backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

8 Hal Penting Selama Pemulihan Setelah Kanker Serviks

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 06/10/2020

    8 Hal Penting Selama Pemulihan Setelah Kanker Serviks

    Jika Anda didiagnosis mengalami kanker serviks, Anda bisa segera menjalani pengobatan kanker serviks. Setelah itu, penting bagi Anda mencegah kemungkinan kambuhnya kanker, demi menghindari berbagai kemungkinan komplikasi kanker serviks. Apa saja yang bisa dilakukan selama proses pemulihan setelah kanker serviks? Simak penjelasannya berikut ini. 

    Berapa lama waktu proses pemulihan setelah pengobatan kanker serviks?

    Kanker serviks mungkin akan memberikan perubahan pada hidup Anda. Meski telah menjalani pengobatan, baik dengan prosedur medis, penggunaan obat medis kanker serviks, maupun pengobatan alami kanker serviks , Anda tetap harus menjalani pemulihan setelah kanker serviks.

    Waktu yang dibutuhkan setiap pasien untuk menjalani proses penyembuhan tidaklah sama. Hal tersebut tergantung dari jenis pengobatan kanker serviks yang Anda jalani, entah itu histerektomi, terapi radiasi, kemoterapi, terapi target, atau imunoterapi.

    Pengobatan kanker serviks dengan histerektomi pun ada berbagai macam. Jenis operasi angkat rahim yang diambil akan memengaruhi proses penyembuhan setelah kanker serviks Anda. Walau demikian, Anda akan membutuhkan waktu sekitar 6-12 minggu.

    Tips selama proses pemulihan setelah kanker serviks

    Menurut Cancer Council Victoria, perasaan takut bahwa kanker serviks akan kembali muncul, frustasi, khawatir akan proses pemulihan setelah pengobatan, dan berbagai perasaan tak menentu lainnya adalah hal yang wajar.

    Namun, bukan berarti sebagai orang yang telah berhasil melalui pengobatan, Anda boleh pasrah terhadap keadaan. Maka itu, ada beberapa tips yang bisa Anda jalani agar tetap sehat dan hindari berbagai hal yang berpotensi menjadi penyebab kanker serviks datang lagi.

    1. Istirahat yang cukup

    Setelah menjalani pengobatan,  Anda tentu ingin benar-benar sembuh dari kanker serviks. Maka itu, penting bagi Anda untuk istirahat yang cukup selama proses pemulihan setelah pengobatan kanker serviks. Ibaratnya, tubuh telah bekerja cukup keras selama pengobatan kanker serviks berlangsung.

    Setelah pengobatan selesai, tubuh butuh waktu kembali untuk berangsur-angsur pulih seperti sedia kala. Itu sebabnya, Anda dianjurkan untuk istirahat agar proses pemulihan diri setelah kanker serviks berjalan dengan lebih cepat, terutama jika Anda usai menjalani kemoterapi dan radioterapi.

    Dokter biasanya akan meminta anggota keluarga untuk membebaskan Anda dari pekerjaan rumah yang mungkin akan menguras tenaga. Tujuannya, agar proses pemulihan setelah kanker serviks ini berjalan dengan efektif.

    Bahkan, dokter mungkin juga akan meminta Anda untuk rehat sejenak dari berbagai aktivitas selama proses pemulihan setelah kanker serviks, seperti bekerja. Dengan begitu, Anda bisa fokus beristirahat selama menjalani proses penyembuhan.

    2. Hindari berhubungan seksual untuk sementara waktu

    berapa kali ganti seprai setelah berhubungan seks

     Sebenarnya, melakukan hubungan seks setelah pengobatan kanker serviks terbilang aman dan tidak masalah. Hanya saja, Anda tidak bisa langsung melakukan kegiatan intim ini segera setelah pengobatan kanker serviks selesai.

    Artinya, selama masa pemulihan setelah kanker serviks, Anda tidak bisa melakukan hubungan seksual untuk sementara waktu. Umumnya, butuh waktu kurang lebih 6 minggu sampai Anda dapat kembali melakukan hubungan seksual dengan pasangan.

    Namun, sebaiknya hindari melakukan hubungan seks kurang dari kurun waktu 4 minggu setelah pengobatan kanker serviks selesai. Hal tersebut bisa saja membuat Anda berisiko mengalami infeksi.

    Selain itu, ada juga aturan lain yang perlu diketahui saat Anda melakukan hubungan seks setelah pengobatan kanker serviks, khususnya kemoterapi, yaitu pasangan Anda sebaiknya menggunakan kondom.

    Meski belum diketahui secara pasti apakah hubungan seks bisa berpengaruh pada pria atau tidak, 0bat kemoterapi dikhawatirkan bisa keluar melalui cairan vagina ataupun sperma.

    Kondisi ini harus dihadapi bersama dengan pasangan. Maka itu, cobalah untuk selalu terbuka dengan pasangan Anda. Lalu, selama proses pemulihan setelah kanker serviks, cobalah untuk mencurahkan perhatian terhadap kesembuhan Anda terlebih dahulu.

    Tak hanya itu, Anda juga bisa “berinovasi’ agar tetap menjaga keintiman dengan pasangan tanpa berhubungan seks. Diskusikan dengan pasangan bagaimana menghadapi situasi tersebut, sehingga Anda pun tidak perlu terlalu khawatir selama menghadapi proses pemulihan setelah kanker serviks.

    3. Hindari mengangkat beban berat

    pengobatan kanker paru

    Selama menjalani masa pemulihan setelah kanker serviks, akan ada beberapa pantangan untuk pasien yang sebaiknya dihindari. Salah satunya adalah mengangkat beban yang berat. Anda bahkan mungkin dilarang mengangkat tas belanja yang berat, menggendong anak-anak, mengangkat galon, dan benda berat lainnya.

    Selama masa pemulihan setelah kanker serviks, Anda mungkin juga akan diminta untuk tidak mengemudi selama 3-8 minggu setelah menjalani pengobatan, khususnya jika Anda melakukan histerektomi.

    Ada beberapa jenis histerektomi, dan biasanya Anda butuh waktu sekitar 8-12 minggu sampai benar-benar pulih kembali setelah melakukan histerektomi radikal.

    4. Jaga berat badan tetap ideal

    Selama masa penyembuhan atau pemulihan setelah kanker serviks, Anda disarankan untuk menjaga berat badan. Menjaga berat badan yang sehat bukan hanya penting untuk kesehatan secara keseluruhan, tapi juga baik guna menurunkan risiko kekambuhan kanker serviks.

    Sayangnya, beberapa pengobatan kanker serviks dinilai bisa berpengaruh terhadap berat badan dan ukuran lingkar pinggang Anda. Bahkan, berat badan yang meningkat cenderung lebih susah turun setelah melakukan perawatan kanker serviks. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh tubuh yang lelah, kurang fit, maupun hal lain yang Anda hadapi.

    Terlepas dari peningkatan atau penurunan berat badan Anda, penting untuk mengusahakan berat badan kembali normal. Agar lebih mudah, Anda bisa menilai kategori berat badan Anda dengan menggunakan kalkulator indeks massa tubuh (BMI) dari Hello Sehat.

    Jika pengobatan kanker serviks memengaruhi kemampuan Anda dalam makan sehingga membuat berat badan menurun, coba cari cara yang bisa membantu Anda untuk makan dengan baik.

    Sebagai contoh, pilihlah makanan sehat tapi tetap perhatikan gizinya. Cara lainnya, Anda juga mungkin perlu mengubah kebiasaan makan harian. Anda bisa mulai menjajal porsi makan yang lebih sedikit tapi dalam frekuensi yang sering setiap harinya.

    5. Terapkan pola makan seimbang

    menentukan porsi makan siang ideal

    Setelah melalui proses pengobatan kanker serviks, di masa pemulihan setelah pengobatan ini Anda juga dianjurkan untuk memperbanyak makan makanan sumber serat, dari sayur dan buah-buahan.

    Cobalah untuk mengonsumsi makanan sehat untuk penderita kanker serviks, misalnya buah dan sayur yang kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan. Antioksidan dapat membantu menghancurkan agen penyebab kanker dan sel kanker itu sendiri.

    Justru, hindari berbagai pantangan makanan untuk penderita kanker serviks, seperti daging merah dan daging olahan. Jika ingin mengonsumsinya, makanlah dalam porsi yang terbatas. Hindari daging merah yang mengandung lemak, dan pilih daging yang kaya akan seng, zat besi, protein, dan vitamin B12.

    6. Lakukan olahraga yang sesuai untuk kondisi Anda

    Anda mungkin berpikir bahwa saat proses pemulihan setelah kanker serviks, olahraga termasuk kegiatan pantangan untuk para pasien. Padahal, boleh-boleh saja kok, menjalani olahraga selama masih sesuai dengan kondisi kesehatan.

    Meski begitu, Anda mungkin masih tidak diperlakukan untuk melakukan olahraga berat. Beberapa jenis olahraga yang disarankan untuk pasien kanker serviks termasuk berjalan kaki, peregangan, pernapasan dalam, dan beberapa jenis olahraga yang lain.

    Sebelum berolahraga saat masa pemulihan kanker serviks, ada baiknya juga jika berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Ia akan membantu Anda menentukan jenis olahraga yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan.

    7. Jalani perawatan tindak lanjut

    Meski telah usai menjalani pengobatan, bukan berarti Anda sudah berhenti melakukan perawatan lanjutan atau check-up ke dokter. Justru, Anda tetap harus menjalani rutinitas mengunjungi dokter untuk memastikan bahwa kondisi Anda benar-benar baik saja setelah menjalani pengobatan.

    Peranan pasangan cukup penting dalam masa ini, khususnya bagi wanita yang telah menikah. Pasalnya, seorang wanita yang baru pulih dari kanker serviks mungkin memiliki ketakuan tersendiri untuk melakukan pemeriksaan dengan dokter.

    Oleh sebab itu, suami atau pasangan sebaiknya selalu menemani istri saat melakukan pemeriksaan rutin ke dokter. Selain menjadi bagian dari support system, suami juga perlu mendengarkan bagaimana penjelasan dokter mengenai kondisi istri.

    Dalam proses pemulihan setelah kanker serviks, Anda mungkin masih harus tetap menjalani pap smear secara rutin. Hal ini penting untuk terus memastikan bahwa kondisi tubuh Anda memang benar-benar sehat dan terbebas dari kanker serviks.

    Selain itu, hampir semua pengobatan kanker dapat memberikan efek samping, begitu juga dengan perawatan kanker serviks. Sebagian dapat berlangsung untuk jangka waktu yang pendek, beberapa minggu hingga berbulan-bulan. Lainnya dapat bertahan hingga sepanjang hidup Anda.

    Oleh sebab itu, saat proses pemulihan setelah kanker serviks, check-up adalah waktu untuk Anda memberi tahu dokter mengenai setiap perubahan atau masalah yang disadari dan setiap pertanyaan atau kekhawatiran yang Anda miliki.

    Pemeriksaan ini juga memungkinkan dokter untuk memeriksa tanda-tanda dan gejala kanker yang kambuh kembali atau kanker baru.

    Wanita yang pernah terkena kanker serviks memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena kanker vagina, dan juga beresiko untuk terkena HPV yang berkaitan dengan kanker atau, lebih jarang, kanker sebagai efek samping pengobatan.

    Maka itu, Anda perlu lebih peka terhadap kondisi tubuh. Jika saat proses pemulihan setelah pengobatan Anda merasakan gejala kanker serviks yang muncul kembali, segera periksakan kondisi ke dokter.

    8. Kelola perubahan emosi sebaik mungkin

    nafsu makan menurun

    Dibandingkan dengan anjuran proses penyembuhan atau pemulihan setelah kanker serviks yang telah disebutkan sebelumnya, mengatur perubahan emosi diri kerap kali dikesampingkan. Padahal, tak jarang, pengobatan kanker serviks yang Anda jalani bisa saja berdampak pada emosional diri.

    Alhasil, Anda mungkin sering merasa gelisah, tertekan, hingga membuat Anda uring-uringan dan murung seharian. Perubahan emosi tersebut bisa disebabkan oleh perasaan sedih, tertekan, dan stres, akibat dari kanker serviks yang pernah Anda alami.

    Di sisi lain, hal tersebut juga mungkin terjadi karena Anda dibayang-bayangi oleh ketakutan dan kecemasan terhadap kejadian yang akan datang. Itulah mengapa tidak sedikit pasien kanker serviks yang setelah menjalani pengobatan, merasa bahwa hidupnya berbeda dengan saat belum didiagnosis mengalami penyakit ini.

    Berbagai penyebab tersebut yang mungkin membuat Anda merasa sedih dan gelisah tanpa didasari oleh alasan yang jelas. Memang butuh waktu sampai Anda benar-benar bisa kembali mengelola emosi dan perasaan sendiri.

    Namun dalam hal ini, jangan ragu untuk meminta bantuan dari orang-orang terdekat seperti keluarga, sahabat, maupun pasien kanker serviks lainnya. Tujuannya untuk memberikan dukungan, menyemangati, sekaligus membantu Anda merasa lebih baik.

    Jika perlu, Anda bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk mendapatkan konseling dengan ahlinya terkait kondisi yang sedang Anda alami.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 06/10/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan