backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Pilihan Obat yang Ampuh untuk Meredakan Gejala Muntaber

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 29/04/2020

    Pilihan Obat yang Ampuh untuk Meredakan Gejala Muntaber

    Muntaber atau gastroenteritis menandakan adanya infeksi bakteri, virus, dan parasit pada saluran pencernaan yang menyebabkan seseorang terus muntah dan diare. Umumnya penyakit ini menyerang anak-anak, tapi tidak menutup kemungkinan orang dewasa juga terkena. Untungnya, banyak obat yang tersedia untuk meringankan gejala sekaligus mempercepat proses penyembuhan. Jadi, apa saja obat muntaber yang biasanya digunakan?

    Obat untuk meredakan gejala muntaber

    cara menyimpan obat padat

    Gejala muntaber seperti demam disertai sakit perut, mual, dan muntah bisa menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Komplikasi paling rentan terjadi pada anak dan lansia.

    Oleh karena itulah, Anda tidak boleh menyepelekan kondisi ini. Periksakan diri ke dokter jika Anda curiga mengalami gejala muntaber.

    Beberapa rekomendasi obat untuk meringankan gejala muntaber, di antaranya:

    1. Paracetamol

    Sakit perut parah menandakan adanya infeksi dari bakteri, virus, atau parasit penyebab muntaber. Untuk meredakan gejala ini, Anda bisa minum obat paracetamol. Selain meredakan sakit perut, obat ini juga bisa menurunkan demam.

    Paracetamol umumnya aman digunakan segala usia, baik itu anak-anak maupun lansia. Gunakan obat muntaber ini ketika gejalanya muncul. Jika sudah membaik, Anda tidak perlu melanjutkan penggunaan obat.

    Anda mungkin tahu jika pereda nyeri juga bisa menggunakan obat golongan NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory drugs), seperti ibuprofen, naproxen, aspirin, atau diclofenac.

    Meski fungsinya sama, obat tersebut dapat mengiritasi lapisan perut pada beberapa orang. Mengingat orang yang mengalami muntaber mengalami infeksi pada saluran cerna, dikhawatirkan obat NSAID yang bisa mengiritasi akan memperparah kondisi. Oleh karena itu, obat golongan ini sebaiknya dihindari.

    2. Oralit

    Dehidrasi yang merupakan komplikasi muntaber, sebenarnya bisa dihindari. Salah satu cara ampuhnya adalah kembali mengganti cairan tubuh yang hilang dengan segera. Namun, ini tidak hanya cukup dengan minum air putih saja. Pasalnya, air putih tidak mengandung mineral yang dibutuhkan tubuh.

    Akan lebih baik jika Anda minum oralit. Oralit adalah larutan yang terbuat dari campuran air, gula, dan garam. Anda bisa mendapatkan obat muntaber ini dari apotek atau toko obat.

    Akan tetapi, Anda juga bisa membuat oralit sendiri di rumah. Anda bisa membuat obat muntaber ini dengan langkah berikut ini:

    • Sediakan 1 liter air putih
    • Tambahkan 3/4 sendok teh garam meja
    • Campurkan 2 sendok makan gula dan aduk hingga rata

    3. Obat antidiare

    Infeksi membuat orang yang terkena muntaber, akan mengalami terus buang air besar dengan feses encer. Diare ini tentu akan membuat Anda jadi bolak-balik ke kamar mandi.

    Untungnya, gejala muntaber ini bisa Anda redakan dengan obat antidiare. Contoh obat diare yang bisa Anda pilih, yaitu:

    Loperamide

    Loperamide adalah obat yang umum digunakan untuk mengobati diare. Cara kerja obat ini adalah mengurangi aliran cairan dan elektrolit ke dalam usus dengan memperlambat pergerakan usus.

    Obat untuk diare akibat muntaber ini tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, dan larutan. Biasanya loperamide diminum setelah Anda buang air, tapi tidak boleh melebihi jumlah yang tercantum di label kemasan. Ingat, obat ini tidak boleh diberikan pada anak di bawah usia 2 tahun.

    Efek samping yang mungkin dirasakan setelah minum obat muntaber ini adalah tubuh lemas dan sembelit.

    Bismuth subsalicylate (pepto bismol)

    Bismuth subsalisilat digunakan untuk mengobati diare dan sakit perut. Namun, obat ini hanya boleh digunakan orang dewasa dan anak-anak. Obat muntaber ini juga tidak boleh digunakan oleh ibu hamil dan ibu menyusui karena memiliki risiko mengganggu perkembangan janin dan mengalir ke ASI.

    Cara kerjanya adalah mengurangi aliran cairan dan elektrolit ke dalam usus, peradangan, dan membunuh organisme yang menyebabkan diare. Efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan obat ini adalah telinga berdenging.

    4. Antibiotik

    Salah satu penyebab muntaber adalah bakteri, salah satunya Escherichia coli. Bila penyebabnya memang bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik. Namun jika penyebabnya adalah virus, antibiotik tidak diperlukan.

    Antibiotik bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri dan membunuhnya sehingga infeksinya tidak terus menyebar. Beberapa jenis obat antibiotik untuk mengobati muntaber, antara lain:

    • Doxycycline. Doxycycline diminum satu atau dua kali sehari dan harus dibarengi dengan segelas air putih. Efek samping yang mungkin terjadi meliputi mulut kering, mual, dan muntah.
    • Ceftriaxone. Ceftriaxone tersedia dalam bentuk bubuk yang perlu dicampurkan dengan air ketika diminum. Efek samping yang mungkin terjadi meliputi tubuh lemas dan napas pendek.
    • Ampicillin. Ampicillin tersedia dalam bentuk tablet dan larutan cair yang perlu disuntikkan. Efek samping yang mungkin terjadi adalah mual, muntah, dan ruam pada kulit.

    5. Suplemen probiotik

    Situs National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases menyebutkan bahwa suplemen probiotik masuk dalam daftar obat untuk muntaber. Namun, hanya bila dokter meresepkan.

    Suplemen probiotik mengandung bakteri yang mirip dengan bakteri baik di usus. Adanya bakteri baik ini tentu akan meningkatkan kesehatan sistem pencernaan sehingga membuat proses pemulihan usus dari infeksi jadi lebih cepat.

    Pemberian obat muntaber disesuaikan dengan penyebab

    penyebab resistensi antibiotik

    Obat-obatan yang disebutkan di atas bisa Anda dapatkan di apotek maupun toko obat, baik dengan atau tanpa resep dokter. Bahkan, ada pula yang bisa Anda buat sendiri dengan bahan-bahan yang ada di rumah dan bisa Anda jadikan sebagai obat untuk pertolongan pertama.

    Perlu Anda ketahui bahwa obat muntaber tidak boleh diminum secara asal. Pasalnya, jika bakteri penyebabnya, obat biasa tidak akan cukup ampuh mengatasi gejala. Malahan kondisinya mungkin akan bertambah parah.

    Sebaliknya, menggunakan antibiotik padahal virus adalah penyebabnya, akan timbul masalah kesehatan lain, yaitu resistensi antibiotik.

    Kondisi ini menandakan bahwa bakteri jadi kebal terhadap antibiotik sehingga pengobatan tidak akan efektif. Itulah sebabnya, akan lebih baik jika Anda periksa lebih dahulu ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

    Selain minum obat muntaber, Anda juga diharuskan melakukan perawatan tambahan. Konsumsi makanan yang lembek dan tidak mengiritasi usus, contohnya bubur tanpa santan, buah pisang matang, dan apel yang dijus. Perbanyak minum air putih supaya dehidrasi tidak terjadi.

    Jangan lupa, cukup istirahat untuk meningkatkan sistem imun agar tubuh lebih pulih dari infeksi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 29/04/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan