backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Semua Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Prehipertensi

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 30/03/2022

    Semua Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Prehipertensi

    Saat Anda melakukan cek tekanan darah, terkadang hasilnya bisa berada di atas angka normal, tetapi dokter mengatakan bahwa Anda tidak menderita hipertensi. Kondisi ini yang kemudian disebut dengan prehipertensi. Lalu, apa itu prehipertensi dan apakah jenis hipertensi ini berbahaya bagi kesehatan Anda?

    Apa itu prehipertensi?

    Prehipertensi adalah kondisi kesehatan yang terjadi ketika tekanan darah mengalami kenaikan, tetapi tidak cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai hipertensi.

    Seseorang disebut mengalami prehipertensi bila tekanan darahnya berada di antara 120/80 mmHg dan 139/89 mmHg. Adapun tekanan darah yang tergolong hipertensi, yaitu mencapai 140/90 mmHg atau lebih.

    Meski belum tergolong hipertensi, kondisi ini bisa menjadi peringatan bagi Anda untuk lebih memperhatikan kesehatan. Pasalnya, prehipertensi yang tidak dikendalikan dapat berkembang menjadi hipertensi, yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan komplikasi hipertensi lainnya.

    Apa saja tanda dan gejala prehipertensi?

    obat sakit kepala

    Sama seperti hipertensi, prehipertensi umumnya tidak menunjukkan tanda atau gejala tertentu. Adapun bila gejala hipertensi sudah muncul, seperti sakit kepala, nyeri dada, atau sesak napas, ada kemungkinan tekanan darah Anda meningkat lebih tinggi dari biasanya. Jika hal ini terjadi, segera periksakan diri Anda ke dokter.

    Sementara itu, satu-satunya cara untuk memastikan apakah Anda masuk ke dalam kategori prehipertensi adalah dengan cek tekanan darah secara rutin. Cek tekanan darah secara rutin juga bisa membantu Anda menghindari hipertensi.

    Apa yang menyebabkan prehipertensi?

    Tekanan darah yang meningkat disebabkan oleh tekanan yang berlebih pada dinding pembuluh arteri ketika darah mengalir. Kondisi ini bisa terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat atau mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti pil KB, obat pereda nyeri, dekongestan, atau obat-obatan terlarang, seperti kokain dan amfetamin.

    Selain itu, kondisi kesehatan tertentu juga bisa menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, seperti sleep apnea, penyakit ginjal, penyakit kelenjar adrenal, atau penyakit tiroid. Penyakit-penyakit tersebut juga merupakan penyebab hipertensi sekunder.

    Apa saja faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena prehipertensi?

    Prehipertensi merupakan kondisi kesehatan yang dapat terjadi pada siapa pun. Namun, kelompok orang tertentu lebih berisiko mengalami jenis hipertensi ini. Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu Anda mengalami prehipertensi:

    1. Usia

    Tekanan darah semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, prehipertensi umumnya terjadi pada orang dewasa muda. Adapun orang yang sudah lanjut usia umumnya memiliki tekanan darah yang lebih tinggi hingga sudah tergolong hipertensi.

    Meski demikian, anak-anak juga bisa berisiko mengalami prehipertensi, terutama bagi yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

    2. Jenis kelamin

    Kondisi prehipertensi lebih banyak terjadi pada pria dibanding dengan wanita. Namun, ketika melewati usia 55 tahun, wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hipertensi dibanding dengan pria.

    3. Berat badan berlebih

    Semakin berat massa tubuh Anda, maka semakin banyak pula suplai darah yang dibutuhkan oleh jaringan-jaringan dan organ tubuh Anda. Adapun suplai darah yang meningkat berpotensi meningkatkan tekanan pada pembuluh arteri Anda.

    4. Keturunan atau genetik

    Anda lebih berisiko mengalami prehipertensi dan hipertensi bila Anda memiliki orangtua atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi.

    5. Pola makan yang tidak sehat

    Garam dan kalium adalah dua nutrisi utama yang berperan dalam mengatur tekanan darah tubuh Anda. Apabila Anda mengonsumsi terlalu banyak garam, atau kekurangan asupan kalium dalam makanan Anda sehari-hari, hal ini memperbesar peluang Anda mengalami kenaikan tekanan darah.

    6. Jarang berolahraga

    Jika Anda tidak cukup sering melakukan aktivitas fisik, seperti berolahraga, berat badan Anda cenderung tidak terkontrol dan berisiko mengalami obesitas. Bila hal tersebut terjadi, Anda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami prehipertensi.

    7. Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol

    Merokok dan mengonsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah Anda, termasuk bagi perokok pasif.

    8. Penyakit tertentu

    Anda lebih mudah terkena prehipertensi dan hipertensi jika Anda memiliki riwayat penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit ginjal, sleep apnea, dan lainnya. Bila ini terjadi pada Anda, segera periksakan diri ke dokter agar penyakit tersebut tidak menyebabkan ke hipertensi.

    Bagaimana mendiagnosis prehipertensi?

    menurunkan tekanan darah

    Kenaikan tekanan darah atau prehipertensi hanya dapat didiagnosa melalui pengukuran tekanan darah.

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, seseorang tergolong prehipertensi bila tekanan darah sistoliknya (angka yang berada di atas) berada di antara 120-139 mmHg dan angka diastoliknya (angka yang berada di bawah) berada di antara 80-89 mmHg.

    Umumnya, dokter akan melakukan pengukuran tekanan darah beberapa kali untuk memastikan diagnosanya. Sebab, beberapa orang mungkin saja hanya mengalami hipertensi jas putih, yaitu kenaikan tekanan darah yang hanya terjadi saat berada di sekitar dokter, tetapi kembali normal saat mengukur tekanan darah di rumah atau tempat lain.

    Bagaimana cara mengobati prehipertensi?

    Pada kasus prehipertensi, dokter biasanya tidak akan langsung memberikan obat darah tinggi. Namun, dokter hanya akan meminta Anda untuk mengubah gaya hidup dan pola makan menjadi lebih sehat.

    Gaya hidup sehat ini bisa untuk mengendalikan dan menurunkan tekanan darah sehingga terhindar dari hipertensi dan komplikasinya. Berikut beberapa langkah gaya hidup sehat yang bisa Anda terapkan sehari-hari:

    1. Atur pola makan

    Meski diet DASH dirancang khusus untuk mengatasi hipertensi, pola makan ini juga membantu Anda mengelola prehipertensi supaya tensi Anda tetap berada di batas normal. Diet DASH mengutamakan pola makan yang kaya akan buah, sayur, gandum utuh, dan produk rendah lemak, sembari membatasi asupan garam dan kolesterol.

    Diet DASH juga membuat Anda memperbanyak konsumsi makanan sumber kalsium dan sederet mineral penting, seperti kalium dan magnesium yang membantu menurunkan tekanan darah.

    2. Batasi konsumsi garam

    Para ahli merekomendasikan untuk mengurangi garam sebagai salah satu cara penting untuk mengatasi prehipertensi. Jangan lupa juga untuk  periksa label nutrisi makanan, membatasi makanan olahan, dan mengganti garam dengan bumbu atau rempah lainnya.

    American Heart Association (AHA) merekomendasikan untuk membatasi natrium atau garam tidak lebih dari 1.500 mg alias sekitar 1 sendok teh garam untuk keseluruhan makanan Anda dalam satu hari (termasuk dari makanan kemasan).

    3. Olahraga teratur

    Lakukan aktivitas fisik atau olahraga setidaknya selama 150 menit dalam seminggu atau 30 menit per hari. Lakukanlah olahraga dengan rutin setiap hari untuk mendapatkan hasil yang optimal. Anda bisa memulai kegiatan ini dari hal kecil, seperti berjalan kaki pada saat berangkat kerja atau bersepeda.

    4. Jaga berat badan yang ideal

    Kelebihan berat badan dapat meningkatkan kemungkinan prehipertensi dan hipertensi. Oleh karena itu, Anda perlu menjaga berat badan Anda untuk mencegah hal tersebut terjadi.

    Bila Anda memiliki obesitas, Anda perlu menurunkan berat badan. Penurunan berat badan sedikit saja dapat membantu menurunkan tekanan darah Anda.

    5. Batasi konsumsi alkohol

    Jangan minum alkohol lebih dari dua gelas per hari jika Anda pria dan tidak lebih dari satu gelas jika Anda wanita. Jika Anda memang tidak minum alkohol, jangan memulai. Ada baiknya hindari minuman beralkohol sama sekali untuk menjaga tekanan darah yang normal.

    6. Berhenti merokok

    Merokok bisa meningkatkan risiko Anda terkena prehipertensi dan hipertensi. Oleh karena itu, Anda perlu berhenti merokok untuk dapat membantu Anda menjaga tekanan darah. Bila perlu tanyakan pada dokter untuk dapat berhenti dari merokok.

    7. Kelola stres

    Stres dapat menjadi salah satu penyebab kenaikan tekanan darah. Apalagi jika Anda berupaya menghilangkan stres dengan merokok, mengonsumsi alkohol, atau gaya hidup tidak sehat lainnya.

    Oleh karena itu, kelola stres Anda dengan baik dan carilah cara yang sehat untuk mengatasinya. Lakukanlah hal-hal yang positif untuk menghilangkan stres, seperti melakukan hobi atau meditasi.

    8. Cek tekanan darah

    Lakukan cek tekanan darah secara rutin untuk dapat memantau perkembangan tekanan darah Anda. Lakukanlah cek tekanan darah setiap satu tahun sekali, terutama orang dewasa dan anak yang sudah berusia di atas 3 tahun.

    Bila Anda sudah tergolong prehipertensi, lakukanlah cek tekanan darah lebih sering sesuai saran dari dokter untuk mencegah hipertensi dan komplikasinya. Jika memungkinkan, belilah alat ukur tekanan darah untuk Anda gunakan di rumah.

    Apa saja komplikasi dari prehipertensi?

    mencegah penyakit jantung akibat kolesterol

    Prehipertensi memang bukanlah penyakit atau kondisi kesehatan yang serius. Namun, jika tidak segera dikendalikan, kondisi ini dapat berkembang menjadi hipertensi.

    Bila sudah menjadi hipertensi, risiko Anda untuk terkena penyakit lainnya akan semakin tinggi. Berikut beberapa penyakit lain yang bisa terjadi akibat prehipertensi atau hipertensi yang tidak diatasi:

    • Masalah pada pembuluh darah, seperti aneurisma.
    • Gangguan padaantung, seperti penyakit arteri koroner, serangan jantung, hingga gagal jantung.
    • Masalah pada otak, seperti stroke atau demensia.
    • Timbul masalah pada ginjal, seperti penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal.
    • Kebutaan.
    • Disfungsi seksual.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 30/03/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan