backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Normalkah Mata Merah Setelah Operasi Katarak? Ini Penanganannya!

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 11/04/2023

    Normalkah Mata Merah Setelah Operasi Katarak? Ini Penanganannya!

    Salah satu risiko yang dikhawatirkan setelah operasi katarak adalah mata merah, bahkan bila sampai terjadi infeksi mata endoftalmitis. Di sinilah peran pengobatan yang tepat untuk menangani mata merah setelah operasi katarak. Apa saja pengobatan yang bisa dilakukan oleh dokter? Ketahui di bawah ini.

    Normalkah jika mata merah setelah operasi katarak?

    vitrektomi operasi mata

    Sebenarnya, normal bila Anda mengalami mata merah serta terasa berpasir dan gatal setelah menjalani operasi katarak.

    Terkadang, mata juga bisa berair dan mengeluarkan cairan bening seperti air mata. Selain itu, darah kering dapat terlihat pada perban penutup mata.

    Ini juga merupakan hal yang normal terjadi karena pengaruh suntikan obat bius atau anestesi lokal di permukaan otot mata. Suntikan ini biasanya diberikan sebelum menjalani operasi katarak.

    Anda dapat melepas perban penutup mata di malam hari sebelum tidur. Meski begitu, penutup mata dari plastik perlu digunakan selama tidur.

    Setelah seminggu, semua gejala tersebut seharusnya mulai mereda.

    Pada sebagian besar kasus, kondisi ini akan sembuh sepenuhnya dalam 2—6 minggu.

    Kapan mata merah setelah operasi katarak harus diwaspadai?

    Namun, mata merah setelah operasi katarak bisa menandakan kondisi yang serius bila disertai gejala berikut.

    • Muncul nyeri, penurunan kemampuan penglihatan, dan sensitif terhadap cahaya.
    • Rasa nyeri mungkin akan terasa terus bertambah parah dalam beberapa jam atau hari, sedangkan penglihatan menjadi tidak jelas atau seperti berkabut.
    • Saat berada di tempat yang gelap, Anda melihat seperti kilatan cahaya.
    • Floaters mata atau bayangan seperti titik-titik yang melayang juga bisa terlihat oleh mata.

    Gejala-gejala tersebut dapat menjadi tanda infeksi yang serius dan berbahaya pada mata, yaitu endoftalmitis.

    Penyebab infeksi mata ini yaitu adanya kerusakan pada bola mata akibat mikroorganisme berupa flora, bakteri, atau jamur.

    Mikroorganisme dapat berasal dari jaringan penyokong mata (adneksa) dan lingkungan selama operasi.

    Jika timbul salah satu atau beberapa gejala endoftalmitis, pengobatan perlu segera dilakukan meski Anda tetap dapat melihat dengan baik.

    Pengobatan mata merah setelah operasi katarak

    Apakah benar ada obat katarak selain operasi?

    Untuk mengatasi mata merah setelah operasi katarak, dokter akan menentukan obat berdasarkan tingkat keparahannya.

    Berikut beberapa pengobatan yang bisa dilakukan.

    1. Pemberian antibiotik

    Ada tiga cara yang paling umum digunakan dokter untuk memberikan antibiotik setelah operasi katarak guna mengatasi mata merah tanda endoftalmitis. Berikut uraiannya.

    • Antibiotik disuntikkan ke mata

    Penyuntikkan obat langsung ke bilik mata depan (ruang di antara kornea dan iris yang berisi cairan) segera setelah operasi katarak adalah cara efektif untuk mengurangi risiko infeksi mata.

    Obat-obatan antibiotik yang biasa digunakan untuk mengatasi mata merah setelah operasi katarak adalah sebagai berikut.

    • Golongan cefalosporin, seperti cefuroxime dan cefazoline. Keduanya minim risiko efek samping.
    • Vancomycin. Sebuah penelitian di Australia melaporkan obat ini dapat menurunkan jumlah bakteri penyebab infeksi mata hingga 32 jam setelah operasi.
    • Golongan fluorokuinolon generasi keempat, moxifloxacin. Moxifloxacin bekerja membunuh bakteri gram positif dan gram negatif, sehingga memberikan perlindungan yang lebih luas.

    Meski begitu, vancomycin memiliki risiko efek samping edema pada daerah makula mata. Oleh karena itu, obat ini biasanya tidak digunakan sebagai pengobatan pertama untuk infeksi setelah operasi katarak.

    Sementara itu, efektifitas obat golongan fluorokuinolon dalam mencegah dan menangani infeksi pun tidak berbeda dengan cefuroxime.

    Sebenarnya, ada satu cara penyuntikkan lain yaitu lewat subkonjuntiva (lapisan terluar mata yang berwarna bening). Cara ini terbukti dapat sangat mengurangi risiko infeksi.

    Namun, penelitian terakhir menunjukkan penyuntikkan langsung ke daerah bilik mata depan terbukti lebih efektif mencegah infeksi sehingga penyuntikkan lewat subkonjuntiva sudah mulai ditinggalkan.

    • Antibiotik diminum sebelum operasi

    Belum ada penelitian yang dapat membuktikan efektivitas antibiotik oral untuk mencegah terjadinya infeksi mata endoftalmitis.

    Pasalnya, obat yang diminum harus dicerna di sistem pencernaan terlebih dulu sehingga dinilai tidak begitu efektif untuk cepat mencapai bagian bilik mata depan.

    2. Pemberian obat antijamur

    Obat antijamur dapat digunakan untuk mengatasi infeksi mata akibat jamur, termasuk bila timbul kemerahan pada mata setelah operasi katarak.

    Ada beberapa jenis antijamur yang bisa diberikan, di antaranya sebagai berikut.

    • Fluconazole atau voriconazole untuk mengatasi korioretinitis.
    • Amphotericin atau voriconazole jika bagian vitreous mata terdampak.
    • Fluconazole atau itraconazole jika terjadi infeksi lokal.
    • Intravenous amphotericin atau oral voriconazole jika terjadi infeksi sistemik.

    3. Vitrektomi

    Dilansir dari Cleveland Clinic, jika infeksi mata merah setelah operasi katarak terjadi cukup parah hingga mengganggu penglihatan, prosedur vitrektomi perlu dilakukan.

    Vitrektomi berfungsi untuk mengangkat bagian mata yang terinfeksi dan menyuntikan obat antibiotik atau antifungal ke dalam mata.

    Cara mencegah mata merah setelah operasi katarak

    Sebagian besar infeksi yang terjadi setelah operasi katarak disebabkan oleh mikroorganisme yang memang sudah tinggal di mata. Penetesan obat mata antibiotik dapat dilakukan sebelum operasi dilakukan guna mengurangi sebanyak mungkin bakteri yang ada di mata.
    Beberapa jenis obat tetes mata yang biasa digunakan adalah berikut.
    • Gatifloxacin, golongan fluorokuinolon generasi ke-4.
    • Levofloxacin, golongan fluorokuinolon generasi ke-3.
    • Ofloxacin (generasi ke 2 golongan fluorokuinolon).
    • Polymyxin atau trimethoprim.

    Di antara ke empat obat di atas, gatifloxacin dapat terserap lebih efektif ke dalam bola mata sehingga bekerja lebih cepat untuk mencegah risiko infeksi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 11/04/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan