backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mencegah dan Menurunkan Risiko Hipertensi pada Ibu Menyusui

Ditinjau oleh dr. Yoviena Kusuma Dewi, CLC · Konsultan Laktasi · KMNC Depok


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 24/11/2023

Mencegah dan Menurunkan Risiko Hipertensi pada Ibu Menyusui

Hipertensi (tekanan darah tinggi) pada ibu menyusui adalah masalah kesehatan yang serius yang memerlukan perhatian dan pemantauan khusus. Apalagi, kesehatan ibu sangat perlu diperhatikan selama menyusui. 

Di sisi lain, menyusui itu sendiri dipercaya bisa memberi dampak positif pada tekanan darah ibu. Lantas, apa yang menjadi penyebab hipertensi pada ibu menyusui? Bagaimana cara mengatasinya? Simak lebih jelasnya melalui artikel di bawah ini.

Fakta seputar menyusui yang bisa menurunkan risiko hipertensi

relaktasi

Menyusui telah terbukti membawa manfaat bagi ibu dan bayi. Menyusui disebut dapat mengurangi stres serta menurunkan risiko berbagai penyakit kronis pada ibu, seperti diabetes dan penyakit jantung, pada kemudian hari.

Bukan hanya itu, proses menyusui juga ternyata memberi dampak yang baik bagi tekanan darah seorang ibu. Berikut beberapa fakta mengenai menyusui dan hipertensi yang perlu Anda tahu.

1. Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan penelitian di American Journal of Epidemiology, risiko hipertensi pada ibu menyusui menurun secara drastis apabila ia menjalani program ASI eksklusif selama setidaknya 6 bulan. 

Penelitian ini secara tidak langsung membuktikan bahwa menyusui dapat membuat tekanan darah menjadi lebih sehat. 

Peneliti menduga bahwa pelepasan hormon oksitosin ketika menyusui dapat memberi efek jangka panjang pada kesehatan pembuluh darah dan kestabilan tekanan darah, yang kemudian dikaitkan dengan penurunan risiko hipertensi pada ibu menyusui. 

2. Menurunkan risiko aterosklerosis

Sanne Peters, seorang peneliti di Oxford University, mengatakan bahwa menyusui dapat mengurangi risiko wanita mengalami aterosklerosis, yang merupakan faktor risiko stroke dan penyakit jantung.

Mengapa demikian? Selama hamil, tubuh wanita ‘diprogram’ untuk mengumpulkan lemak demi memastikan janin mendapatkan cukup nutrisi dan sebagai persiapan menyusui ketika nanti bayi lahir.

Ibu yang menyusui rata-rata akan membakar ekstra 500 kalori setiap harinya. Pembakaran kalori ekstra ini akan membantu ‘membakar’ cadangan lemak yang ada di dalam tubuh ibu. 

Ini termasuk yang menempel di dalam pembuluh darah atau biasa disebut dengan plak aterosklerosis.

Melalui proses ‘pembakaran lemak’ inilah, ibu yang menyusui akan lebih mudah mengontrol berat badan (kembali ke berat badan sebelum hamil) serta menurunkan risiko penyakit terkait pembuluh darah, seperti hipertensi dan penyakit jantung setelah melahirkan.

Itu sebabnya para ahli merekomendasikan bahwa bayi disusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya. Lalu dilanjutkan sambil diselingi dengan pemberian makanan padat sampai mereka berumur 2 tahun.

Apakah ibu menyusui bisa hipertensi?

Menyusui memang memberi dampak yang baik bagi tekanan darah seorang ibu dan bisa menurunkan risiko berbagai penyakit. 

Namun, seorang wanita yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi masih mungkin mengalami hipertensi setelah melahirkan dan saat menyusui bayinya.

Meski begitu, perlu Anda pahami, menyusui itu sendiri tidak menyebabkan atau memperparah kondisi hipertensi Anda.

Jadi, bagi Anda yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi, bahkan saat menyusui, Anda tetap disarankan untuk memberikan ASI eksklusif kepada si Kecil.

Seperti yang disebutkan di atas, menyusui justru diketahui bisa memperbaiki kondisi Anda dalam jangka panjang.

Apa saja ciri hipertensi pada ibu menyusui?

klorambusil untuk ibu menyusui?

Hipertensi pada ibu menyusui mungkin tidak selalu menunjukkan gejala yang khas, sehingga memantau tekanan darah secara rutin sangat penting. 

Berikut ini adalah beberapa ciri atau tanda tekanan darah tinggi pada ibu menyusui yang mungkin terjadi.

  • Tekanan darah lebih tinggi dari 120/80 mm Hg. 
  • Kelebihan protein dalam urine (proteinuria). 
  • Sakit kepala parah. 
  • Perubahan penglihatan, termasuk kehilangan penglihatan sementara, penglihatan kabur, atau sensitif terhadap cahaya. 
  • Nyeri di perut bagian atas, tepatnya di bawah tulang rusuk sebelah kanan. 
  • Mual dan muntah.
  • Sesak napas. 
  • Kelelahan dan kelemahan. 
  • Frekuensi buang air kecil menurun. 

Mungkin masih ada gejala lain yang tidak tercantum di atas. Konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lengkap. 

Apa penyebab hipertensi pada ibu menyusui?

Penyebab darah tinggi pada ibu menyusui belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor risiko yang mungkin meningkatkan terjadinya hipertensi pada ibu menyusui, di antaranya:

  • tekanan darah tinggi selama kehamilan,
  • kegemukan atau obesitas,
  • memiliki bayi kembar,
  • memiliki riwayat tekanan darah tinggi,
  • kurangnya aktivitas fisik,
  • pola makan tidak sehat,
  • ketidakseimbangan hormon, dan
  • stres.

Perlu diingat, tidak memiliki faktor risiko di atas bukan berarti Anda tidak mungkin terkena hipertensi saat sedang menyusui. Oleh karena itu, konsultasikan lebih lanjut kepada dokter. 

Cara mencegah dan mengatasi hipertensi saat menyusui

obat dopamet adalah

Bila Anda berisiko mengalami hipertensi saat menyusui, Anda perlu mengontrol tekanan darah sedini mungkin, dari sebelum memulai program hamil dan saat hamil. 

Hal ini pun berlaku bagi yang tidak memiliki riwayat hipertensi karena kondisi ini bisa terjadi pada wanita mana pun.

Namun jika sudah mengalaminya saat menyusui, Anda perlu menerapkan berbagai cara untuk mengatasinya.

Nah, berikut ini adalah beberapa cara mencegah dan mengatasi hipertensi pada ibu menyusui.

1. Periksa tekanan darah secara rutin

Tekanan darah tinggi memang kerap tidak menimbulkan gejala hipertensi pada penderitanya. Oleh karena itu, banyak yang tidak menyadari bahwa dirinya memiliki hipertensi, termasuk pada seorang wanita.

Untuk mencegah hipertensi saat menyusui, Anda perlu rutin melakukan cek tekanan darah, dari sebelum memulai program hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan. 

Hipertensi yang cepat terdeteksi akan mendapat penanganan yang tepat serta menurunkan risiko dari komplikasi hipertensi yang mengancam nyawa.

2. Menjaga berat badan

Salah satu faktor risiko hipertensi adalah kegemukan atau obesitas. Jika Anda memiliki kelebihan berat badan sebelum hamil, ada baiknya Anda menurunkan berat badan. 

Hal ini bertujuan agar kondisi kehamilan Anda lebih sehat dan Anda bisa mencegah hipertensi saat hamil yang juga bisa berujung pada hipertensi setelah melahirkan atau menyusui.

Menjaga kenaikan berat badan juga perlu dilakukan saat hamil. Faktanya, dilansir dari MedlinePlus, beberapa wanita sudah mengalami kelebihan berat badan saat hamil dan beberapa wanita lainnya menambah berat badan terlalu cepat. 

Ini tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan Anda dan bayi yang Anda kandung bila tidak dikontrol.

Bagi Anda yang sudah didiagnosis darah tinggi saat menyusui pun, menjaga berat badan tetap perlu dilakukan untuk membantu mengontrol tekanan darah dan mengurangi risiko komplikasi.

Penting untuk diketahui.

Kenaikan berat badan seorang wanita hamil setidaknya dijaga di kisaran 11,5–16 kg. Namun, hal ini tentunya tergantung pada kondisi setiap wanita dan berat badan sebelum kehamilannya.

3. Menerapkan gaya hidup sehat

Hal penting yang perlu Anda lakukan untuk mencegah hipertensi pada ibu menyusui, yaitu menerapkan gaya hidup yang sehat. 

Menerapkan gaya hidup sehat juga perlu dilakukan sebagai cara cepat menurunkan darah tinggi pada ibu menyusui. Berikut beberapa di antaranya.

  • Menerapkan pola makan sehat dan dengan gizi seimbang, termasuk saat sedang hamil dan menyusui. Anda bisa melakukan diet DASH atau dietary approaches to stop hypertension.
  • Kurangi asupan garam dan hindari makanan yang mengandung natrium karena dapat meningkatkan tekanan darah Anda.
  • Bila perlu, Anda bisa melakukan olahraga saat menyusui dan ketika masa kehamilan. Anda bisa berkonsultasi kepada dokter untuk tahu apakah olahraga dimungkinkan pada kondisi Anda dan jenisnya yang tepat.
  • Mengelola stres dengan baik.
  • Mengonsumsi air putih 2–3 liter per hari.

Sebaiknya hindari mengonsumsi obat hipertensi saat menyusui tanpa pengawasan dari dokter. Dikhawatirkan obat yang dikonsumsi masuk ke dalam ASI dan memengaruhi kesehatan bayi.

Hal yang juga penting, Anda perlu tetap menyusui si Kecil meski sudah didiagnosis darah tinggi. Menyusui itu sendiri terbukti dapat membantu mengontrol tekanan darah Anda.

Konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan pemantauan dan pengobatan yang tepat guna mencegah dan mengatasi kondisi ini.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau oleh

dr. Yoviena Kusuma Dewi, CLC

Konsultan Laktasi · KMNC Depok


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 24/11/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan