backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

27

Tanya Dokter
Simpan

Pilihan Obat Sakit Gigi yang Ampuh untuk Anda

Ditinjau secara medis oleh drg. Farah Nadiya · Gigi · Lumina Aesthetics Clinic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

    Pilihan Obat Sakit Gigi yang Ampuh untuk Anda

    Rasa tidak nyaman yang timbul akibat sakit gigi dapat diatasi dengan obat sakit gigi. Obat sakit gigi pun terdiri dari obat yang dapat ditemukan di apotek dan obat antibiotik yang perlu memperoleh resep dari dokter.

    Berbagai pilihan obat sakit gigi di apotek

    paracetamol acetaminophen obat

    Kebanyakan obat sakit gigi bisa Anda beli di apotek terdekat tanpa perlu menebus resep dokter. Namun, sebaiknya tetap konsultasi dulu ke dokter gigi untuk mencari obat mana yang paling pas untuk Anda. 

    Pilihan obat sakit gigi yang dapat ditemui di apotek sebagai berikut.

    1. Hidrogen peroksida 3%

    Hidrogen peroksida adalah antiseptik cair yang sering dijadikan obat kumur untuk membunuh bakteri serta kuman penyebab terjadinya masalah gigi dan gusi termasuk sariawan juga radang gusi.

    Cukup larutkan hidrogen peroksida dengan air lalu kumur-kumur selama 30 detik. Setelahnya segera buang dan kumur lagi dengan air bersih. Ingat, cairan hidrogen peroksida harus dilarutkan dulu karena bentuk murninya bisa melukai mulut dan gusi.

    2. Paracetamol

    Paracetamol termasuk obat golongan NSAID (Obat antiinflamasi nonsteroid). Mengutip hasil studi jurnal Annals of Maxillofacial Surgery, obat ini juga bisa membantu meredakan sakit gigi terutama untuk rasa nyeri  yang terjadi setelah cabut gigi.

    Paracetamol bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin di otak sehingga mampu menghentikan rasa sakit. Paracetamol juga dapat menurunkan demam dan meringankan sakit kepala yang sering muncul akibat sakit gigi. 

    Obat ini tersedia di Indonesia dalam berbagai merek seperti Panadol, Biogesic, Sumagesic, Bodrex, dan sebagainya. 

    Dosis paracetamol untuk mengobati sakit gigi, antara lain.

    • Orang dewasa: 1000 mg tiap 6-8 jam atau 2 tablet 500 mg diminum tiap 4-6 jam.
    • Anak yang berusia 12 atau lebih: 325-650 mg tiap 4-6 jam atau 1000 mg 3-4 kali sehari. Dosis maksimal harian: 4000 mg/hari
    • Anak berusia lebih dari 6 bulan hingga 12 tahun: 10-15 mg/kg/ dosis tiap 4-6 jam saat diperlukan dan jangan melebihi 5 dosis dalam 24 jam. Total dosis maksimal harian: 75 mg/kg/hari tidak melebihi 3750 mg/hari.

    Namun apabila Anda punya alergi atau masalah serius pada hati, Anda tidak dianjurkan untuk meminum paracetamol ini. Pastikan Anda membaca cara pakainya terlebih dulu pada label kemasan.

    3. Ibuprofen

    Sama seperti paracetamol, ibuprofen juga tergolong NSAID yang bisa menjadi cara mengobati sakit gigi dan masalah penyerta lainnya. Namun, hindari minum ibuprofen saat perut kosong karena akan melukai lambung.

    Ibuprofen sebagai obat anti-inflamasi nonsteroid diklaim dapat bekerja dengan baik untuk sakit gigi karena mampu mengurangi masalah peradangan. Hal ini umum terjadi ketika terjadi nyeri pada gigi Anda.

    Ibuprofen merupakan jenis obat generik yang tersedia dalam berbagai merk, seperti Brufen, Proris, Arfen, Advil, Motrin, dan masih banyak lagi.

    Dosis ibuprofen untuk mengatasi sakit gigi sebagai berikut.

    • Orang dewasa dan remaja: Sekitar 200-400 mg setiap 4-6 jam, tergantung dengan kebutuhan dan rasa sakit yang dirasakan. Batas dosis yang paling tinggi adalah 3200 mg/hari (jika mendapatkannya dari resep).
    • Anak di atas 6 bulan:  Dosisnya disesuaikan dengan berat badan. Dosis ini biasanya ditentukan oleh dokter, tetapi biasanya 10 mg/kg setiap 6-8 jam sekali atau 40 mg/kg per hari. Pemberian ibuprofen pada anak-anak sebaiknya di bawah pengawasan dokter. 

    Ibuprofen bisa menimbulkan efek samping ringan hingga berat. Beberapa efek samping ringan dari obat ini meliputi mual, muntah, perut kembung, gugup, sakit kepala, telinga berdenging, dan gangguan pencernaan seperti sembelit atau diare.

    Sementara efek samping cukup berat yang perlu diwaspadai adalah nyeri dada, sesak napas, feses berwarna hitam/berdarah, urin berwarna gelap, serta kulit dan mata menguning. Bila rasa sakit sudah hilang, segera hentikan penggunaan obat ini. Sebab, ibuprofen tidak boleh dikonsumsi dalam jangka panjang.

    Pastikan Anda selalu membaca petunjuk pemakaian obat beserta dosis yang dianjurkan. Jika Anda mengalami efek samping, segera hentikan pemakaian obat ini dan hubungi dokter.

    4. Naproxen

    Naproxen adalah obat pereda nyeri yang juga sering digunakan untuk mengobati sakit gigi. Obat sakit gigi ini tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis 220 mg. Contoh merek obat naproxen adalah Xenifar.

    Dosis obat sakit gigi naproxen sebagai berikut..

    • Orang dewasa:  550 mg naproxen sodium diminum sekali, diikuti oleh 550 mg naproxen sodium setiap 12 jam, atau 275 mg (naproxen sodium)/250 mg (naproxen) setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan.
    • Anak-anak yang lebih dari 2 tahun: 2,5-10 mg/kg/dosis. Dosis harian maksimum adalah 10 mg/kg, diberikan setiap 8 sampai 12 jam.

    Namun, Anda harus mewaspadai efek samping dari obat ini. Beberapa efek samping umum yang sering kali terjadi jika meminum obat ini adalah sakit perut, mulas ringan, diare, sembelit, perut kembung, sakit kepala, kulit gatal dan memerah, serta penglihatan kabur.

    Apabila Anda akan menjalani operasi, termasuk operasi gigi, sebaiknya beritahu dokter kalau Anda akan menggunakan obat ini. Anda juga perlu berkonsultasi ke dokter terlebih dulu jika punya riwayat penyakit ginjal dan hati, atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah.

    5. Benzocaine

    Sebenarnya benzocaine adalah obat anestesi lokal yang cara kerjanya adalah dengan memblokir sinyal saraf di tubuh Anda.  Ada pula benzocaine topikal yang bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan sehingga kulit atau permukaan di dalam mulut jadi mati rasa.

    Efek samping yang mungkin timbul akibat obat benzocaine antara lain:

    • Bibir, kuku, dan telapak tangan berubah warna menjadi kebiruan
    • Urine berwarna gelap
    • Susah bernapas
    • Pusing
    • Sakit kepala
    • Demam tinggi
    • Mual
    • Kulit pucat
    • Detak jantung cepat
    • Sakit tenggorokan
    • Luka yang tidak biasa
    • Rasa lelah yang tidak biasa
    • Muntah
    • Kondisi semakin parah, terjadi iritasi, pembengkakan, atau area mulut berubah kemerahan

    Tidak semua orang mengalami efek samping seperti yang disebutkan di atas. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, sebelum menggunakan jenis obat yang satu ini.

    Pilihan obat sakit gigi yang aman untuk ibu hamil

    obat sakit gigi ibu hamil

    Setiap ibu hamil yang sakit gigi wajib hukumnya untuk menghindari obat antinyeri NSAID seperti aspirin dan ibuprofen. American Pregnancy Association pun telah memperingatkan secara global untuk tidak menggunakan obat-obatan ini semasa kehamilan.

    Penelitian menunjukkan, konsumsi aspirin dan ibuprofen saat hamil terkait dengan risiko bayi cacat lahir, masalah pada organ jantung, dan sistem pencernaan. Bahkan, penggunaan ibuprofen selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran.

    Konsumsi obat-obatan NSAID selama kehamilan secara umum turut dikaitkan pula dengan penutupan duktus arteriosus (pembuluh dari jantung ke paru-paru), keracunan ginjal pada janin, dan menghambat persalinan. Berikut obat sakit gigi yang aman untuk ibu hamil.

    1. Paracetamol

    Hampir sama dengan obat lain yang diminum selama masa kehamilan, konsumsi lah paracetamol dengan dosis paling rendah dan hanya dalam waktu yang singkat.

    2. Antibiotik

    Antibiotik bisa menjadi obat sakit gigi yang aman untuk diminum ibu hamil. Sebab, obat jenis ini merupakan hal umum yang diberikan dokter selama masa kehamilan. Berikut beberapa jenis antibiotik yang tergolong aman sebagai obat sakit gigi untuk ibu hamil, seperti:

    Jika sudah diresepkan antibiotik, minum sampai habis sesuai aturan dosis dan jangka waktu yang ditetapkan dokter. Jangan menambahkan, mengurangi, menghentikan, atau memperlama dosis tanpa sepengetahuan dokter.

    Obat sakit gigi antibiotik dari resep dokter

    Antibiotik

    Jika minum obat sakit gigi biasa tidak ampuh, Anda mungkin bisa mencoba antibiotik untuk mengobati sakit gigi. Namun, antibiotik hanya akan diresepkan dokter jika sakit gigi Anda disebabkan oleh infeksi. Tanda-tanda infeksi pada gigi adalah gusi yang bengkak meradang dan muncul kantong nanah (abses gigi). 

    Antibiotik berfungsi mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Secara umum antibiotik bekerja melawan, memperlambat, dan membunuh pertumbuhan bakteri jahat di dalam tubuh. 

    Obat ini terbagi menjadi beberapa golongan yang memiliki cara kerja berbeda untuk melawan bakteri penyebab infeksi. Apa saja pilihan antibiotik untuk sakit gigi yang umum diresepkan dokter?

    1. Amoxicillin

    Salah satu antibiotik yang paling sering diresepkan untuk mengobati sakit atau infeksi gigi adalah amoxicillin. Amoxicillin termasuk dalam kelompok penisilin. Obat ini bekerja membunuh bakteri penyebab infeksi dalam tubuh atau mencegah pertumbuhannya.

    Sebelum minum obat ini, beritahu dokter bila Anda punya alergi terhadap antibiotik jenis penisilin atau obat jenis lain.

    2. Metronidazol

    Metronidazole tergolong dalam kelas antibiotik nitroimidazole yang diresepkan untuk golongan bakteri tertentu. Obat ini terkadang diberikan dengan antibiotik golongan penisilin untuk mengatasi sakit gigi.

    Antibiotik untuk sakit gigi ini akan bekerja optimal bila digunakan teratur sesuai anjuran dokter. Oleh sebab itu, minum obat ini di waktu yang sama setiap hari.

    Bila Anda merasa mual, Anda bisa minum obat ini bersama dengan makanan atau segelas susu. Jangan minum alkohol selama mengonsumsi metronidazol karena dapat menyebabkan masalah pada lambung.

    3. Erythromycin

    Erythromycin (eritromisin) dapat diresepkan dokter bila Anda memiliki alergi terhadap antibiotik golongan penisilin. Obat ini masuk dalam golongan antibiotik makrolida.

    Sama seperti obat antibiotik untuk sakit gigi lainnya, eritromisin bekerja melawan dan menghentikan pertumbuhan bakteri dalam mulut penyebab sakit gigi.

    Obat ini sebaiknya diminum sebelum makan karena akan lebih mudah diserap ketika lambung dalam keadaan kosong. 

    Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori B menurut US Food and Drugs Administration (FDA) atau setara dengan Badan POM di Indonesia. Kategori B ini menunjukan obat ini tidak berisiko pada beberapa penelitian terhadap ibu hamil.

    Namun, jangan ragu berkonsultasi ke dokter untuk memastikan keamanan minum obat ini jika Anda sedang hamil atau menyusui.

    4. Clindamycin

    Bila antibiotik golongan penisilin atau eritromisin tidak ampuh untuk mengobati sakit gigi Anda, dokter dapat meresepkan clindamycin.

    Clindamycin adalah obat yang masuk golongan antibiotik lincomycin. Obat ini sering digunakan untuk mengobati jerawat. Namun, dokter juga dapat meresepkan obat ini untuk mengatasi sakit gigi. Obat ini tersedia dalam banyak bentuk, seperti kapsul, sirup, gel, dan lotion.

    Minum obat ini dengan sendok takar yang tersedia dalam boks kemasan bila dokter meresepkan obat ini dalam bentuk sirup. Hindari pakai sendok makan biasa untuk minum obat ini, ya!

    Hentikan penggunaan obat ini dan segera periksa ke dokter bila Anda mengalami efek samping yang serius seperti diare berdarah, mata atau kulit menguning, kesulitan buang air kecil, dan reaksi alergi yang parah.

    5. Azithromycin

    Jenis antibiotik untuk sakit gigi yang satu ini mempunyai cara kerja yang dapat melawan berbagai macam bakteri sekaligus menghentikan pertumbuhannya. Azithromycin mungkin efektif untuk mengobati beberapa infeksi gigi.

    Namun, biasanya dokter akan memberikan resep obat jenis ini ketika Anda mempunyai alergi pada antibiotik jenis penisilin serta klindamisin. Dosis dari setiap azithromycin adalah 500 mg setiap 24 jam dan harus dikonsumsi selama 3 hari berturut-turut.

    Tidak semua orang butuh antibiotik untuk sakit gigi

    obat nyeri saat hamil

    Anda tak boleh asal minum antibiotik untuk mengatasi sakit gigi. Alih-alih cepat sembuh, penggunaan antibiotik yang tidak tepat justru membuat kondisi Anda semakin memburuk.

    Penting untuk dipahami bahwa tidak semua masalah gigi dan mulut membutuhkan pengobatan antibiotik. Umumnya antibiotik dibutuhkan bila:

    • Anda menunjukkan tanda-tanda infeksi bakteri, meliputi demam tinggi, pembengkakan, peradangan, hingga muncul abses di bagian gigi yang bermasalah.
    • Infeksi telah menyebar ke bagian tubuh lain.
    • Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Entah karena faktor usia atau punya riwayat medis tertentu, misalnya kanker, AIDS/HIV, diabetes, dan lain sebagainya.

    Pastikan Anda memberi tahu dokter tentang riwayat medis yang Anda miliki. Salah satunya bila Anda punya riwayat alergi terhadap jenis antibiotik tertentu. Selain itu, beritahu dokter juga perihal obat-obatan yang sedang rutin diminum setiap hari termasuk vitamin, suplemen makanan, obat resep dari dokter, obat bebas, hingga obat herbal.

    Minumlah obat antibiotik sesuai dengan anjuran dokter. Supaya obat bekerja lebih optimal, minum obat di waktu yang sama setiap harinya.

    Anda tidak boleh menambahkan atau mengurangi dosis obat tanpa persetujuan dokter. Jadi, jangan berhenti minum obat antibiotik meski gejala yang Anda alami sudah hilang atau kondisi Anda mulai membaik.

    Perlu diketahui, penggunaan antibiotik dengan sembarangan dapat meningkatkan risiko resistensi antibiotik. Jika sudah begini, penyakit yang Anda alami akan lebih sulit untuk diobati. Bila Anda mengalami keluhan tertentu, segera laporkan ke dokter. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    drg. Farah Nadiya

    Gigi · Lumina Aesthetics Clinic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan