backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

10 Bahan Kimia Dalam Makeup Mata yang Harus Dihindari

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 08/01/2021

    10 Bahan Kimia Dalam Makeup Mata yang Harus Dihindari

    Makeup seharusnya membuat Anda terlihat lebih cantik, tapi estetika datang dengan konsekuensi yang tidak main-main ketika Anda mempertimbangkan bahan kimia beracun yang bersembunyi di balik kemasan eye shadow, eye liner, maskara, glitter hiasan mata, hingga perekat bulu mata palsu.

    Pakar kecantikan mengatakan, bahan-bahan kimia ini dapat menyebabkan iritasi, kemerahan, mata kering, kelopak mata bersisik, dan kondisi kesehatan jangka panjang serius lainnya.

    Berikut adalah 10 bahan kimia untuk dihindari, dan cara Anda untuk menemukan alternatif yang lebih baik.

    Bahan kimia berbahaya yang sering ditemukan dalam makeup mata

    1. Karbon hitam

    Karbon hitam umum digunakan dalam bidang industri sebagai pewarna dan agen penguat karena sifatnya yang sangat halus, sehingga bisa menyatu dengan unsur apapun.

    Senyawa kimia ini dicurigai sebagai agen karsinogen dan dapat menyebabkan efek kesehatan merugikan lewat paparan inhalasi, konsumsi (ditelan), atau kontak langsung dengan kulit. Mengutip Panduan Keselamatan Kerja CDC, jika terhirup, paparan kronis dari karbon hitam menyebabkan penurunan fungsi paru, penyempitan saluran napas (emfisema), distrofi myokardia, keracunan sistem organ, dan kerusakan DNA. Karbon hitam dapat menyebabkan kekeringan pada kulit dengan kontak berulang dan berkepanjangan.

    Karbon hitam terkadang ditemukan dalam bentuk bubuk di makeup mata, seperti eyeliner, maskara, eye shadow, dan powdered eyebrow (pensil alis bubuk). Ini akan muncul pada label sebagai carbon black, D & C Black No. 2, acetylene black, channel black, furnace black, lamp black, dan thermal black.

    2. Kelompok etalomina

    Ethalomina hadir dalam beragam produk makeup, mulai dari eyeliner, maskara, eye shadow, hingga foundation dan parfum. Monoethanolamine (MEA), Diethanolamine (DEA), dan trietanolamin (TEA) adalah contoh utama dari etanolamina-kelompok kimia yang terdiri dari asam amino (blok pembangun protein) dan alkohol.

    Mengutip Safe Cosmetics, nitrosodiethanolamine (NDEA) terdaftar sebagai karsinogen dalam National Toxicology Program’s Report on Carcinogens. Studi eksperimental menunjukkan bahwa NDEA menyebabkan kanker hati dan tumor ginjal pada tikus, dan kanker rongga hidung pada hamster. TEA dan DEA telah ditemukan sebagai agen hepatocarcinogenic (memproduksi atau cenderung menghasilkan kanker di hati) pada tikus betina — hasil keseluruhan belum pasti pada studi manusia.

    Studi telah menemukan bahwa DEA mempengaruhi kesehatan reproduksi pria. DEA mengubah struktur sperma, menyebabkan kelainan yang mempengaruhi kemampuan sperma untuk berenang dan membuahi telur. Selain itu, walaupun rute paparan yang paling mungkin dari kelompok etanolamina adalah melalui kontak langsung dengan kulit, DEA terakumulasi di hati dan ginjal — menyebabkan keracunan organ dan juga kemungkinan efek neurotoksik seperti tremor. Studi lain menunjukkan bahwa fungsi memori dan perkembangan otak pada anak dapat terganggu secara permanen dari ibu yang terpapar oleh DEA.

    Untuk mengetahui apakah produk eye makeup Anda mengandung etanolamina, teliti kemasannya dan cari komposisi dengan nama-nama berikut: Triethanolamine, diethanolamine, DEA, TEA, cocamide DEA, cocamide MEA, DEA-cetyl phosphate, DEA oleth-3 phosphate, lauramide DEA, linoleamide MEA, myristamide DEA, oleamide DEA, stearamide MEA, TEA-lauryl sulfate.

    3. BAK

    Benzalkonium klorida (BAK/BAC) adalah zat kimia yang digunakan sebagai desinfektan, deterjen, dan antiseptik. Senyawa kimia ini ditemukan di gel pembersih tangan, produk P3K (untuk mencegah infeksi pada luka dan lecet ringan), antiseptik topikal kulit, handuk higienis sekali pakai dan tisu basah, serta solusi disinfektan yang digunakan untuk membersihkan instrumen bedah.

    Benzalkonium klorida juga terkadang digunakan sebagai bahan pengawet dalam eyeliner, maskara dan cairan pembersih makeup. BAK dilaporkan sebagai agen toksik bagi sel-sel epitel mata. Sel-sel ini menjaga debu, air, dan bakteri agar tidak masuk ke dalam mata, dan memberikan permukaan halus pada kornea untuk menyerap dan mendistribusikan oksigen dan sel nutrisi dari air mata ke seluruh kornea.

    Tidak banyak penelitian di luar sana yang meneliti efek jangka panjang dari benzalkonium klorida pada kulit, seperti ketika menggunakan eyeshadow. Tapi, pusat data Cosmetic Safety menyatakan bahwa ada bukti cukup dan kuat bahwa benzalkonium klorida adalah agen racun yang memiliki kekebalan terhadap tubuh, kulit, dan pernapasan, dengan tes laboratorium mengisyaratkan efek mutatif (karsinogenik). Lebih lanjut, studi menunjukkan bahan tersebut adalah iritan kulit dan mata — kemerahan, pandangan kabur, nyeri — dan dapat merusak kulit dan mata dengan jumlah kerusakan tergantung pada lamanya paparan.

    BAK mungkin terdaftar di produk eye makeup favorit Anda di bawah berbagai nama termasuk, Alkyl dimethylbenzyl ammonium chloride; Benzalkonium chloride solution; Quarternary ammonium compounds, Benzylcoco alkyldimethyl, chlorides; quaternium-15 atau guar hydroxypropyltrimonium chloride.

    4. Prime yellow carnauba wax

    Lilin ini biasa digunakan dalam industri kosmetik sebagai lapisan pelindung yang ditemukan di maskara dan eyeliner agar produk bisa menjadi kaku dan membuat mereka tahan air, karena produk ini tidak larut dalam air dan dalam etil alkohol.

    Sejumlah studi dan panduan keselamatan kerja menyatakan tidak ada efek kesehatan yang merugikan tertentu (hasil tidak konklusif atau informasi tidak tersedia). Namun, paparan berlebihan dapat menyebabkan iritasi fisik pada mata. Prime yellow carnauba wax menyumbat kelenjar minyak di mata dan dapat menyebabkan penyakit mata kering, yang mempengaruhi 3,2 juta wanita berusia usia 50 dan lebih di Amerika Serikat, menurut National Institutes of Health.

    Menggunakan produk kecantikan yang mengandung lilin bukanlah ide yang baik, kata Dr. Dr Leslie E. O’Dell, direktur Dry Eye Center of Pennsylvania di Mechanicsburg dan Manchester, dilansir dari Fox News. Meski demikian, lilin jepang mungkin dapat dijadikan sebagai alternatif yang lebih baik, ujar O’Dell.

    5. Formalin

    Formalin, atau formaldehida, adalah gas korosif tidak berwarna, mudah terbakar dengan bau menusuk tajam. Rute utama orang terpapar formalin adalah dengan menghirup gas tersebut. Bentuk cair dapat diserap melalui kulit.

    Paparan formaldehida akut (jangka pendek) dan kronis (jangka panjang) melalui inhalasi dapat menyebabkan gejala pernapasan, dan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan. Penelitian terbatas pada manusia telah melaporkan hubungan antara paparan formalin dengan kanker paru-paru dan nasofaring.

    Beberapa orang sangat sensitif terhadap formaldehyde, tetapi ada juga yang tidak memiliki reaksi yang sama terhadap ekspos formalin. Kontak berulang atau berkepanjangan dengan kulit dapat menimbulkan dermatitis kontak alergi pada beberapa individu, dengan gejala seperti kemerahan, gatal, serta ruam merah dan pembengkakan pada kulit yang dapat menimbulkan lecet.

    Formalin dapat terdaftar pada label eye makeup Anda apa adanya (formalin atau formaldehida, formaldehyde), tetapi juga mungkin muncul sebagai quaternium-15, DMDM hydantoin, dan urea.

    6. Paraben

    Paraben adalah bahan pengawet yang umum digunakan dalam kosmetik dan produk perawatan pribadi. Pengawet ini sangat efektif dalam mencegah pertumbuhan jamur, bakteri, dan ragi yang dapat menyebabkan produk cepat rusak, sehingga memperpanjang usia simpan dan keamanan produk.

    FDA menyatakan tidak ada alasan bagi konsumen untuk mengkawatirkan paraben dalam kosmetik. Paraben telah aman digunakan selama hampir 100 tahun sebagai pengawet dalam makanan, obat, dan perawatan pribadi dan industri kosmetik. Paraben berasal dari asam para-hidroksibenzoat (PHBA) yang terjadi secara alami di banyak buah-buahan dan sayuran, seperti mentimun, ceri, wortel, blueberry, dan bawang. PHBA juga secara alami terbentuk dalam tubuh Anda dengan pemecahan beberapa asam amino.

    Tetapi beberapa peneliti merasa mungkin ada alasan untuk kekhawatiran. Paraben diserap melalui kulit dan mudah ditransportasikan ke dalam aliran darah. Mereka juga mengganggu kelenjar endokrin dan terkait dengan toksisitas reproduksi, pubertas dini, dan kanker payudara. Paraben juga dapat membuat kondisi mata kering memburuk karena mereka memblokir pelepasan minyak dari kelenjar minyak untuk melapisi kelopak mata.

    Ketika membaca label, hindari bahan apapun dengan akhiran “-paraben”. Parabens digunakan paling umum dalam kosmetik adalah methylparaben, propylparaben, butylparaben, dan ethylparaben.

    7. Bubuk aluminium

    Bubuk aluminium banyak digunakan untuk memberikan makeup warna. Bubuk aluminium itu sendiri tergolong sebagai neurotoxin, dilabeli sebagai “berisiko tinggi” oleh Cosmetic Safety, dan telah dikaitkan dengan toksisitas sistem organ.

    Neurotoxin ini dianggap jauh lebih buruk daripada merkuri karena telah diduga mengganggu berbagai proses seluler dan metabolisme dalam sistem saraf dan jaringan lain, kata sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics, dilansir dari Medical Daily. Kita semua memiliki beberapa merkuri dalam tubuh, bersama dengan beberapa racun jahat lainnya, tapi tubuh bekerja cukup baik dalam mengusir racun sebelum mereka dapat benar-benar menimbulkan kerusakan nyata. Jika ada paparan jangka panjang dari bubuk aluminium (dan jika terutama dikombinasikan dengan thimerosal), hal ini dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengeluarkan merkuri, dan sebagai hasilnya dapat membuat berapapun jumlah merkuri yang ada di sistem Anda jadi lebih beracun.

    Produk makeup dapat mencantumkan bubuk aluminium dalam labelnya sebagai LB Pigment 5 atau logam pigmen.

    8. Retinyl acetate atau retinyl palmitate

    Keduanya merupakan turunan dari vitamin A yang telah dihubungkan dengan kanker dan gangguan reproduksi.

    Asam retinoat meningkatkan aktivitas photocarcinogenic dari sinar UVB pada tikus dan meningkatkan duplikasi lesi kulit. Retinyl palmitate juga meningkatkan kehadiran sel skuamosa neoplasm — awal kanker kulit. Asam retinoat bisa mengiritasi selaput lendir dan saluran pernapasan bagian atas.

    9. Titanium dioksida

    Titanium dioksida pada umumnya aman, namun titanium dioksida dalam bentuk bubuk tergolong sebagai kemungkinan karsinogen oleh International Agency for Research on Cancer (IARC). Partikel bubuk ini begitu kecil sehingga mereka dengan mudah terhirup dan dapat menumpuk di paru-paru atau dalam sel Anda, di mana mereka dapat merusak DNA dan menyebabkan kanker. Akibatnya, risiko kesehatan jauh lebih mungkin dalam produk kecantikan dan perawatan pribadi yang berbentu bubuk atau tabur, daripada dalam krim.

    Dalam label eye makeup, titanium dioksida tercantum apa adanya atau sebagai TiO2.

    10. Talc

    Beberapa talc mungkin mengandung asbes, senyawa karsinogenik, karena itu harus dihindari dalam produk bubuk, seperti eyeshadow, kecuali dikenal bebas asbes. Bahkan talc bebas-asbes harus dihindari di daerah panggul.

    The International Agency for Research on Cancer mengkategorikan talc yang mengandung asbes sebagai karsinogenik pada manusia. Paparan talc dikaitkan dengan mesothelioma, tumor organ lapisan jaringan seperti paru-paru, lambung, dan jantung. Sebelumnya, paparan talc terkait dalam pengembangan dan patogenesis kanker paru-paru.

    Talc juga menambah beban paru. Bedak terhirup dapat mengganggu mekanisme yang paru-paru bersih dan mengurangi peradangan sehingga merusak sel dan berpotensi menyebabkan kanker. Untuk membantu mencegah penghirupan oleh konsumen, bedak yang digunakan dalam produk bedak tabur di Amerika Serikat digiling ke ukuran partikel yang relatif besar yang sulit untuk terhirup. Paparan talc, terutama melalui kontak langsung dengan kulit, seperti dari eye makeup dan produk perawatan pribadi, juga dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan yang ditandai dengan nafas tersengal-sengal dan batuk.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 08/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan