backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Bagaimana Merokok Bisa Menyebabkan Kanker Hati?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 30/06/2021

    Bagaimana Merokok Bisa Menyebabkan Kanker Hati?

    Saat Anda didiagnosis dengan penyakit hati, dokter akan menganjurkan Anda untuk berhenti merokok bersama dengan sejumlah saran perubahan gaya hidup lainnya. Oleh karena bagian-bagian tubuh berfungsi bersama dan tidak ada organ yang merupakan kesatuan yang terpisah, merokok tidak hanya berdampak negatif pada paru-paru. Merokok juga berdampak pada fungsi hati dalam mengatasi efek racun dan asap rokok yang merusak. Bahkan, merokok bisa menyebabkan kanker hati.

    Apa kaitan antara kanker hati dan merokok?

    Penelitian baru memperkuat adanya kaitan antara kebiasaan merokok, obesitas, dan konsumsi alkohol yang berlebihan menjadi faktor risiko kuat dari kanker hati

    Para peneliti dari AS dan Eropa meneliti 125 pasien kanker hati untuk menentukan faktor risiko yang berkontribusi terhadap penyakit mereka. Para peneliti tersebut membandingkan kelompok pasien ini dengan 229 orang tanpa kanker yang disesuaikan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan faktor lainnya. Semua partisipan merupakan bagian dari kelompok penelitian yang dibentuk supaya peneliti dapat menyelidiki peran faktor biologis, diet, gaya hidup, dan lingkungan dalam perkembangan kanker dan penyakit kronis lainnya.

    Mereka menemukan bahwa hampir setengah dari semua kasus kanker hati dalam penelitian tersebut berkaitan dengan merokok.

    Bagaimana merokok memengaruhi fungsi hati?

    Salah satu fungsi utama hati adalah menawarkan racun dalam aliran darah. Organ ini menyaring darah, memisahkan zat-zat yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi kehidupan tubuh. Semakin banyak zat beracun yang harus disaring, semakin parah hati menjadi tersumbat, sehingga semakin berkurangnya efisiensi hati dalam menjalankan tugas ini.

    Saat harus memproses sejumlah besar zat beracun yang terdapat dalam asap rokok dengan permukaan area hati yang terbatas, risiko penyakit hati menjadi meningkat. Saat berfungsi dengan penyakit seperti sirosis atau hepatitis, bagian hati yang dapat menyaring zat beracun menjadi semakin berkurang. Sirosis tidak hanya menghambat kemampuan regeneratif hati tetapi juga mengurangi kemampuannya untuk menyaring zat beracun.

    Hati juga berperan dalam pengaturan lemak dalam darah melalui keberadaan kolesterol, baik jenis kolesterol “baik” (HDL) dan kolesterol “jahat” (LDL). Perbandingan optimal dari kolesterol yang baik dan jahat akan terganggu dengan penyakit hati, dan jika ditambah dengan kemampuan nikotin untuk meningkatkan kadar lemak dalam darah, ini akan menciptakan penumpukan lemak darah yang berbahaya. Nikotin, bahan aktif dan adiktif dalam tembakau, merupakan stimulan kardiovaskuler dan sistem saraf pusat. Nikotin membuat pembuluh darah menyempit, meningkatkan tekanan darah dengan menstimulasi jantung, dan meningkatkan kadar lemak dalam darah. Kelebihan lemak dalam darah bisa menghasilkan konsekuensi yang mengerikan, dari hipertensi hingga serangan jantung dan stroke.

    Merokok bisa mengubah fungsi sel-sel hati yang rusak, menurunkan tingkat regenerasi sel normal, dan mendukung perkembangan kanker. Asap rokok mengandung banyak karsinogen yang terkenal. Tar dalam asap rokok mengandung polynuclear aromatic hydrocarbon (PAH), yaitu materi yang mengikat dengan DNA sel yang menyebabkan kerusakan dan memicu kelainan sel, atau yang disebut juga dengan kanker.

    Berhenti merokok adalah keputusan terbaik

    Meskipun Anda tidak memiliki penyakit hati, Anda harus menghindari dan berhenti merokok. Itulah cara paling efektif untuk mencegah berbagai penyakit. Memilih antara hidup sehat atau resiko banyak penyakit, semua tergantung pada Anda. Namun, kami tahu bahwa Anda pasti selalu ingin membuat keluarga Anda bahagia, jadi tidaklah diragukan apa yang akan Anda pilih.

    Hello Health Group tidak menyediakan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 30/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan