backup og meta
Kategori

14

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Apakah Bisa Hamil bila Berhubungan Intim Saat Haid?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 24/08/2022

    Apakah Bisa Hamil bila Berhubungan Intim Saat Haid?

    Mungkin Anda pernah berpikir bahwa berhubungan intim saat haid tidak bisa membuat hamil. Padahal, anggapan bahwa wanita yang sedang menstruasi tidak bisa hamil adalah kesalahpahaman yang sering terjadi. Saat Anda sedang menstruasi, kemungkinan hamil masih tetap terbuka lebar. Berikut penjelasan lengkapnya.

    Alasan berhubungan intim saat haid tetap bisa hamil

    Terkadang sulit untuk menahan gairah seks yang sudah memuncak. Saat menstruasi, tidak sedikit wanita yang memiliki gairah seksual tinggi.

    Namun, tetap ada kekhawatiran dengan risiko kehamilan. Berikut alasan mengapa berhubungan intim saat menstruasi tetap bisa hamil.

    Siklus menstruasi yang pendek

    Mengutip dari American Pregnancy Association (APA), kemungkinan hamil bila berhubungan intim saat haid lebih tinggi kalau memiliki siklus menstruasi yang pendek.

    Ambil contoh, siklus menstruasi Anda adalah 21-24 hari. Artinya, masa subur atau ovulasi Anda terjadi lebih awal dari siklus.

    Selain itu, sperma bisa hidup dalam tubuh wanita sampai 5 hari.

    Jadi, saat Anda berhubungan intim ketika menstruasi hari terakhir, kemungkinan itu adalah masa ovulasi. 

    Ambil contoh pada hari ke-6 menstruasi Anda sudah selesai.

    Kemudian berhubungan seks pada hari ke-7 dan masa ovulasinya pada hari ke-11, kemungkinan sperma akan melekat pada rahim.

    Ovulasi biasanya terjadi saat pertengahan siklus dan waktu yang paling subur dalam siklus menstruasi. Artinya, itu adalah saat yang paling mungkin untuk hamil.

    Masa subur yang lebih panjang

    Berhubungan intim saat haid tetap bisa hamil juga karena siklus masa subur wanita yag lebih panjang.

    Untuk wanita yang memiliki siklus menstruasi 26-34 hari, kemungkinan hamil bila berhubungan intim saat haid memang kecil. Namun, kemungkinan hamil tetap ada.

    Hal ini karena masa subur setiap wanita berbeda-beda. Sel telur yang tubuh lepaskan selama proses ovulasi bertahan hanya 24 jam. 

    Jika tidak mengalami pembuahan oleh sperma, sel itu tidak bisa bertahan di dalam rahim.

    Kemudian keluar bersamaan dengan semua darah haid sekitar 14 hari kemudian.

    Untuk memastikan kehamilan, Anda bisa melakukan tes memakai test pack atau menghitung ovulasi dengan kalkulator masa subur. 

    Perdarahan vagina tidak selalu menstruasi

    Mengutip dari Rady Children’s Hospital San Diego, terkadang darah yang keluar dari vagina menandakan ovulasi, bukan menstruasi. 

    Pada sebagian wanita, saat ovulasi dinding rahim lebih sensitif, sehingga bisa bercak darah sebagai tanda kalau ia sedang masuk masa subur.

    Sebenarnya, setiap wanita memiliki masa subur yang berbeda. Ini membuat Anda agak kesulitan mengetahui kapan ovulasi berlangsung.

    Mengingat sperma bisa bertahan selama 72 jam setelah ejakulasi, berhubungan intim saat menstruasi atau haid tetap bisa memicu hamil.

    Risiko kesehatan bila berhubungan intim saat haid 

    Mengutip dari Planned Parenthood, berhubungan intim saat haid tetap bisa membuat wanita hamil. 

    Selain kehamilan, risiko kesehatan lain bila berhubungan intim saat menstruasi adalah infeksi menular seksual.

    Pasalnya, darah menstruasi yang menempel pada penis, pubis, dan area genital lain bisa memicu pertumbuhan bakteri dan kuman. 

    Untuk mengurangi risiko tersebut, Anda bisa menggunakan kondom saat berhubungan intim.

    Jika masih khawatir dengan risiko kehamilan meski sudah berhubungan intim pakai kondim, perhatikan gejala kehamilan.

    Apakah ada gejala seperti kram perut ringan, bercak darah, nyeri payudara, dan perubahan mood. Gejala-gejala ini dapat terjadi sekitar dua minggu setelah ovulasi.

    Gejala kehamilan lain yang harus diwaspadai saat usia kehamilan mencapai usia enam atau tujuh minggu adalah mual, muntah, dan kelelahan parah.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 24/08/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan