backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengenal Hipertensi Resisten, Kondisi saat Anda Kebal Obat Hipertensi

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 07/01/2021

    Mengenal Hipertensi Resisten, Kondisi saat Anda Kebal Obat Hipertensi

    Tekanan darah tinggi alias hipertensi adalah salah satu masalah kesehatan yang paling umum di dunia. Meski demikian, bukan berarti Anda boleh menyepelekan hipertensi. Jika tidak ditangani dengan baik, hipertensi berpotensi menyebabkan gagal jantung dan stroke. Namun, beberapa orang bisa tidak merespons efek obat hipertensi yang digunakannya selama ini. Jenis hipertensi kebal obat ini disebut dengan hipertensi resisten.

    Apa itu hipertensi resisten?

    Seseorang dikatakan mengalami hipertensi resisten ketika tekanan darahnya cenderung menetap pada batas yang tinggi atau lebih dari 140/90 mmHg, meski sudah minum tiga jenis obat hipertensi yang berbeda, yang salah satunya adalah diuretik.

    Obat diuretik memang memegang peranan paling penting untuk menurunkan tekanan darah dan menentukan apakah seseorang mengalami hipertensi resisten. Pasalnya, obat ini bekerja dengan mengeluarkan cairan dan kandungan garam dari dalam tubuh yang merupakan salah satu penyebab darah tinggi.

    Seseorang juga disebut memiliki hipertensi resisten bila memerlukan empat atau lebih obat tekanan darah tinggi untuk mengontrol tekanan darah.

    Hipertensi resisten merupakan gangguan yang paling umum dialami oleh pengidap hipertensi. Dilansir dari Johns Hopkins Medicine, paling tidak, sekitar 20 persen penderita hipertensi mengalami hipertensi resisten atau hipertensi kebal obat.

    Meski umum terjadi, kondisi ini tidak bisa disepelekan. Pasalnya, tekanan darah yang sulit terkontrol karena hipertensi resisten dapat meningkatkan risiko gangguan fungsi jantung dan serangan stroke.

    Apa yang menyebabkan hipertensi kebal obat ini?

    obat hipertensi, obat tekanan darah tinggi

    Sebagian besar hipertensi dan hipertensi resisten terjadi karena pola hidup yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan tinggi natrium (garam), tidak aktif bergerak atau berolahraga, mengonsumsi alkohol berlebihan, serta merokok. Obesitas atau kegemukan pun bisa menjadi salah satu faktor penyebabnya.

    Selain itu, kesalahan minum obat hipertensi dan penggunaan obat-obatan tertentu, seperti penghilang rasa sakit, terutama nonsteroidal antiinflammatory drugs/NSAID, dekongestan nasal, kontrasepsi oral, atau obat herbal, juga bisa menyebabkan Anda resisten terhadap obat darah tinggi. Obat-obatan ini disebut memiliki interaksi dengan obat hipertensi, sehingga menghambat kerjanya dalam menurunkan tekanan darah.

    Di sisi lain, hipertensi resisten juga bisa terjadi karena kondisi medis lain yang mendasarinya. Pada kondisi ini, biasanya dokter akan menyelidiki penyebab sekunder yang membuat tekanan darah Anda terus tinggi. Berikut kondisi medis yang mungkin Anda alami:

    Gangguan hormonal

  • Aldoteronisme primer, yaitu kelainan kelenjar adrenal yang terjadi karena produksi hormon aldosteron terlalu banyak dan menyebabkan tekanan darah tinggi.
  • Pheochromocytoma, yaitu tumor kelenjar adrenal yang menyebabkan produksi hormon adrenalin berlebih sehingga meningkatkan tekanan darah.
  • Sindroma cushing yang ditandai dengan adanya tumor pada kelenjar pituitari dan mengakibatkan kelebihan produksi hormon kortisol atau hormon stres.
  • Gangguan tiroid, baik hipertiroid atau hipotiroid.
  • Gangguan endokrin lainnya.
  • Gangguan struktural

    • Sleep apnea, yang menyebabkan napas berhenti sesaat saat tidur.
    • Stenosis arteri ginjal, yaitu penyempitan arteri yang membawa darah ke jantung.
    • Penyempitan pembuluh darah arteri besar (aorta) yang berperan dalam membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh.
    • Gagal ginjal.

    Apa saja gejala yang mungkin dirasakan?

    Pada dasarnya, tekanan darah tinggi atau hipertensi tidak menimbulkan gejala apapun. Oleh karena itu, kondisi ini kerap disebut sebagai pembunuh diam-diam karena dapat mengancam jiwa seseorang bila tidak segera mendapat penanganan.

    Hal ini juga terjadi pada seseorang yang memiliki hipertensi resisten. Seseorang dengan hipertensi kebal obat umumnya tidak merasakan gejala hipertensi apapun.

    Biasanya, gejala akan muncul saat seseorang memiliki tekanan darah sangat tinggi, yang mencapai 180/120 mmHg atau yang disebut dengan krisis hipertensi. Bila hal ini terjadi, umumnya seseorang akan merasakan sakit kepala, pusing, sesak napas, dan gejala lainnya. Seseorang dengan krisis hipertensi perlu mendapatkan perawatan medis darurat.

    Bagaimana caranya tahu saya memiliki hipertensi resisten?

    EKG elektrokardiografi

    Untuk mengetahui apakah Anda mengalami hipertensi resisten atau tidak, dokter umumnya akan menanyakan riwayat darah tinggi yang Anda miliki secara rinci, termasuk penggunaan obat secara keseluruhan, dan pemeriksaan secara fisik untuk melihat apakah ada yang tidak normal pada fisik Anda.

    Selain itu, pemeriksaan lain juga mungkin dilakukan, beberapa diantaranya yaitu:

    • Pengukuran tekanan darah.
    • Pengawasan tekanan darah selama 24 jam menggunakan alat ukur tekanan darah ambulatory.
    • Pemeriksaan penyakit sekunder serta kerusakan organ yang merupakan komplikasi hipertensi, seperti:
      • Elektrokardiogram(EKG)
      • Ekokardiogram
      • Funduskopi atau oftalmoskopi
      • Tes urine
      • Tes darah
      • Rontgen dada

    Bagaimana mengobati penderita hipertensi resisten?

    Memahami penyebab hipertensi resisten merupakan langkah awal dalam mengatasinya. Bila resisten yang Anda alami karena kondisi medis tertentu, pengobatannya perlu dimulai dari mengatasi penyakit tersebut.

    Adapun bila terjadi karena kesalahan minum obat atau minum obat tidak sesuai dengan ketentuan, dokter akan meminta Anda untuk mengonsumsi obat dengan benar. Anda perlu mengonsumsi obat hipertensi setiap hari, sesuai dengan dosis dan ketentuan waktu yang telah dokter berikan. Anda pun tidak boleh menghentikan atau mengganti obat hipertensi tanpa sepengetahuan dokter.

    Dokter juga mungkin akan mengganti obat hipertensi Anda bila obat yang sebelumnya tidak mempan, termasuk jika Anda merasakan efek samping dari obat yang sebelumnya. Selain itu, sebisa mungkin hindari obat-obatan tertentu yang memicu kenaikan tekanan darah. Bila sangat diperlukan, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda.

    Hal yang sangat penting untuk dilakukan semua penderita darah tinggi adalah menerapkan gaya hidup sehat hipertensi, seperti diet DASH. Apalagi bila hipertensi resisten yang Anda alami terjadi karena gaya hidup yang buruk, hal ini juga bisa membantu Anda mencegah hipertensi menjadi semakin parah.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 07/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan