backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Neuropati Diabetik

Ditinjau secara medis oleh dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD · Penyakit Dalam · RS Siloam Karawaci (Siloam Hospital Lippo Village)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 09/12/2021

Neuropati Diabetik

Pengertian

Apa itu neuropati diabetik?

Neuropati diabetik adalah kerusakan saraf serius yang terjadi akibat penyakit diabetes melitus. Kondisi ini menandakan telah terjadinya komplikasi diabetes lebih lanjut.

Biasanya, terjadi karena gula darah yang tidak terkontrol selama bertahun-tahun. Kadar gula darah yang tinggi inilah yang akhirnya merusak saraf dari tangan dan kaki.

Neuropati diabetik adalah komplikasi diabetes dengan gejala yang cukup mengganggu. Semakin lama, kondisi ini bisa menghambat aktivitas penyandang diabetes dan menurunkan kualitas hidupnya.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Neuropati diabetik adalah komplikasi yang umum terjadi pada pasien diabetes. Menurut American Academy of Family Physicians, diperkirakan 30 – 50% orang dengan diabetes mengalami neuropati diabetik.

Komplikasi ini kemungkinan besar terjadi pada pasien diabetes yang sudah lama memiliki penyakit atau pasien yang tidak menjalani perawatan dengan baik.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda dan gejala neuropati diabetik?

Di samping gejala diabetes umum, ada tanda lain yang menunjukkan neuropati diabetik pada pasien diabetes. Gejala yang muncul biasanya dibedakan berdasarkan jenisnya.

Gejala neuropati perifer

Neuropati perifer adalah jenis neuropati diabetik yang paling umum. Kondisi ini lebih dulu memengaruhi saraf di kaki kemudian menjalar ke tangan dan lengan.

Gejalanya meliputi:

  • Mati rasa dan berkurangnya kemampuan untuk merasakan sakit maupun perubahan suhu
  • Muncul sensasi panas terbakar atau kesemutan
  • Kram parah
  • Otot menjadi lemah dan nyeri serta hilangnya refleks, terutama di pergelangan tangan
  • Muncul luka diabetes, seperti bisul dan infeksi
  • Keseimbangan dan koordinasi tubuh memburuk
  • Pada sebagian orang, kaki atau tangan jadi lebih peka dengan sentuhan, bahkan bisa menimbulkan rasa nyeri

Gejala neuropati perifer yang disebutkan di atas biasanya memburuk saat malam hari. Hal ini menyebabkan pasien diabetes jadi susah tidur dengan nyenyak.

Gejala neuropati otonom

Neuropati otonom adalah jenis neuropati diabetes yang memengaruhi respons saraf “otomatis’ dari organ internal tubuh (saraf otonom). Sistem saraf otonom ini mengendalikan fungsi jantung, kandung kemih, lambung, organ seks, dan mata.

Gejala yang ditimbulkan dari neuropati otonom ini adalah:

  • Masalah kandung kemih, baik itu infeksi saluran kemih atau inkontinensia (tidak bisa menahan keinginan buang air kecil)
  • Sembelit, diare, atau keduanya
  • Pengosongan lambung yang lambat (gastroparesis) sehingga menimbulkan mual, muntah, kembung, dan kehilangan nafsu makan
  • Kesulitan untuk menelan
  • Sering berkeringat atau sebaliknya jarang berkeringat karena tubuh bermasalah dalam mengontrol suhu tubuh
  • Denyut jantung meningkat saat beristirahat
  • Mata kesulitan menyesuaikan pencahayaan ruangan dari terang ke gelap
  • Gairah seksual menurun karena disfungsi ereksi akibat diabetes atau vagina yang kering
  • Tekanan darah menurun tajam setelah duduk atau berdiri yang menimbulkan rasa pusing bahkan hilang kesadaran.

Gejala neuropati radiculoplexus (diabetic amyotrophy)

Neuropati radiculoplexus adalah jenis neuropati diabetik yang memengaruhi saraf di sekitar paha, pinggul, bokong, dan tungkai kaki bagian bawah. Kondisi ini umum terjadi pada penyandang diabetes melitus tipe 2 yang usianya lebih tua.

Neuropati radiculoplexus memiliki banyak nama lain, yakni amyotrophy diabetik, neuropati femoral, atau neuropati proksimal. Gejala yang umum dari kondisi ini adalah:

  • Nyeri yang berat di pinggul, paha, atau bokong yang berlangsung dalam sehari atau lebih
  • Otot paha yang menyusut dan melemah
  • Kesulitan untuk bangun dari posisi duduk
  • Terjadi pembengkakan pada perut dan nafsu makan menurun

Gejala dapat membaik secara perlahan dapat juga memburuk. Awalnya, gejala menyerang satu sisi tubuh, bila memburuk ke sisi lain.

Gejala neuropati fokal

Neuropati fokal atau dikenal juga dengan mononeuropati adalah jenis neuropati diabetes yang menyerang satu jenis pembuluh saraf tertentu, biasanya terdapat pada daerah wajah, tangan, dan tungkai atau kaki bagian bawah.

Komplikasi ini sangat umum terjadi pada lansia. Gejala dari neuropati fokal meliputi:

  • Muncul rasa nyeri pada kaki, punggung bawah, depan paha, dada, atau perut
  • Kesulitan untuk melihat suatu objek dengan fokus
  • Penglihatan jadi berbayang
  • Nyeri di belakang mata, biasanya pada satu sisi
  • Saraf wajah mengalami kelumpuhan (Bell’s palsy)
  • Mengalami sindrom carpal tunnel, yakni mati rasa atau kesemutan parah pada jari dan pergelangan tangan

Gejala neuropati fokal sering terjadi secara tiba-tiba dan parah. Anda mungkin bisa saja tidak bisa memegang suatu benda atau menjatuhkannya.

Gejala akan hilang selama beberapa minggu atau bulan tanpa pengobatan, tapi tidak menimbulkan masalah jangka panjang.

Kapan harus periksa ke dokter?

Segera kunjungi dokter bila Anda merasakan gejala neuropati diabetik yang telah dijelaskan seperti di atas. Terutama jika Anda mengalami kondisi berikut ini:

  • Luka tidak sembuh-sembuh dan menimbulkan nanah
  • Muncul rasa kesemutan, mati rasa, sensasi terbakar pada tangan dan kaki yang mengganggu aktivitas
  • Merasa pusing disertai masalah pencernaan dan fungsi seksual

Tanda dan gejala yang muncul tidak selalu berarti Anda mengalami neuropati diabetik. Akan tetapi, bisa menjadi tanda kondisi lain yang membutuhkan perawatan medis.

Diagnosis dini dan perawatan kondisi kesehatan memberi peluang terbaik untuk mengendalikan diabetes dan mencegah komplikasi ini di masa depan.

Penyebab

Penyebab neuropati diabetik adalah kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol. Seiring waktu, kondisi ini akan merusak saraf dan mengganggu kemampuan tubuh untuk mengirimkan sinyal.

Selain itu, gula darah yang tinggi juga melemahkan dinding pembuluh darah kapiler yang memasok saraf dengan oksigen dan nutrisi.

Dikutip dari Mayo Clinic, para ahli kesehatan juga menyebutkan bahwa neuropati diabetik dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti:

  • Peradangan saraf akibat sistem imun yang salah mengira saraf sebagai zat asing yang membahayakan tubuh
  • Faktor genetik
  • Kebiasaan merokok dan minum alkohol tanpa aturan bisa merusak saraf dan pembuluh darah

Faktor-faktor risiko

Siapa saja yang berisiko kena kondisi ini?

Siapa saja dapat mengalami neuropati diabetik. Namun, beberapa faktor berikut ini membuat seseorang lebih berisiko kena neuropati diabetik, yaitu:

  • Pasien diabetes yang tidak mengontrol kadar gula darah dalam tubuhnya dengan baik, seperti pola makan buruk atau tidak mengikuti pengobatan sesuai anjuran dokter
  • Memiliki riwayat penyakit diabetes gestasional saat hamil
  • Pasien diabetes dengan masalah pada ginjal
  • Pasien diabetes yang tetap merokok, minum alkohol, dan memiliki berat badan yang tidak ideal

Diagnosis

Bagaimana dokter mendiagnosis kondisi ini?

Sebelum menentukan diagnosis, dokter akan meninjau kembali gejala dan riwayat medis Anda. Dokter kemudian akan memeriksa kekuatan otot tubuh secara keseluruhan, sensitivitas tubuh terhadap sentuhan dan getaran, serta refleks tendon.

Selain pemeriksaan fisik, dokter akan merekomendasikan tes kesehatan untuk membantu diagnosis neuropati diabetik, seperti:

  • Tes filamen (menyentuhkan serat nilon lembut pada kulit untuk menguji sensitivitas)
  • Pengujian sensorik kualitatif untuk mengetahui kondisi saraf dalam merespons getaran dan perubahan suhu
  • Elektromiografi (EMG) dan uji konduksi saraf untuk mengukur pelepasan listrik yang dihasilkan oleh otot
  • Pengujian otonom untuk menentukan perubahan tekanan darah pada posisi tubuh tertentu

Pengobatan

Apa saja pilihan obat untuk neuropati diabetik?

Jika Anda sering mengalami kram kaki, Anda bisa mengatasinya dengan memijat bagian kaki yang terasa kaku.

Namun, apabila disertai juga dengan rasa sakit, Anda mungkin dapat mengonsumsi pereda nyeri, seperti acetaminophen, aspirin, atau ibuprofen. Gunakanlah dosis rendah untuk mengatasi gejala kram yang terjadi sesekali.

Namun, ada juga pilihan pengobatan lain sebagai cara menghilangkan nyeri kaki pada penderita diabetes, seperti: 

1. Obat antidepresan

Selain mengobati depresi, antidepresan juga sering diresepkan untuk mengobati nyeri saraf akibat neuropati diabetik. Obat ini dapat memengaruhi kerja bahan kimia dalam otak yang bertugas untuk memberikan sinyal rasa sakit.

Dokter mungkin merekomendasikan antidepresan trisiklik untuk pengobatan neuropati diabetes, seperti:

2. Obat antikejang

Selain antidepresan, obat yang digunakan sebagai salah satu cara menghilangkan nyeri kaki pada penderita diabetes adalah obat antikejang. Obat antikejang memiliki fungsi lain sebagai obat anti-nyeri yang diakibatkan oleh gangguan saraf

Obat antikejang yang biasanya digunakan dalam pengobatan neuropati diabetik adalah:

3. Obat nyeri opioid

Obat yang lebih kuat mengatasi nyeri saraf akibat neuropati diabetik adalah obat golongan opioid. Ini menjadi pilihan terakhir, jika obat sebelumnya tidak ampuh dalam mengatasi gejala.

Obat opioid yang biasanya diresepkan dalam pengobatan neuropati diabetik adalah oxycodone dan tramadol.

4. Penghilang rasa sakit topikal 

Cara menghilangkan nyeri kaki pada penderita diabetes tidak hanya bisa diatasi dengan minum obat, tapi rasa nyeri juga bisa diringankan dengan obat tempel atau koyo yang dapat membantu meringankan nyeri. Pilihan obat tempel untuk pengobatan neuropati diabetik adalah lidocaine yang ditempelkan pada kulit.

5. Pengobatan alternatif

Beberapa terapi alternatif telah dipelajari untuk mengatasi nyeri akibat neuropati diabetes, meskipun belum terbukti ampuh. Pengobatan alternatif yang bisa menjadi cara menghilangkan nyeri kaki pada penderita diabetes adalah:

Pengobatan di rumah

Apa saja pengobatan rumahan yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini?

Kerusakan saraf akibat neuropati diabetik dapat menyebabkan rasa sakit, tapi juga dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk merasakan sakit. Selain pengobatan dokter, Anda juga perlu melakukan perawatan di rumah.

Perawatan neuropati diabetes yang bisa Anda terapkan di rumah adalah:

1. Melakukan perawatan kaki

  • Periksa kaki Anda setiap hari untuk melihat luka, bengkak, dan masalah lainnya. Anda mungkin tidak akan mengetahui masalah ini sampai kaki benar-benar terinfeksi. 
  • Cuci kaki Anda setiap hari dengan air hangat dan keringkan setelahnya. Oleskan pelembap agar kulit tidak kering dan mudah pecah. Jangan mengoleskan pelembap di antara jari-jari kaki Anda.
  • Memakai sepatu yang nyaman, fleksibel, dan sesuai dengan kaki Anda dan beri ruang untuk bergerak. Pakai sepatu khusus jika sepatu biasa tidak cocok.
  • Selalu tutupi kaki Anda dengan sepatu, sandal, atau kaus kaki tebal untuk melindungi kaki dan mencegah cedera.

2. Menjaga kadar gula darah tetap normal

Langkah pertama untuk mengobati rasa sakit akibat neuropati diabetik Anda adalah dengan mengendalikan angka gula darah normal. Perawatan ini dapat menghambat kerusakan supaya tidak menyebar dan bertambah parah.

Anda mungkin diminta oleh dokter untuk menurunkan gula darah sebesar 70-130 mg/dL  sebelum makan dan kurang dari 180 mg/dL gula darah setelah makan.

3. Menjalani pola hidup sehat

Pengobatan dokter harus dikombinasikan dengan penerapan gaya hidup sehat untuk mengatasi gejala neuropati diabetik. Anda perlu mengatur kembali pilihan makanan untuk diabetes, porsi, dan waktu makan.

Selain itu, lakukan olahraga yang direkomendasikan untuk diabetes secara rutin. Aktivitas fisik ini adalah metode ampuh untuk mengendalikan gula darah sekaligus berat badan.

Sangat ditekankan bagi penderita diabetes untuk berhenti merokok. Jika Anda kesulitan, jangan sungkan untuk minta bantuan dokter.

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah neuropati diabetik?

Cara terbaik untuk mencegah neuropati diabetes adalah dengan menjaga gula darah tetap normal untuk menghindari kerusakan saraf sejak dini. Ikuti saran dokter Anda untuk diet, olahraga, dan perawatan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD

Penyakit Dalam · RS Siloam Karawaci (Siloam Hospital Lippo Village)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 09/12/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan