backup og meta
Kategori

2

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

9 Gejala Preeklamsia yang Harus Diwaspadai Ibu Hamil

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 02/04/2023

    9 Gejala Preeklamsia yang Harus Diwaspadai Ibu Hamil

    Kenaikan tekanan darah selama kehamilan memang umum terjadi. Namun, jika kondisi tersebut berlangsung secara terus-menerus atau semakin memburuk, bisa jadi ibu tengah mengalami gejala preeklamsia.

    Preeklamsia (preeklampsia) sendiri merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang cukup serius dan membahayakan janin. Apa saja tanda-tandanya?

    Apa saja gejala preeklamsia?

    Deteksi dini preeklampsia dapat mencegah eklamsia, yakni komplikasi lebih lanjut yang membuat ibu hamil mengalami kejang-kejang, koma, bahkan kematian.

    Untungnya, komplikasi karena preeklamsia jarang terjadi selama ibu dapat mengenali gejalanya lebih awal dan mengikuti perawatan yang dianjurkan oleh dokter.

    Berikut merupakan gejala preeklamsia yang sebaiknya ibu ketahui untuk mencegah komplikasi.

    1. Tekanan darah tinggi

    mencegah hipertensi dan atrial fibrilasi

    Ciri-ciri preeklamsia yang paling umum dan mudah dideteksi ialah kenaikan tekanan darah.

    Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah yang berada pada 140/90 mmHg, khususnya pada minggu ke-20 kehamilan ketika preeklamsia banyak ditemukan.

    Berdasarkan sebuah studi dalam jurnal Vascular Health and Risk Management, preeklamsia ringan ditanda dengan tekanan darah diastolik (kondisi jantung relaksasi) di atas 90 mmHg.

    Sementara itu, preeklampsia berat ditandai dengan tekanan diastolik di atas 110 mmHg.

    Mengingat bahaya yang timbul akibat preeklampsia, penting untuk melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin selama kehamilan.

    Siapa saja yang bisa terkena preeklamsia?

    Meskipun preeklampsia disebabkan oleh tekanan darah tinggi, ibu hamil yang tidak memiliki riwayat atau gejala hipertensi sebelum kehamilan juga berisiko mengalami kondisi ini.
    Pasalnya, kenaikan tekanan darah tersebut terjadi karena perkembangan plasenta yang terganggu. Oleh karena itu, semua ibu hamil bisa mengalaminya.

    2. Keberadaan protein dalam urine

    Proteinuria atau keberadaan protein dalam urine merupakan tanda preeklampsia yang perlu diwaspadai.

    Proteinuria terjadi karena preeklampsia mengganggu kinerja ginjal sehingga kemampuannya untuk menyaring darah pun berkurang.

    Jika ginjal tidak bekerja dengan baik, protein yang seharusnya diserap oleh darah untuk dialirkan ke seluruh tubuh justru masuk ke dalam urine dan dikeluarkan melalui kencing.

    Hilangnya protein bersama urine juga membuat ibu hamil juga kehilangan manfaat zat gizi tersebut. Padahal, protein sangat dibutuhkan selama kehamilan.

    3. Bengkak pada beberapa bagian tubuh

    sindrom angioedema

    Pembengkakan karena penumpukan cairan dalam jaringan tubuh (edema) merupakan keluhan yang umum selama kehamilan.

    Namun, pembengkakan saat hamil umumnya terjadi pada kaki. Ibu patut curiga jika edema juga terjadi pada tangan, wajah, dan bahkan mata.

    Apabila ibu mengalami kondisi tersebut, segera hubungi dokter. Pasalnya, kondisi tersebut bisa menjadi gejala preeklamsia.

    4. Sakit kepala

    Kepala yang terasa sakit, berat, tumpul, dan berdenyut merupakan masalah kehamilan yang umum terjadi.

    Namun, rasa sakit tersebut mungkin menandakan preeklampsia jika disertai dengan gangguan penglihatan, nyeri di bawah tulang rusuk, hingga sesak napas, terutama pada usia kehamilan 20 minggu.

    Jika rasa sakit tidak juga berkurang saat ibu berbaring atau mata ibu jadi lebih sensitif terhadap cahaya, segera konsultasikan ke dokter.

    Apabila dibiarkan, sakit kepala saat hamil karena preeklampsia bisa menyebabkan komplikasi kehamilan yang berbahaya.

    5. Kenaikan berat badan

    Kenaikan berat badan saat hamil tentu merupakan hal yang wajar. Akan tetapi, waspadalah jika ibu mengalami kenaikan berat badan lebih dari 1,3–2,3 kg setiap minggunya.

    Kenaikan berat badan secara tiba-tiba bisa saja disebabkan karena air yang seharusnya dibawa ke dalam ginjal dan dikeluarkan dalam bentuk urine justru bocor dan masuk ke bagian tubuh lainnya.

    Meski begitu, tidak semua kenaikan berat badan saat hamil disebabkan oleh preeklampsia. Oleh karena itu, penting untuk memastikan kondisi tersebut ke dokter.

    6. Mual dan muntah

    Morning sickness merupakan keluhan pada awal masa kehamilan yang kerap ditandai dengan rasa mual dan muntah.

    Kondisi ini biasanya normal dan akan membaik dengan sendirinya seiring pertumbuhan janin.

    Akan tetapi, Anda perlu berhati-hati jika mual dan muntah yang hebat kembali terjadi setelah trimester pertama kehamilan. Kondisi ini bisa saja menjadi tanda preeklamsia.

    Jika Anda kerap merasa mual tanpa penyebab tertentu, khususnya pada usia kandungan 20 minggu, segera hubungi dokter.

    7. Hiperrefleksia

    Reaksi sistem saraf berlebihan atau hiperrefleksia adalah kondisi ketika tubuh ibu mengalami refleks yang lebih kuat dari biasanya.

    Contoh hiperrefleksia adalah ketika lutut terpental secara berlebihan saat terbentur atau menyentuh sesuatu.

    Kondisi ini terjadi karena reaksi berlebihan pada sistem saraf involunter yang bekerja dengan sendirinya.

    Refleks tubuh secara berlebihan akan meningkatkan risiko ibu hamil kejang-kejang.

    8. Nyeri pada bahu atau perut bagian atas

    Ciri-ciri preeklamsia selanjutnya yang perlu segera ditangani yaitu nyeri pada perut bagian atas atau bahu.

    Rasa nyeri pada area tersebut bahkan bisa menandakan sindrom HELLP, yaitu komplikasi yang mengganggu kinerja hati dan sel darah merah.

    Ibu patut mencurigai rasa sakit pada perut bagian atas atau bahu, terutama bila kemunculan nyeri tersebut mendekati hari perkiraan lahir.

    Selain bahu dan perut, nyeri punggung bagian bawah yang disertai sakit perut juga bisa menjadi gejala preeklamsia.

    9. Kecemasan berlebih

    Preeklamsia juga dapat ditandai dengan rasa cemas berlebih yang disertai sesak napas, peningkatan denyut nadi, dan linglung.

    Kondisi tersebut memang umum terjadi ketika tekanan darah meningkat (hipertensi). Namun, jika tidak ditangani secara tepat dan cepat, komplikasi hipertensi mungkin saja terjadi.

    Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang perlu segera ditangani. Pasalnya, kondisi tersebut tidak hanya membahayakan ibu, tetapi juga janin.

    Selain dengan rutin memeriksakan kesehatan ke dokter kandungan, ibu juga bisa mengendalikan tekanan darah tinggi dengan menerapkan pola hidup sehat.

    Cara menurunkan tekanan darah dapat dimulai dengan mengurangi konsumsi makanan penyebab darah tinggi, minum air putih yang cukup, dan olahraga secara rutin.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 02/04/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan