backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

5 Jenis Bakteri Penyebab Diare yang Perlu Dikenali

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 08/02/2021

    5 Jenis Bakteri Penyebab Diare yang Perlu Dikenali

    Diare merupakan gangguan pencernaan yang umum dirasakan. Salah satu penyebab diare yaitu bakteri. Apa saja bakteri yang menyebabkan diare dan bagaimana bakteri itu bisa sampai ke dalam tubuh? Berikut ulasannya.

    Beragam bakteri penyebab diare

    obat perut kembung dan mual

    Umumnya, penyakit diare tidak berlangsung lama. Namun, bila diare berlangsung selama lebih dari tiga hari atau bahkan hingga berminggu-minggu, bisa jadi ada kondisi medis lain yang lebih serius pada diri seseorang.

    Bila tidak ditangani dengan baik, diare yang akut ini bisa berpotensi mengancam jiwa.

    Sebenarnya diare bisa disebabkan berbagai hal seperti penggunaan obat-obatan tertentu, intoleransi laktosa atau fruktosa, mengonsumsi pemanis buatan, pascaoperasi, atau karena kondisi medis tertentu. Penyebab yang paling sering terjadi selain virus yaitu bakteri.

    Apa itu bakteri? Bakteri merupakan organisme kecil yang hidup di sekitar kita. Bakteri bisa hidup di air, tanah, benda, atau bahkan di makanan. Beberapa bakteri pun hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menyebabkan masalah.

    Namun, ada pula beberapa bakteri yang bisa membuat seseorang sakit ketika masuk ke dalam tubuh, termasuk diare. Umumnya, bakteri penyebab muntaber bisa menjadi penyebab diare. Berikut beberapa jenis bakteri tersebut.

    1. Escherichia coli atau E. coli

    Terdapat ratusan jenis bakteri Escherichia coli atau E. coli. Sebagian besar hidup di dalam usus manusia dan hewan tanpa menimbulkan masalah kesehatan. Namun, ada beberapa jenis E. coli yang bisa membuat infeksi parah pada manusia.

    Jenis E. coli yang berbahaya bisa muncul di beberapa makanan, seperti daging sapi giling. Bakteri E. coli yang selama ini hidup di sapi bisa tercampur ke daging giling. Alhasil, daging sapi yang kurang matang saat dimasak bisa mengontaminasi manusia.

    Selain itu, bakteri E. coli pun bisa masuk ke tubuh manusia lewat air minum yang terkontaminasi limbah atau dari satu orang ke orang lain bila tidak mencuci tangan dengan benar. Bila bakteri ini sudah mengontaminasi manusia, ujungnya bisa menyebabkan diare.

    2. Salmonella

    Selain E. coli, bakteri Salmonella juga bisa menjadi penyebab diare. Salmonella merupakan bakteri yang menginfeksi usus.

    Seseorang yang terkena diare akibat bakteri Salmonella bisa membaik dalam beberapa hari, tetapi pada beberapa kasus, infeksi bakteri ini bisa sangat parah hingga harus dirawat di rumah sakit.

    Tidak hanya diare, infeksi bakteri Salmonella dapat menyebar dari usus ke alirah darah dan ke organ tubuh lainnya. Hal ini dapat menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani.

    Salmonella bisa mengontaminasi manusia melalui makanan yang sudah terkontaminasi kotoran hewan, seperti daging sapi, unggas, susu, atau telur. Selain itu, buah dan sayuran yang tidak dicuci dengan baik pun bisa terkontaminasi Salmonella.

    Anda juga perlu berhati-hati bila memelihara salah satu dari beberapa jenis hewan seperti reptil dan kura-kura, pasalnya hewan ini juga dapat menjadi pembawa bakteri Salmonella.

    Oleh karena itu, pastikan Anda tetap menjaga kebersihan dengan selalu cuci tangan setelah memegang atau membersihkan kandang dan kotorannya.

    3. Shigella

    Infeksi bakteri Shigella disebut juga dengan shigellosis. Saat mengontaminasi manusia, bakteri Shigella melepaskan racun yang dapat mengiritasi usus sehingga dapat menyebabkan diare. Bakteri Shigella dapat ditemukan di air atau makanan yang terkontaminasi kotoran.

    Infeksi bakteri Shigella ini umumnya menyebabkan diare pada anak atau balita. Sebab pada usia tersebut, anak sering memasukkan tangannya ke dalam mulut. Bila anak tidak mencuci tangan setelah bermain atau menyentuh benda kotor, mereka bisa saja terkena diare.

    Tangan yang tidak dicuci seusai mengganti popok bayi dan balita juga bisa menjadi salah satu penyebabnya. Maka dari itu, ingat untuk selalu membersihkan tangan setiap setelah menggantikan popok.

    4. Campylobacter

    Infeksi kelompok bakteri Campylobacter disebut juga dengan penyakit campylobacteriosis enterik. Bakteri ini menginfeksi usus kecil manusia dan bisa menyebabkan diare.

    Bakteri Campylobacter biasa ditemukan pada burung dan ayam. Saat disembelih, bakteri bisa beralih dari usus burung atau ayam ke otot-ototnya. Otot-otot inilah yang kemudian dimakan oleh manusia.

    Dengan demikian, bila daging burung atau ayam tidak dimasak sampai matang, bakteri ini bisa berisiko tertular ke manusia.

    5. Vibrio cholerae

    Infeksi bakteri Vibrio cholerae disebut juga dengan penyakit kolera. Kolera merupakan penyakit menular yang menyebabkan diare parah, bahkan bisa menimbulkan dehidrasi. Bila tidak segera ditangani, penyakit ini bisa berujung pada kematian.

    Bakteri Vibrio cholerae dapat menginfeksi manusia melalui makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Makanan atau minuman tersebut terinfeksi melalui kotoran manusia yang mengidap kolera.

    Biasanya, sumber-sumber yang menjadi penularan bakteri ini yaitu pasokan air atau es yang terinfeksi serta makanan dan minuman yang dijual tanpa memerhatikan faktor kebersihan.

    Selain itu, sayuran yang ditanam dengan air yang mengandung kotoran manusia dapat menjadi sumber penularan bakteri. Demikian juga dengan ikan dan makanan laut mentah atau setengah matang yang ditangkap di perairan tercemar limbah.

    Itulah berbagai bakteri yang dapat menjadi penyebab diare. Agar terhindar dari risiko penularannya, pastikan setiap makanan yang Anda konsumsi diolah di tempat yang bersih dan dalam keadaan yang sudah matang.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 08/02/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan