backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Vaksin Hepatitis A pada Anak, Ini Manfaat dan Jadwalnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 22/05/2023

Vaksin Hepatitis A pada Anak, Ini Manfaat dan Jadwalnya

Imunisasi pada anak sangat penting untuk mencegah penularan penyakit sejak dini. Jenis imunisasi yang harus anak terima juga sangat banyak, salah satunya vaksin hepatitis A. Seberapa penting vaksin ini? Apakah anak harus mendapatkannya meski sudah melakukan imunisasi hepatitis B? Berikut penjelasannya.

Apa itu vaksin hepatitis A?

vaksin pcv

Imunisasi hepatitis A adalah cara untuk mencegah infeksi virus penyebab hepatitis A (HAV) pada anak.

Virus penyakit hepatitis A sangat menular dan bisa menginfeksi bagian hati secara akut sehingga mengakibatkan peradangan.

Apa perbedaannya dengan hepatitis B? Mengutip dari Mayo Clinic, virus hepatitis B menular lewat cairan tubuh, seperti darah, air liur, sperma, atau cairan vagina.

Ibu yang memiliki hepatitis B akan menularkan kepada bayi dalam kandungannya.

Sementara hepatitis A, penyebarannya bisa dengan mudah melalui konsumsi makanan dan minuman, melakukan hubungan seksual dengan penderita, atau terpapar feses yang telah mengandung virus hepatitis A.

Perilaku hidup tidak bersih dan sehat seperti jarang mencuci tangan juga dapat menjadi faktor risiko seseorang untuk terkena penyakit hepatitis A.

Orang dewasa yang terinfeksi virus hepatitis A biasanya akan mengalami sejumlah gangguan kesehatan, seperti merasa kelelahan, demam, mual, muntah-muntah, dan penyakit kuning (jaundice)

Sebaliknya, anak-anak memang secara umum justru tidak memperlihatkan gejala saat terkena infeksi virus hepatitis A.

Namun, anak-anak tetap bisa menjadi carrier atau pembawa yang dapat menularkan virus. Kondisi ini justru jauh lebih berbahaya karena tidak terdeteksi.

Oleh sebab itu, pemberian imunisasi hepatitis A tidak hanya berdampak positif terhadap kesehatan pribadi, melainkan juga bisa membasmi wabah penyakit yang merugikan banyak orang.

Bagaimana cara kerja vaksin hepatitis A?

umur berapa anak vaksin HPV

Mengutip dari WHO, ada dua tipe vaksin yang dapat orangtua gunakan untuk mencegah infeksi virus hepatitis A pada anak.

Pertama, Live attenuated vaccines, khusus untuk menghentikan wabah hepatitis A di India dan Tiongkok.

Kedua, vaksin HAV non-aktif (formaldehyde-inactivated vaccines), negara selain India dan Tiongkok menggunakan jenis vaksin ini.

Untuk orang dewasa biasanya terdapat vaksin kombinasi yang sekaligus dapat melawan infeksi virus hepatitis A dan B.

Pada masing-masing pemberian, dosis imunisasi hepatitis A untuk anak-anak berumur 1—15 tahun adalah 0,5 ml.

Pada orang dewasa pemberian vaksin hepatitis A sebanyak dua kali dengan rentang waktu 6 bulan setelah vaksinasi pertama. Dosisnya 1 ml untuk setiap pemberian vaksin.

Namun, untuk orang yang memiliki kondisi kesehatan dengan kekebalan tubuh yang tinggi, mendapatkan satu dosis vaksin sudah cukup efektif untuk menangkal infeksi virus hepatitis A.

Siapa yang membutuhkan vaksin hepatitis A?

Bayi akan divaksin pada jadwal imunisasi bayi

Meski WHO dan pemerintah sudah melakukan strategi pencegahan melalui pemberian imunisasi hepatitis A, sekelompok orang masih berisiko terjangkit penyakit ini.

1. Bayi dan anak-anak

Berdasarkan jadwal pemberian imunisasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian imunisasi hepatitis A pada anak sejak si Kecil usia 12—24 bulan sebanyak dua kali dengan jeda 6—36 bulan setelah suntikan pertama.

Sebagai contoh, berikut jeda pemberiannya.

  • Usia 12 bulan untuk suntikan pertama.
  • Usia 3 tahun untuk suntikan kedua.

2. Orang dewasa

Frontline Medical Communications menerbitkan penelitian bahwa orang dewasa termasuk ke dalam kelompok orang yang rentan terhadap paparan virus hepatitis A.

Ini membuat pemberian vaksin hepatitis A masih perlu untuk meredakan epidemi. Berikut beberapa kondisinya. 

  • Akan berpergian ke tempat yang mengalami wabah penyakit hepatitis A (vaksin hepatitis A sebaiknya diberikan 2—4 minggu sebelum keberangkatan).
  • Pulang dari tempat yang terjangkit epidemi hepatitis A.
  • Memiliki penyakit hati kronis.
  • Tinggal bersama orang yang terinfeksi virus hepatitis A.
  • Menjalani pengobatan yang menggunakan jarum suntik.
  • Menggunakan obat-obatan terlarang.
  • Bekerja dalam penelitian virus hepatitis A.
  • Merawat atau berinteraksi dengan hewan primata yang terinfeksi.

Bagaimana dengan ibu hamil dan menyusui, apakah aman melakukan vaksin hepatitis A?

Ibu hamil dan menyusui tetap bisa mendapatkan imunisasi hepatitis A. Vaksin ini tidak berdampak buruk pada proses menyusui dan tidak menyebabkan keguguran pada ibu hamil.

Siapa yang tidak boleh mendapatkan vaksin hepatitis A?

vaksin hepatitis A

Manfaat imunisasi yaitu menjadi salah satu cara untuk mencegah penyebaran dan penularan penyakit hepatitis A.

Namun, ada beberapa kondisi yang membuat seseorang harus menunda, bahkan tidak boleh menerima vaksin. 

1. Memiliki alergi yang mengancam jiwa

Memiliki reaksi alergi kronis yang mengancam keselamatan jiwa. Biasanya, reaksi dari alergi akan muncul setelah mendapatkan vaksin hepatitis A.

Oleh karena itu, tanyakan terlebih dahulu pada petugas kesehatan komponen apa saja yang terkandung pada vaksin tersebut.

2. Sakit ringan

Biasanya, Anda tetap diperbolehkan mendapatkan vaksin hepatitis A jika mengalami batuk pilek atau merasa tidak enak badan.

Namun jika mengalami penyakit parah, misalnya demam tinggi, Anda bisa menunda pemberian vaksin sampai pulih.

Apa efek samping vaksin hepatitis A?

vaksin hepatitis A

Seperti obat lainnya, vaksin juga memiliki efek samping meski umumnya ringan.

Menurut WHO, imunisasi hepatitis A umumnya bekerja dengan efektif tanpa menimbulkan efek samping berarti, tapi kemungkinan terjadinya reaksi yang berbahaya tetap ada.

Mengutip dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) ada efek samping imunisasi yang mungkin terjadi.

1. Efek samping ringan yang umum terjadi

Biasanya, imunisasi hepatitis A hanya menimbulkan efek samping ringan yang tidak membahayakan, seperti berikut ini.

  • Kemerahan pada area suntikan.
  • Demam ringan.
  • Sakit kepala.
  • Kelelahan.

Kondisi di atas biasanya timbul segera setelah pemberian imunisasi dan akan hilang sendiri 1—2 hari. Dokter akan menjelaskan reaksi ini lebih detail saat konsultasi.

2. Efek samping berat yang sangat langka

Pemberian vaksin dapat memicu terjadinya reaksi alergi yang cukup serius, meski sangat jarang terjadi.

Rasio kemungkinan 1 diantara 1 juta dosis vaksin, tetapi reaksi ini dapat berlangsung dalam beberapa menit saja setelah pemberian vaksin.

Reaksi yang muncul, yaitu sebagai berikut.

  • Pembengkakan pada wajah.
  • Tubuh menggigil.
  • Kesulitan bernapas.
  • Jantung berdegup kencang.

Selain itu, beberapa orang bisa pingsan setelah menjalani vaksin. Untuk mengatasinya, berbaringlah selama 15 menit setelah melakukan imunisasi hepatitis A. 

Cara ini bisa membantu untuk mencegah pingsan dan terluka akibat terjatuh. Beri tahu dokter bila mengalami pusing, pandangan kabur, atau telinga mendengung.

Namun, hal yang perlu orangtua ingat, efek samping anak yang tidak menerima imunisasi atau anak terlambat imunisasi lebih besar daripada  yang mendapat vaksin.

Jadi, penting untuk orangtua memberikan pencegahan agar si Kecil tidak tertular dan menyebarkan penyakit berbahaya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 22/05/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan