backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

10 Penyebab Maag, dari Penyakit Hingga Kebiasaan Sehari-hari

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 09/02/2021

    10 Penyebab Maag, dari Penyakit Hingga Kebiasaan Sehari-hari

    Maag sering dikaitkan dengan kebiasaan telat makan. Perut yang dibiarkan kosong diyakini dapat memicu produksi asam lambung berlebih sehingga menimbulkan gejala sakit maag. Padahal, penyebab maag bukan hanya akibat pola makan yang berantakan.

    Apa saja kondisi yang dapat menimbulkan sakit maag?

    Kondisi medis penyebab maag

    Artikel Kesehatan Seputar Gastritis dan Maag

    Maag sebenarnya bukanlah suatu penyakit khusus, melainkan kumpulan gejala yang menandakan masalah atau penyakit pada sistem pencernaan. Gejalanya mencakup sakit perut, perut kembung, mual, muntah, dan sebagainya.

    Secara umum, berikut berbagai kondisi medis yang dapat menyebabkan maag.

    1. Masalah pada saluran pencernaan

    Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, berbagai masalah pencernaan yang kerap menjadi penyebab maag adalah sebagai berikut.

    • Gastritis (radang lambung). Gastritis merupakan peradangan pada lapisan dalam lambung akibat infeksi bakteri, asam lambung, atau penyebab lainnya.
    • Gastroesophageal reflux disease (GERD). GERD merupakan kondisi ketika asam lambung naik menuju kerongkongan sehingga menyebabkan nyeri pada ulu hati (heartburn) dan iritasi kerongkongan.
    • Irritable bowel syndrome (IBS). IBS merupakan penyakit yang membuat kontraksi otot usus besar kurang optimal sehingga berujung pada diare atau sembelit.
    • Tukak lambung. Tukak lambung menandakan adanya luka atau lubang kecil pada dinding perut, yang biasanya disebabkan oleh gastritis parah.
    • Pankreatitis. Pankreatitis merupakan kondisi ketika pankreas mengalami radang sehingga menimbulkan infeksi, kerusakan jaringan, atau bahkan perdarahan.
    • Kanker lambung. Kanker berawal dari pertumbuhan tumor atau sel kanker ganas pada bagian dinding lambung.

    2. Infeksi bakteri penyebab maag

    Infeksi bakteri Helicobacter pylori merupakan salah satu penyebab gangguan pencernaan yang paling umum. Bakteri ini dapat menyebabkan gastritis, infeksi lambung, hingga tukak lambung akibat gastritis yang bertambah parah.

    Bakteri H. pylori menyerang lapisan lambung dan usus halus bagian atas sehingga menimbulkan gejala berupa sakit perut. Gejala lain yang umumnya muncul yakni perut kembung, sering sendawa, hilang nafsu makan, serta mual atau muntah.

    3. Penyakit autoimun

    Meskipun terbilang langka, penyakit autoimun juga bisa menjadi penyebab maag. Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh malah menyerang sel-sel sehat dalam tubuh Anda sendiri, bukannya melawan zat asing penyebab penyakit.

    Dalam hal ini, sel-sel kekebalan tubuh justru menyerang lapisan dinding lambung yang sehat dan tidak bermasalah. Alhasil, sel-sel penyusun lapisan dinding lambung pun mengalami peradangan atau bahkan kerusakan.

    4. Stres dan kecemasan

    Stres dan kecemasan memang tidak secara langsung menyebabkan maag. Akan tetapi, kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan tubuh. Stres dan kecemasan yang tidak dikelola dengan baik bisa memperburuk gejala gangguan pencernaan.

    Saat tubuh stres, produksi hormon prostaglandin akan menurun. Hormon ini berfungsi melindungi dinding lambung dari suasana yang terlalu asam. Menurunnya jumlah prostaglandin membuat dinding lambung lebih rentan terkikis.

    Kebiasaan buruk penyebab maag

    pantangan makanan penyakit sakit maag

    Selain kondisi medis, maag juga bisa disebabkan oleh kebiasaan yang kurang sehat. Berikut sederet kebiasaan yang dapat merangsang produksi asam lambung sehingga menimbulkan gejala maag.

    1. Langsung berbaring setelah makan

    Jika Anda langsung berbaring atau tidur setelah makan, hal ini dapat memicu naiknya makanan dan asam lambung ke kerongkongan. Akibatnya, Anda mungkin mengalami mual, sakit perut, atau nyeri pada dada dan perut.

    Agar kebiasaan ini tidak menjadi penyebab maag, berikan jeda waktu sekitar 2 – 3 jam setelah makan bila Anda ingin tidur. Biasakan juga untuk tidak makan berdekatan dengan waktu tidur guna menghindari kemungkinan munculnya maag.

    2. Porsi makan terlalu besar

    Makan dalam porsi yang terlalu besar dapat meningkatkan produksi asam lambung. Saat Anda makan banyak, lambung juga menerima tekanan berlebih karena meregang dengan cepat. Inilah yang lantas menjadi penyebab maag.

    Alih-alih makan tiga kali sehari dalam porsi besar, cobalah untuk makan sebanyak 4 – 5 kali dengan porsi yang lebih kecil. Dengan begitu, Anda tetap bisa mendapatkan asupan gizi tanpa risiko mengalami maag.

    3. Minum alkohol secara berlebihan

    Kebiasaan minum alkohol secara berlebihan bisa menyebabkan iritasi dan pengikisan lapisan lambung. Akibatnya, lambung menjadi lebih rentan terhadap kerusakan akibat terkena asam lambung secara terus-menerus.

    Kondisi ini akhirnya dapat menyebabkan gangguan pencernaan berupa gastritis. Jika kebiasaan ini tidak diubah atau peradangan tidak tertangani dengan baik, gastritis bisa saja berujung menjadi tukak lambung.

    4. Merokok penyebab maag

    Kebiasaan merokok dapat mengendurkan kekuatan otot sfingter kerongkongan bagian bawah. Otot ini berfungsi mencegah naiknya isi lambung ke kerongkongan. Jika otot sfingter melemah, asam lambung dapat mengalir naik dan menyebabkan heartburn.

    Selain itu, merokok juga memperlambat waktu pengosongan lambung dan mengurangi produksi air liur yang merupakan penetral asam lambung alami. Cairan asam akhirnya menumpuk di dalam lambung sehingga menjadi penyebab sakit maag.

    5. Makan makanan dan minuman tertentu

    Ketika gejala maag muncul, coba perhatikan makanan dan minuman yang akhir-akhir ini sering Anda konsumsi. Makanan dan minuman tertentu ternyata dapat memicu kambuhnya maag dan berbagai masalah pencernaan lainnya.

    Jika Anda sering mengalami kondisi ini, sebaiknya hindari makanan dan minuman penyebab maag berikut.

    • Makanan pedas. Meski tidak memicu produksi asam, makanan pedas atau mengandung bawang putih bisa memperparah gejala maag.
    • Makanan tinggi lemak. Makanan tinggi lemak dapat memperlambat waktu pengosongan lambung sehingga asam lambung berisiko naik ke kerongkongan.
    • Buah-buahan asam. Jeruk, lemon, tomat, dan sejenisnya dapat memperburuk gejala maag.
    • Minuman tertentu. Minuman bersoda, berkarbonasi, dan berkafein adalah penyebab maag yang sangat umum.

    Efek obat-obatan tertentu

    Obat-obatan memang dapat menghilangkan rasa sakit pada tubuh. Namun, jenis obat tertentu juga bisa menjadi penyebab munculnya keluhan maag. Salah satunya adalah obat pereda nyeri dari golongan non-steroid anti-inflamasi (NSAID).

    Konsumsi jangka panjang obat NSAID seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen dapat menipiskan lapisan lendir yang melindungi lambung. Ini akan membuat lambung lebih mudah mengalami iritasi akibat paparan asam lambung secara terus-menerus.

    Selain NSAID, jenis obat lain yang berpotensi menjadi penyebab maag yaitu:

    • estrogen dan kontrasepsi oral,
    • obat steroid,
    • antibiotik tertentu,
    • obat penyakit tiroid, dan
    • obat yang memiliki kandungan nitrat.

    Sebelum rutin mengonsumsi obat tertentu, pastikan Anda sudah berkonsultasi dengan dokter. Beritahu dokter mengenai kondisi medis yang Anda miliki, terutama yang berkaitan dengan sistem pencernaan Anda.

    Jika maag terbukti disebabkan oleh penggunaan obat, mintalah obat yang lebih aman bagi lambung Anda kepada dokter. Dokter mungkin juga dapat mempertimbangkan metode pengobatan lain untuk Anda.

    Maag adalah sekumpulan gejala yang menandakan masalah pada pencernaan Anda. Ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab maag, dari gaya hidup, kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, hingga efek obat-obatan.

    Dengan mengetahui penyebabnya, akan lebih mudah bagi Anda untuk mencegah maag kambuh di kemudian hari.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 09/02/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan