backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Mata Kucing Pada Anak? Waspada Gejala Kanker Mata

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 05/03/2021

    Mata Kucing Pada Anak? Waspada Gejala Kanker Mata

    Waspada jika Anda melihat mata anak Anda seperti mata kucing, salah satu risiko yang paling buruk adalah anak Anda mengalami kanker mata atau retinoblastoma. Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai hal ini.

    Mata kucing sebagai tanda atau gejala kanker mata

    Gejala yang sering terlihat pada penderita retinoblastoma adalah terdapat tanda manik putih pada mata, atau pada awam sering disebut  “mata kucing’. Manik mata yang berwarna putih terlihat seperti bayangan putih yang tampak pada bagian tengah mata.

    Mata kucing yang terjadi, termasuk pada anak, juga dapat tampak berupa mata yang akan bersinar kekuningan saat di tempat gelap, seperti mata kucing di malam hari. Jika melihat tanda tersebut pada anak, maka sebaiknya segera periksakan dan konsultasikan kondisi tersebut ke dokter.

    Penanganan yang tepat dan dapat mendiagnosis retinoblastoma sedini mungkin dapat kemampuan penglihatan anak.

    Selain itu, mata juling, mata merah, bola mata membesar, terdapat radang pada bola mata, dan penglihatan menjadi buram, merupakan gejala lain yang sering muncul pada penderita retinoblastoma.

    Apa itu kanker mata (retinoblastoma)?

    Kanker adalah sebuah sel yang pertumbuhan serta perkembangannya tidak terkontrol. Sedangkan, retinoblastoma adalah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol yang terjadi pada retina mata.

    Kanker mata sendiri adalah kejadian kanker yang hampir seluruh kasusnya terjadi pada anak-anak. Umumnya, kanker mata terjadi pada anak berusia di bawah 5 tahun. Setidaknya terdapat 200 hingga 300 anak yang terdiagnosis menderita retinoblastoma setiap tahunnya.  

    Penelitian yang pernah dilakukan di rumah sakit rujukan nasional se-Indonesia, menemukan bahwa terdapat 10 hingga 12% dari total kasus retinoblastoma yang terjadi. Anak perempuan dan anak laki-laki memiliki peluang yang sama untuk terkena retinoblastoma. Sekitar 60% dari total kasus kanker mata yang ada, hanya menjangkiti satu mata saja. Namun pada 40% kasus lainnya, penderita terkena kanker mata pada kedua bola mata mereka.

    Bagaimana retinoblastoma dapat terjadi?

    Ketika bayi masih ada di dalam kandungan, mata adalah organ pertama yang tumbuh dan berkembang. Mata memiliki sel yang disebut dengan sel retina yang mengisi bagian retina mata. Pada suatu titik tertentu, sel retina akan berhenti memperbanyak diri, namun mematangkan sel-sel retina yang ada. Namun, pada retinoblastoma, sel retinanya tidak berhenti untuk memperbanyak diri sehingga pertumbuhannya tidak terkontrol.

    Pertumbuhan yang tidak terkontrol tersebut terjadi karena adanya mutasi dari gen pada sel retina, yaitu  gen RB1. Akibat mutasi, gen RB1 menjadi gen abnormal yang kemudian mengakibatkan retinoblastoma.

    Dua jenis retinoblastoma

    Terdapat dua tipe gen RB1 yang terjadi pada retinoblastoma sebagai penyebab mata kucing pada anak, yaitu:

    1. Retinoblastoma hereditas (keturunan)

    Sekitar 1 dari 3 anak yang mengalami retinoblastoma, memiliki gen RB1 yang tidak normal sejak lahir. Walaupun gen yang abnormal sudah ada sejak lahir, namun sebagian besar dari anak yang menderita retinoblastoma jenis ini tidak memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker.

    Anak yang memiliki gen RB1 abnormal sejak lahir, biasanya menderita retinoblastoma pada kedua matanya, atau disebut juga bilateral retinoblastoma, bahkan ada yang diiringi dengan kemunculan tumor di dalam mata, yang disebut sebagai multifocal retinoblastoma.

    Selain itu, anak yang memiliki gen RB1 yang abnormal memungkinkan berisiko terkena kanker pada bagian tubuh lain, seperti pada otak. Anak yang mengalami retinoblastoma jenis ini mempunyai risiko mengalami kanker jenis lain walaupun sudah sembuh dari retinoblastoma.

    Sebanyak 40% dari penderita retinoblastoma menderita Retinablastoma herediter, di mana 10% kasus memiliki riwayat keluarga dan 30%nya terjadi akibat mutasi gen pada masa kehamilan.  

    2. Retinablastoma non-hereditas (tidak keturunan)

    Sekitar 2 dari 3 anak yang mengalami retinoblastoma, memiliki kelainan gen RB1 ketika sudah memasuki masa anak-anak. Kelainan gen tersebut biasanya muncul hanya pada salah satu bagian mata dan tidak diketahui bagaimana terjadinya kelainan tersebut. Retinoblastoma jenis ini tidak memiliki tingkat risiko terkena kanker pada bagian tubuh lain lebih rendah dibandingkan dengan retinoblastoma akibat keturunan. Biasanya, hal ini terjadi pada anak yang sudah berusia di atas 1 tahun atau diantara usia 2 hingga 3 tahun.

    Bagaimana retinoblastoma tumbuh dan menyebar?

    Jika retinoblastoma tidak cepat ditangani, maka sel retina yang tidak normal tersebut akan tumbuh secara cepat dan agresif memenuhi ruang bola mata. Sel yang tidak normal tumbuh hingga ke bagian mata lainnya dan akhirnya membesar menjadi tumor.

    Ketika tumor menghalangi sirkulasi darah yang seharusnya dialirkan ke mata, maka tekanan pada mata akan meningkat. Hal ini dapat menyebabkan glukoma yang menimbulkan rasa nyeri mata dan kehilangan kemampuan penglihatan.

    Apakah retinoblastoma dapat dicegah?

    Retinoblastoma lebih banyak dipengaruhi oleh genetik, maka pencegahan terbaik yang dapat dilakukan adalah dapat menemukan gejala retinoblastoma, seperti mata kucing pada anak, sedini mungkin. Semua bayi yang baru lahir, seharusnya melakukan pemeriksaan mata dan dilakukan rutin selama satu tahun pertama kehidupan.

    Bayi yang dilahirkan dari keluarga yang memiliki riwayat retinoblastoma sebelumnya, maka harus melakukan pemeriksaan mata lebih sering, seperti seminggu sekali pada beberapa bulan pertama dan dilanjutkan dengan satu bulan sekali. Anak yang mengalami retinoblastoma jika ditangani pada stadium awal, maka peluang untuk sembuh total dapat mencapai 95%.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 05/03/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan