backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Gangguan Somatoform

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 01/02/2023

Gangguan Somatoform

Pusing atau mual biasanya merupakan gejala yang muncul ketika kondisi fisik sedang kurang baik. Namun, bagaimana jika pemeriksaan secara medis tidak menemukan kelainan pada fisik Anda? Dalam kondisi ini, Anda mungkin mengalami gangguan somatoform.

Apa itu gangguan somatoform?

Somatic symptom disorder (SSD) atau gangguan somatoform adalah kondisi psikologis yang membuat seseorang merasakan masalah secara fisik seperti sakit perut, nyeri, atau gangguan pernapasan.

Namun, saat dilakukan pemeriksaan secara medis, tidak ditemukan sumber masalah dari keluhan fisik tersebut.

Dokter sebenarnya tidak akan mendiagnosis seseorang dengan SSD semata-mata karena keluhan fisik yang tidak diketahui penyebabnya.

Lebih jauh, kondisi ini lebih menekankan bagaimana keluhan fisik tersebut membuat seseorang merasa cemas berlebihan dengan kondisi tubuhnya.

Pengidap somatic symptom disorder terkadang tidak menyadari bahwa keluhan fisik yang mereka rasakan didasari oleh gangguan mental.

Gangguan somatoform lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan pria. Selain itu, SSD juga lebih banyak dialami oleh orang-oarng berusia di bawah 30 tahun.

Tanda dan gejala gangguan somatoform

somatic symptom disorder

Gejala fisik yang dirasakan setiap orang mungkin berbeda. Selain itu, mereka juga bisa merasakan beberapa gejala fisik sekaligus, seperti nyeri, kelelahan, dan sesak napas.

Satu hal yang pasti dirasakan oleh pengidap gangguan somatoform yakni kekhawatiran berlebih terkait gejala fisik yang mereka rasakan.

Sejauh mana Anda berpikir, merasakan, dan mengalami perubahan perilaku terhadap gangguan fisik itulah yang menjadi gejala utama dari gangguan somatoform.

Berikut merupakan perubahan emosi dan perilaku yang kerap dirasakan pengidap somatic symptom disorder.

  • Kekhawatiran berlebih bahwa gangguan fisik ringan yang mereka alami merupakan masalah kesehatan serius.
  • Memeriksakan diri ke beberapa layanan rumah sakit karena tidak memercayai hasil yang menyatakan bahwa kondisi fisiknya tidak bermasalah.
  • Tidak merasakan efek perawatan medis atau terlalu sensitif dengan efek samping pengobatan.
  • Takut melakukan banyak aktivitas fisik karena khawatir dengan kondisi tubuh.

Seseorang dengan gangguan somatoform biasanya juga akan mencari perhatian (perilaku histrionik) karena merasa tidak ada yang menganggap keluhan fisik yang dirasakannya sebagai masalah yang serius.

Apa bedanya gangguan somatoform dengan anxiety disorder?

Anxiety disorder atau gangguan kecemasan tidak selalu disertai dengan keluhan secara fisik.
Sementara itu, ciri utama gangguan somatoform adalah adanya keluhan secara fisik. Kecemasan yang dialami pengidap somatic symptom disorder justru merupakan akibat dari keluhan fisik tersebut.

Penyebab gangguan somatoform

Somatic symptom disorder dapat diakibatkan oleh beberapa faktor sekaligus, termasuk faktor lingkungan, psikologis, dan biologis.

Berikut merupakan kondisi yang bisa menjadi penyebabnya.

  • Faktor genetik dan biologis, seperti kepekaan yang lebih tinggi terhadap rasa sakit.
  • Riwayat keluarga yang sering sakit.
  • Pernah mengalami trauma atau gangguan stres pascatrauma, misalnya akibat kekerasan seksual saat masih kecil.
  • Sedang berada dalam masa penyembuhan penyakit.
  • Tingkat pendidikan dan status ekonomi yang rendah.
  • Riwayat gangguan kecemasan atau depresi.
  • Perkembangan emosi yang tidak sempurna saat masih kecil, biasanya karena kurangnya kedekatan emosional dengan orang tua.
  • Selalu merasa cemas berlebihan terhadap penyakit yang dialami.

Jenis gangguan somatoform

gangguan somatisasi

Dilansir dari laman Family Doctor, berikut merupakan macam-macam bentuk gangguan somatoform.

1. Gangguan somatisasi

Kondisi ini biasanya melibatkan keluhan fisik yang parah, seperti sakit kepala, kelelahan, nyeri, masalah pada saluran pencernaan, sampai hilangnya hasrat untuk berhubungan intim.

Meski begitu, saat dilakukan pemeriksaan secara medis, tidak akan ditemukan kelainan tubuh yang mendasarinya.

2. Hipokondriasis

Kondisi ini membuat seseorang memercayai bahwa respons tubuh yang normal seperti perut keroncongan adalah suatu gejala penyakit berbahaya.

Bagi pengidap hipokondriasis, perut keroncongan bisa saja diartikan sebagai tanda dari kanker perut.

Contoh lainnya yaitu saat merasakan sakit kepala, mereka akan berpikir bahwa mereka memiliki tumor otak.

3. Gangguan dismorfik tubuh

Jenis gangguan somatoform ini membuat seseorang sangat mengkhawatirkan kekurangan dari penampilan fisiknya.

Kekhawatiran berlebih bisa muncul saat mereka menemukan keriput, rambut rontok, atau bertambahnya berat badan.

Gangguan dismorfik tubuh akan membuat seseorang khawatir dengan bentuk mata, hidung, dan payudara yang tidak sama dengan kebanyakan orang.

4. Gangguan konversi

Pada kondisi ini, seseorang akan merasakan adanya penyakit serius pada sistem saraf yang ditandai dengan kejang-kejang, mati rasa, terganggunya pendengaran, kebutaan, hingga kelumpuhan.

Ketika dilakukan penelusuran lebih lanjut tentang gangguan konversi, lagi-lagi tidak akan diketahui penyebab medisnya.

5. Gangguan rasa sakit

Jenis gangguan somatoform yang satu ini hampir mirip dengan gangguan somatisasi. Bedanya, seseorang dengan gangguan rasa sakit hanya mengeluhkan tentang nyeri.

Diagnosis gangguan somatoform

Seseorang bisa dinyatakan mengidap gangguan somatoform setelah melakukan pemeriksaan dengan dokter.

Berikut merupakan beberapa tes yang digunakan untuk mendiagnosis kelainan psikologis ini.

  • Penilaian psikologis dengan membicarakan gejala, termasuk tingkat stres, kekhawatiran, riwayat keluarga, dan permasalahan yang sedang Anda hadapi.
  • Mengisi kuesioner psikologis.
  • Pengecekan riwayat penggunaan alkohol atau obat-obatan.
  • Pengobatan gangguan somatoform

    Pengobatan gangguan somatoform

    Jika tidak diatasi dengan baik, gangguan somatoform bisa membuat kesehatan fisik Anda memburuk. Pasalnya, seseorang dengan gangguan ini kerap merasa kesulitan untuk menjalani kegiatan sehari-hari.

    Berikut merupakan beberapa pengobatan yang dapat diberikan dokter untuk mengatasinya.

    1. Pemberian obat

    Jika kondisi Anda didasari oleh gangguan gangguan kecemasan atau depresi, dokter mungkin akan memberikan obat antidepresan.

    Pastikan untuk mengonsumsi obat antidepresan sesuai dengan aturan yang diberikan dokter. Hasil pengobatan akan lebih maksimal jika dikombinasikan dengan terapi.

    2. Terapi

    Jenis terapi yang banyak digunakan untuk menangani gangguan somatoform yakni terapi perilaku kognitif. Dengan terapi ini, pasien akan dibantu untuk mengurangi fokus terhadap gejala fisik dirasakan.

    Selain itu, hipnosis juga bisa digunakan sebagai alternatif terapi lainnya. Terapi ini akan dilakukan dengan membuat kondisi tubuh menjadi fokus dan rileks sehingga Anda dapat menerima sugesti positif yang diberikan.

    Pengobatan dengan terapi juga akan membantu Anda untuk menyalurkan rasa stres dengan melakukan hal-hal positif, seperti olahraga atau menjalani hobi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 01/02/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan