backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

11 Kondisi yang Bisa Menjadi Penyebab Sakit Perut

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 15/02/2021

    11 Kondisi yang Bisa Menjadi Penyebab Sakit Perut

    Sakit perut bereaksi pada otot perut, organ-organ dalam perut, atau organ dekat perut. Kondisi ini umum terjadi dan bisa disebabkan banyak hal. Ketahui berbagai macam penyakit yang biasanya menjadi penyebab sakit perut.

    Berbagai penyebab sakit perut

    gastroparesis

    Untuk sakit perut yang tidak kunjung pulih, Anda harus memperhatikan dari mana tepatnya rasa sakit datang dan apakah Anda memiliki gejala lain yang berhubungan dengan rasa sakit. Berikut beberapa kondisi yang sering menyebabkan sakit perut.

    1. Sembelit

    Sembelit didefinisikan sebagai kondisi sulit buang air besar atau tidak bisa buang air besar sama sekali selama lebih dari tiga hari berturut-turut.

    Ketika Anda tidak dapat buang air besar, tinja akan menumpuk di usus besar Anda. Bila memburuk, bagian bawah perut Anda dapat membengkak dan menimbulkan rasa nyeri.

    Sembelit dapat terjadi pada usia berapa pun. Untuk menghindari sembelit, Anda harus minum banyak air dan makanan yang kaya serat dalam diet Anda. Olahraga teratur juga dapat membantu kelancaran pencernaan.

    2. Diare

    Sakit perut juga bisa disebabkan oleh diare parah di mana kondisi tinja yang keluar memiliki tekstur berair dan encer. Ketika mengalami diare, Anda bisa buang air besar setidaknya tiga kali atau lebih dari sehari.

    Biasanya, diare berlangsung selama 1 – 2 hari. Sebagian pasien bisa pulih dengan sendirinya dari kondisi ini.

    Namun, bila kejadiannya lebih dari 3 hari, bisa jadi diare merupakan tanda dari infeksi perut atau kondisi lain yang lebih serius. Bila sudah demikian, maka pasien membutuhkan penanganan dari dokter.

    3. Gastroenteritis atau flu perut

    Gastroenteritis, (juga dikenal flu perut atau muntaber) dapat menjadi penyebab sakit perut yang Anda alami. Selain sakit perut, gejala khas yang turut menyertai adalah diare, mual, dan muntah. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh bakteri atau virus.

    Beberapa tanda dan gejala lain mungkin termasuk demam dan sakit kepala. Jika Anda memiliki tanda-tanda ini, Anda harus memberitahu dokter Anda. Anda mungkin perlu penanganan medis untuk mengobati infeksi dan dehidrasi.

    4. Radang usus buntu atau apendisitis

    Bila rasa sakit di sisi kanan bawah dari perut, Anda mungkin memiliki radang usus buntu. Usus buntu merupakan sebuah jaringan kantong kecil  yang memanjang dari usus besar Anda.

    Apendisitis terjadi ketika usus buntu Anda tersumbat oleh tinja atau zat asing lainnya dan menimbulkan peradangan.

    Gejala usus buntu selain sakit perut yaitu demam tinggi, kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah. Jika tidak diobati, usus buntu bisa pecah dan membuat infeksi menyebar. Oleh karena itu, hubungi dokter bila Anda mengalami salah satu dari tanda-tanda ini.

    5. Infeksi saluran kencing penyebab sakit perut

    Penyakit urinary tract infection atau infeksi saluran kemih juga dapat menjadi penyebab sakit perut. Sebab, kondisi ini bisa berkembang menjadi infeksi ginjal (pielonefritis) yang mana salah satu gejalanya yaitu nyeri perut.

    Penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Infeksi saluran kencing lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.

    Agar penyakitnya tidak berkembang, Anda harus segera periksa ke dokter jika memiliki tanda-tanda infeksi saluran kencing. Anda mungkin perlu menggunakan obat antibiotik untuk mengobati infeksinya.

    6. Konsumsi makanan berlemak

    Nyeri dari gangguan pencernaan sering disebabkan oleh makanan tertentu. Rasa sakit ini biasanya dirasakan sebagai ketidaknyamanan di bagian atas perut Anda. Biasanya, penyebabnya yaitu konsumsi makanan tinggi lemak dalam porsi besar.

    Ketika perut Anda tidak bisa menahan dan mencerna makanan, kadang-kadang perut akan meluap dan menyebabkan ketidaknyamanan. Anda mungkin sering bersendawa dan memiliki rasa asam di mulut Anda.

    Rasa sakit bisa berlangsung selama beberapa jam dan stres dapat membuatnya jadi makin buruk.

    Beragam Tanda Pencernaan yang Sehat dan Tips Memeliharanya

    7. Gastroesophageal reflux disease

    Gastroesophageal reflux disease (GERD) alias gangguan refluks asam lambung merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika makanan di perut Anda dipaksa kembali ke kerongkongan, saluran yang mengalirkan makanan dari mulut ke perut.

    Makanan di perut Anda bercampur dengan asam selama proses pencernaan. Ketika asam lambung naik, makanan kembali terdorong ke kerongkongan.

    Hal ini akan menyebabkan sensasi perut panas pada bagian atas atau sering dikenal dengan heartburn atau maag. Anda dapat mengelola GERD dengan menghindari makanan pedas, makanan porsi besar, dan makanan tinggi lemak. 

    8. Sindrom iritasi usus

    Sindrom iritasi usus besar alias irritable bowel syndrome (IBS) yaitu sekumpulan gangguan yang terjadi pada usus besar. Hal ini dapat menyebabkan serangan kram perut, kembung, diare, serta sembelit. Kondisi ini sering dialami oleh perempuan daripada laki-laki.

    Anda dapat mengendalikan gejala dari kondisi ini dengan menghindari makanan tertentu yang dapat memicu sakit perut. Makanan ini mungkin termasuk keju, makanan manis yang tinggi gula, dan makanan olahan.

    Anda harus makan lebih banyak sayuran, buah-buahan, dan minum banyak air. Olahraga teratur juga amat dianjurkan.

    9. Penyakit Crohn penyebab sakit perut

    Penyakit Crohn menimbulkan peradangan pada lapisan saluran pencernaan, alhasil timbullah gejala berupa sakit perut, diare berat, penurunan berat badan, dan kelelahan.

    Penyakit Crohn terasa menyakitkan dan dapat melemahkan tubuh. Bahkan, kadang-kadang dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.

    10. Intoleransi makanan

    Tubuh yang tidak mampu mencerna jenis makanan tertentu bisa menjadi salah satu penyebab sakit perut. Kondisi ini juga sering disebut sebagai intoleransi makanan.

    Salah satu intoleransi makanan yang sering terjadi yaitu intoleransi laktosa. Pada jenis intoleransi satu ini, perut tidak mampu mencerna laktosa, sejenis gula yang sering ditemukan dalam susu dan produknya.

    Saat Anda mengonsumsi makanan ini, bakteri di usus mengeluarkan lebih banyak gas. Penumpukan gas inlah yang akhirnya menekan perut sehingga menimbulkan rasa nyeri.

    11. Batu empedu atau batu ginjal

    Batu ginjal dan batu empedu bukanlah kondisi yang sama, tapi keduanya dapat menyebabkan sakit perut. Batu empedu yaitu endapan keras yang terbentuk pada empedu Anda, sedangkan batu ginjal yaitu batu kalsifikasi keras yang terbentuk di ginjal.

    Kedua kondisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri yang parah. Untuk menangani kondisi ini, dokter biasanya akan meresepkan obat untuk melarutkan batu-batu ini. Bila obat tidak bekerja, maka batu akan dikeluarkan dari tubuh melalui operasi.

    Apa yang harus dilakukan saat mengalami sakit perut?

    komplikasi lupus

    Ketika Anda merasakan sakit perut, Anda harus memeriksa dan melihat apakah Anda juga merasakan gejala lainnya yang mengarah pada suatu penyakit. Agar lebih pasti, periksakan kondisi Anda kepada dokter untuk mengetahui penyakitnya.

    Jika dibiarkan, kondisi ini dapat memicu penyumbatan dalam sistem pencernaan dan menyebabkan sakit perut yang menyakitkan. Deteksi dini pada kondisi apa pun akan membantu tubuh Anda merespons pengobatan dengan lebih baik.

    Selain itu, Anda juga bisa membantu cegah munculnya sakit perut dengan:

    • makan dengan porsi secukupnya dan makan secara perlahan tanpa terburu-buru,
    • makan di jam-jam yang teratur,
    • menghindari stres, dan
    • menghindari makanan yang dapat memicu sakit perut, seperti gorengan, makanan pedas, atau makanan berlemak.

    Bila Anda masih memiliki pertanyaan seputar penyebab sakit perut, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 15/02/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan