backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Cara Membedakan Sakit Perut Gejala Usus Buntu dan Maag

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 30/05/2022

    Cara Membedakan Sakit Perut Gejala Usus Buntu dan Maag

    Sekilas, sakit perut karena maag dan usus buntu memiliki gejala yang hampir sama. Tidak jarang hal ini membuat banyak orang salah mengartikan sakit perut yang dirasa. Akibatnya beberapa orang yang memang sebenarnya punya usus buntu menyangka jika dirinya hanya mengalami sakit perut karena telat makan.

    Keliru mengartikan penyebab sakit perut Anda bisa berujung pada salah diagnosis dan pengobatannya. Pada akhirnya ini bisa membuat gejala usus buntu yang diderita semakin parah.

    Itu sebabnya Anda perlu mengetahui perbedaan gejala yang ditimbulkan kedua penyakit ini agar bisa memberikan pengobatan yang tepat untuk kedua kondisi tersebut. Ada beberapa perbedaan penting antara sakit perut gejala usus buntu atau karena maag yang bisa Anda kenali.

    Apa bedanya sakit perut karena maag dan sakit perut gejala usus buntu?

    ilustrasi mengatasi perut kembung

    Sakit perut akibat gejala usus buntu

    Usus buntu (appendicitis) merupakan peradangan yang terjadi di apendiks atau usus buntu. Usus buntu adalah sebuah struktur berbentuk selang kecil yang menempel pada bagian awal usus besar yang terletak di perut bagian kanan bawah.

    Jika tidak segera diobati usus buntu dapat pecah dan menyebarkan infeksi ke bagian perut lainnya. Kalau situasi tersebut sudah terjadi, bagian lapisan perut juga akan ikut mengalami peradangan yang bisa berakibat fatal.

    Tanda utama sakit perut akibat gejala usus buntu adalah rasa sakit di perut bawah bagian kanan. Pada awalnya rasa sakit dimulai pada daerah tengah perut atau sekitar pusar yang terasa timbul-tenggelam.

    Lalu, rasa sakit ini perlahan-lahan bergerak ke bagian kanan bawah perut dan cenderung akan terfokus pada tempat di mana usus buntu berada. 

    Sakit perut pada titik ini akan terasa semakin parah dan intens. Jika disentuh juga akan terasa sakit. Sakit perut juga akan semakin memburuk ketika Anda mengambil nafas dalam-dalam, batuk, bersin, berjalan, atau gerakan yang menimbulkan penekanan pada perut kanan bawah.

    Selain sakit di perut bawah bagian kanan, usus buntu juga akan menimbulkan beberapa gejala lainnya, di antaranya:

    • nafsu makan menurun,
    • timbulnya rasa mual bahkan sampai muntah,
    • perut kembung,
    • tidak bisa buang angin (kentut), serta
    • demam.

    Sakit perut karena maag

    Pada dasarnya maag bukanlah sebuah penyakit, namun adalah tanda dari kondisi kesehatan atau penyakit lain yang menjadi penyebabnya. Maag bisa terjadi pada semua orang dari waktu ke waktu.

    Seseorang yang mengalami maag biasanya merasakan perasaan tidak nyaman atau nyeri pada saluran pencernaan bagian atas seperti perut, kerongkongan, ataupun usus dua belas jarinya.

    Gejala penyakit maag yang paling sering muncul adalah perut kembung. Perut kembung ini diakibatkan oleh lambung yang di dalamnya terdapat banyak gas. Selain itu, gejala lain yang mungkin muncul adalah:

    • mual dan muntah,
    • perut terasa panas,
    • sering bersendawa, akibat gas yang dihasilkan lambung,
    • merasa sakit di bagian perut dan bagian dada, serta
    • munculnya rasa asam di mulut.

    Masih bingung mana sakit perut gejala usus buntu atau maag? Perhatikan lokasi sakitnya

    Pada dasarnya, perbedaan paling mencolok antara sakit perut karena usus buntu dan maag adalah terletak pada lokasi sakitnya. Maag menyebabkan rasa sakit di perut bagian atas atau di sekitar ulu hati. Selain itu, umumnya penyakit maag tidak menyebabkan demam tinggi.

    Sementara itu sakit perut gejala usus buntu muncul di perut bagian kanan bawah. Terlebih jika ditekan, rasa sakit ini akan semakin memburuk.

    Jika Anda atau kerabat Anda yang memiliki gejala nyeri di kanan bawah yang terasa sangat nyeri, sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini untuk meminimalisasi risiko terjadinya penyakit usus buntu yang semakin parah.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 30/05/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan