonsumsi obat-obatan untuk wasir.

    Namun, perdarahan akibat kanker usus besar atau luka pada saluran cerna tentu perlu diatasi dengan lebih serius. Ini sebabnya jika Anda mengalami BAB berdarah, Anda perlu mencermati seberapa sering frekuensinya dan banyaknya darah yang keluar.

    5. Mencret

    ilustrasi masalah dan penyakit diare atau mencret

    Mencret merupakan istilah awam untuk buang air besar dengan tekstur yang lebih encer dari biasanya. Pada beberapa kasus, BAB bisa menjadi sangat encer dengan tekstur menyerupai air dan bau yang lebih menyengat.

    BAB berair merupakan gejala yang sangat umum dari penyakit diare sehingga banyak yang menganggap mencret itu diare. Namun demikian, kondisi ini juga dapat menandakan gangguan pencernaan lain.

    BAB encer yang terjadi berulang kali atau berlangsung lama bahkan bisa menjadi tanda dari penyakit pencernaan kronis. Beberapa gangguan pencernaan yang kerap ditandai dengan mencret yakni:

    • penyakit celiac,
    • penyakit Crohn,
    • radang usus besar,
    • irritable bowel syndrome,
    • keracunan makanan, dan
    • infeksi saluran pencernaan.

    BAB encer biasanya dapat membaik dengan sendirinya tanpa perlu diobati. Namun, kondisi ini juga bisa menandakan masalah pencernaan yang lebih serius. Sebaiknya periksakan diri Anda kepada dokter bila mencret disertai gejala di bawah ini.

    • Penurunan berat badan secara drastis.
    • Mencret tidak kunjung membaik.
    • Diare disertai darah.
    • Demam tinggi lebih dari 39 derajat celsius.
    • Peningkatan detak jantung atau pernapasan.
    • Feses tampak hitam atau seperti tar.
    • Pusing, kebingungan, atau pingsan.
    • Sakit perut yang sangat parah atau berlangsung lama.

    Banyak gangguan pencernaan memiliki gejala yang mirip antara satu sama lain. Contohnya, radang usus buntu dan keracunan makanan sama-sama ditandai dengan sakit perut, tapi keduanya membutuhkan penanganan yang berbeda.

    Maka dari itu, cermati tanda-tanda lain yang menyertai gejala utama yang Anda alami. Hal ini akan membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit dan menentukan penanganan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 06/01/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan