backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

6 Risiko Kerusakan Mata Akibat Pakai Softlens yang Tidak Tepat

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 29/11/2023

Berikut adalah daftar produk yang bisa bermanfaat untuk Anda. Perlu diketahui, kami bisa saja mendapatkan sedikit komisi setiap kali Anda membeli produk via link ini. Tenang, tidak ada penambahan biaya. Pelajari lebih lanjut soal konten produk marketing kami di sini.

    6 Risiko Kerusakan Mata Akibat Pakai Softlens yang Tidak Tepat

    Antara kacamata atau lensa kontak (softlens), mana yang Anda pilih? Beberapa dari Anda mungkin lebih memilih softlens karena alasan penampilan. Namun, risiko kerusakan atau penyakit pada mata bisa terjadi akibat penggunaan softlens yang tidak tepat.

    Jadi, hindari kesalahan saat pakai lensa kontak untuk mengurangi risiko yang tidak diinginkan. Ketahui pula berbagai risiko kerusakan mata yang bisa terjadi akibat pakai lensa kontak pada ulasan berikut.

    Berbagai risiko penyakit atau kerusakan mata akibat pakai softlens

    Mata yang rusak karena softlens bisa berbahaya bagi kesehatan Anda. Melansir FDA, kondisi ini dapat berkembang secara cepat dan bisa menjadi sangat serius.

    Bahkan, dalam kasus yang jarang, kerusakan mata ini bisa menyebabkan kebutaan.

    Jadi, apa pun jenis lensa kontak Anda, pastikan Anda menggunakan dan merawatnya dengan tepat.

    Segera periksakan diri jika muncul gejala yang tak biasa saat atau setelah penggunaan lensa kontak. Perawatan lebih dini dapat mempermudah dokter menangani kondisi mata Anda.

    Sebagai informasi, berikut adalah berbagai risiko kerusakan atau penyakit pada mata yang bisa terjadi akibat penggunaan softlens yang salah.

    1. Keratitis

    mata merah

    Infeksi yang disebabkan oleh penggunaan lensa kontak dapat terjadi pada kornea atau dikenal dengan istilah keratitis. Ini merupakan risiko yang paling umum dari pemakaian softlens. 

    Penyakit ini dapat disebabkan oleh paparan kuman yang kemudian memicu inflamasi dan kerusakan. Paparan kuman bisa terjadi akibat hal-hal di bawah ini.

    • Membiarkan lensa kontak terkena air, misalnya pakai softlens saat mandi.
    • Tidak mengganti lensa kontak secara berkala.
    • Tidur sambil memakai softlens. 
    • Tidak menjaga kebersihan lensa atau wadahnya, termasuk menggunakan larutan pembersih lensa kontak yang sudah dipakai.
    • Adanya bakteri, jamur, atau parasit yang menumpuk di bawah lensa.
    • Virus herpes.

    Apa pun penyebab infeksinya, keratitis sering kali menimbulkan berbagai gejala, seperti berikut ini.

    • Iritasi atau mata merah saat pakai softlens.
    • Rasa nyeri di bagian dalam atau sekitar mata.
    • Mata lebih sensitif terhadap cahaya.
    • Pandangan buram secara tiba-tiba.
    • Mata berair secara tidak wajar.

    Pada kondisi yang parah, kerusakan kornea mata akibat penggunaan softlens ini dapat bersifat menetap sehingga memerlukan transplantasi kornea.

    Untuk mencegah infeksi akibat pakai lensa kontak, pastikan Anda menjaga kebersihan dan rutin mengganti lensa serta hindari paparan air yang bisa merusak softlens ini.

    2. Konjungtivitis

    Konjungtivitis atau peradangan pada konjungtiva (selaput transparan yang melapisi kelopak dan bola mata) juga bisa terjadi akibat penggunaan lensa kontak yang tidak tepat.

    Peradangan ini umum terjadi akibat infeksi virus atau bakteri. Namun, reaksi alergi serta iritasi akibat pakai softlens juga bisa menjadi penyebabnya.

    Mirip keratitis, konjungtivitis dapat menimbulkan mata merah, sakit, gatal, dan bengkak. Penglihatan juga bisa menjadi buram dan lebih sensitif terhadap cahaya.

    3. Sindrom mata kering

    cara mengatasi mata kering dan sensitif

    Saat menggunakan lensa kontak, kadar oksigen menuju ke mata menjadi terbatas. Kondisi ini bisa membuat mata Anda menjadi kering.

    Bagi Anda yang memiliki riwayat mata kering, kondisi Anda bisa bertambah parah jika pakai lensa kontak. Mata Anda mungkin akan menjadi merah, terasa gatal, dan seperti tersengat.

    Jadi, jika Anda mengalami gejala mata kering saat pakai softlens, sebaiknya segera lepaskan lensa Anda. Dapatkan juga pengobatan dari dokter sebelum pakai softlens jika Anda memiliki riwayat mata kering.

    4. Reaksi alergi

    Apakah Anda memiliki alergi lensa kontak? Ya, beberapa orang memang diketahui memiliki alergi terhadap bahan dari lensa kontak atau larutan yang digunakan pada softlens ini.

    Pada orang dengan kondisi ini, reaksi alergi, seperti mata merah, gatal, berair, dan sensasi terbakar, dapat terjadi akibat pakai softlens. Untuk mengatasinya, Anda bisa pakai obat tetes mata alergi.

    Lalu, bicarakan dengan dokter mata apakah Anda dapat beralih ke lensa yang terbuat dari bahan lain, bila bahan yang menjadi penyebabnya.

    Namun, jika penyebabnya ternyata karena larutan, coba beralih ke merek lain untuk mencegah terjadinya reaksi alergi.

    5. Abrasi kornea

    Kerusakan mata lainnya yang mungkin terjadi akibat penggunaan softlens, yaitu abrasi kornea. Abrasi kornea adalah luka atau goresan pada kornea mata.

    Melansir American Optometric Association, mata yang rusak atau tergores ini sering dialami karena robeknya softlens atau ujung lensa kontak yang kasar sehingga melukai kornea.

    Benda asing juga mungkin ada di antara kornea dan lensa kontak yang akhirnya mengikis kornea. Kondisi ini menyebabkan rasa sakit pada mata serta mata yang lebih peka terhadap cahaya.

    6. Ptosis

    Beberapa penelitian menemukan fakta bahwa penggunaan lensa kontak dalam waktu lama berisiko menyebabkan ptosis.

    Ptosis adalah kondisi yang ditandai dengan kelopak mata atas terkulai. Meski umumnya tidak berbahaya, kelopak mata yang terkulai dalam mengganggu penglihatan dan penampilan.

    Salah satu penelitian yang menemukan fakta tersebut diterbitkan pada jurnal Ophthalmology.

    Menurut studi tersebut, cara memasukkan serta mengeluarkan lensa kontak ke mata merupakan salah satu kemungkinan penyebab terjadinya ptosis.

    Perhatian!

    Mengingat risiko kerusakan mata akibat softlens di atas, sebaiknya Anda mengetahui, memahami, serta mempraktikkan cara menggunakan dan merawat lensa kontak dengan benar.
    Bila gejala muncul akibat pemakaian softlens, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab dan penanganan yang tepat serta mengurangi risiko kesehatan yang berbahaya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 29/11/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan