backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Fenomena Mata Tua: Ketika Makin Tua Makin Sulit Melihat Dalam Jarak Dekat

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Kemal Al Fajar · Tanggal diperbarui 08/09/2020

    Fenomena Mata Tua: Ketika Makin Tua Makin Sulit Melihat Dalam Jarak Dekat

    Sebagai organ yang sangat penting untuk beraktivitas, mata manusia merupakan organ yang dapat bertahan dari kerusakan dalam waktu yang lama. Struktur organ mata pada orang yang sehat, khususnya saat usia muda, bersifat halus dan fleksibel. Hal ini dikarenakan lensa mata harus bisa menyesuaikan bentuknya untuk melihat objek dengan jelas dalam jarak dan pencahayaan tertentu. Jika kemampuan itu hilang, maka muncullah gangguan mata yang dikenal dengan istilah presbyopia atau mata tua.

    Mengenal presbyopia, gangguan mata tua di usia senja

    Presbyopia adalah gangguan mata yang ditandai dengan penurunan kemampuan lensa mata untuk berfokus melihat suatu objek pada jarak pandang yang dekat. Atau mata masih bisa fokus melihat sesuatu yang dekat, tapi butuh waktu yang lebih lama daripada mata normal.

    Gangguan ini dapat terjadi dengan sendirinya sebagai proses penuaan normal dan dapat dialami oleh siapa saja. Istilah presbyopia itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yang artinya “mata tua”. Umumnya seseorang mulai merasakan gangguan ini pada usia di atas 40 tahun.

    Bagaimana mata tua memengaruhi penglihatan seseorang?

    Lensa mata manusia terletak pada bagian mata dalam yang tepatnya di belakang selaput pelangi (bagian mata yang memiliki warna). Lensa mata berperan dalam mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata bagian retina, yang terdapat pada mata bagian paling dalam.

    Untuk menjalankan fungsinya, lensa mata bersifat fleksibel. Maksudnya lensa akan berubah bentuk saat mengatur cahaya. Namun, seiring pertambahan usia, lensa mata tersebut bisa menjadi lebih kaku dan lebih sulit untuk berubah bentuk.

    Akibatnya mata butuh waktu lebih lama untuk menangkap fokus pada objek yang ada di hadapannya. Ini karena cahaya tidak mengenai retina mata dengan tepat, khususnya pada saat melihat objek pada jarak yang dekat.

    Gejala dari presbyopia

    Gejala presbyopia pada umumnya muncul pada usia 40 tahun yang ditandai dengan penurunan kemampuan untuk membaca dan melihat dengan jarak dekat secara bertahap. Gejala umum yang dapat dialami oleh presbyopia adalah:

    • Mudah mengalami mata lelah saat membaca.
    • Sakit kepala saat mencoba fokus pada objek dengan jarak dekat.
    • Mudah lelah melakukan pekerjaan yang membutuhkan penglihatan dengan jarak dekat.
    • Kesulitan membaca tulisan dengan huruf kecil.
    • Mengharuskan mengambil jarak pandang lebih jauh saat membaca.
    • Membutuhkan pencahayaan lebih teang untuk melihat jarak dekat.
    • Harus menyipitkan mata untuk melihat jarak dekat.

    Apa bedanya mata tua dengan rabun dekat (mata plus)?

    Meskipun presbyopia memiliki gejala yang sama dengan rabun dekat, misalnya gangguan penglihatan atau pandangan kabur dalam jarak dekat, keduanya merupakan kondisi yang berbeda.

    Rabun dekat terjadi ketika bentuk mata lebih pendek dibandingkan ukuran mata normal atau kornea mata terlalu datar. Kecacatan tersebut menyebabkan cahaya tidak jatuh pada retina dengan tepat, sama seperti presbyopia. Rabun dekat sudah bisa terjadi saat seseorang dilahirkan, tapi presbyopia hanya dapat terjadi seiring dengan pertambahan usia.

    Faktor risiko presbyopia

    Usia merupakan faktor risiko yang paling berpengaruh dalam terjadinya presbyopia. Meskipun demikian, gejala presbyopia yang dialami seseorang bermacam-macam. Beberapa orang memiliki kondisi presbyopia yang lebih serius pada usia diatas 40 tahun.

    Selain itu, presbyopia bisa terjadi lebih cepat atau sebelum berusia 40 tahun. Hal ini berkaitan dengan kondisi kesehatan tertentu. Beberapa faktor risiko dari yang dapat menyebabkan munculnya presbyopia lebih dini pada seseorang antara lain adalah:

    • Mengalami anemia.
    • Mengalami penyakit jantung.
    • Menderita diabetes.
    • Mengalami rabun dekat.
    • Gangguan pada sistem saraf (otak dan sumsum tulang belakang) seperti pada multiple sclerosis.
    • Mengalami myasthenia gravis atau gangguan saraf dan otot.
    • Mengalami penyakit mata, cedera, atau trauma pada mata.
    • Gangguan aliran darah ke jantung.

    Beberapa zat dan obat-obatan berikut dapat memengaruhi fokus mata pada objek jarak dekat sehingga meningkatkan risiko mata tua. Di antaranya yaitu:

    • Alkohol
    • Obat penenang
    • Antidepresi
    • Antihistamin (obat alergi atau flu)
    • Antipsikotik
    • Antispasmodik
    • Obat diuretik

    Selain faktor risiko diatas, mata juga lebih banyak dialami oleh perempuan, orang yang pernah mengalami tindakan pembedahan mata, dan orang yang memiliki pola makan tidak sehat.

    Bagaimana kalau saya atau orangtua saya mengalami kondisi mata tua?

    Lensa mata yang sudah mengalami gangguan ini tidak dapat kembali seperti semula. Maka, mata tua tidak dapat disembuhkan. Namun, terdapat beberapa pilihan untuk meningkatkan dan mempertajam penglihatan. Simak tipsnya di bawah ini.

    • Menggunakan kacamata baca. Khususnya jika Anda tidak pernah mengalami gangguan penglihatan sebelumnya. Kacamata baca bisa diperoleh di toko obat dan kacamata dengan ukuran lensa yang beragam, sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien.
    • Menggunakan lensa khusus. Baik dalam bentuk lensa kontak atau kacamata, penggunaan lensa khusus diperlukan untuk menyesuaikan kemampuan Anda dalam melihat dengan fokus lensa yang berbeda-beda.
    • Conductive keratoplasty (CK). Tindakan operasi mata ini dilakukan dengan menggunakan energi frekuensi radio untuk mengubah kelengkungan kornea. Meskipun penglihatan bisa langsung membaik, nanti hasilnya bisa hilang lagi seiring berjalannya waktu pada beberapa orang.
    • Laser-assisted in-situ keratomileusis (LASIK). Operasi mata dengan bantuan laser yang bertujuan untuk melakukan penyesuaian pengelihatan dan jarak pandang mata.
    • Penggantian lensa mata. Dilakukan dengan mengganti lensa mata alami dengan implan lensa mata sintetik intraocular.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Kemal Al Fajar · Tanggal diperbarui 08/09/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan