Meski penyebab kanker kolorektal tidak diketahui secara pasti, kemungkinan terjadi akibat mutasi DNA dalam sel. Mutasi membuat sistem instruksi sel dalam DNA menjadi rusak, sehingga sel berfungsi secara abnormal.
Sel seharusnya tumbuh, membelah, dan mati secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sayangnya, sel abnormal bertindak di luar kendali. Sel terus membelah dan tidak mati sehingga menyebabkan adanya penumpukan. Penumpukan sel inilah yang nantinya akan membentuk tumor di usus besar maupun rektum.
Seiring waktu, tumor akan semakin membesar dan menimbulkan pembengkakan dan rasa nyeri hebat karena menekan saraf di sekitarnya. Tidak hanya tumor, kanker kolorektal juga bisa terbentuk dari polip (benjolan akibat pertumbuhan sel yang berlebihan) yang abnormal.
Namun, gejala kanker yang menyerang usus besar dan rektum ini hanya bisa dilihat dengan prosedur medis tertentu. Salah satunya adalah kolonoskopi, yakni memasukkan tabung fleksibel yang panjang dan dilengkapi kamera video yang terpasang di monitor.
Lewat alat tersebut, dokter dapat melihat seluruh usus dan rektum serta menemukan polip abnormal atau tumor. Kemudian, dokter akan mengambil jaringan kecil untuk sampel dengan biopsi. Sampel tersebut kemudian akan dibawa ke laboratorium, dilihat dengan mikroskop, dan dipastikan merupakan kanker atau bukan.
7. Mengalami anemia
Adanya kanker pada usus maupun rektum dapat menyebabkan perdarahan. Itulah sebabnya, orang terkena kanker usus akan mengalami ciri-ciri berupa BAB berdarah. Di samping itu, perdarahan ini juga bisa menyebabkan anemia.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar