backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kaki Diabetes, Salah Satu Komplikasi Diabetes yang Bisa Berujung Amputasi

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 19/10/2021

    Kaki Diabetes, Salah Satu Komplikasi Diabetes yang Bisa Berujung Amputasi

    Diabetes melitus atau kencing manis adalah penyakit kronis yang dapat menyebabkan komplikasi serius apabila tidak diobati. Nah, salah satu risiko komplikasi yang paling umum terjadi adalah luka pada kaki (ulkus diabetikum) atau disebut juga dengan kaki diabetes. Cari tahu lebih dalam mengenai komplikasi diabetes pada kaki dalam ulasan berikut ini.

    Penyebab ulkus diabetikum (luka kaki diabetes)

    fungsi tulang jari kaki

    Kaki diabetik adalah komplikasi pada kaki penderita diabetes akibat kadar gula darah tinggi (hiperglikemia) yang tidak terkontrol.

    Komplikasi ini umumnya berupa ulkus diabetikum atau luka akibat infeksi atau kerusakan jaringan kulit pada kaki penderita diabetes. Saat kadar gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia), Anda berisiko mengalami kerusakan saraf.

    Menurut National Institute of Diabetes, ketika kerusakan saraf (neuropati diabetik) terjadi, penderita diabetes tidak bisa merasakan sakit atau sensasi ganjil ketika kaki mengalami luka.

    Itulah yang kemudian menyebabkan penderita diabetes tak menyadari adanya luka pada kaki sampai akhirnya membuat luka semakin parah karena tak dirawat.

    Di saat yang bersamaan, pembuluh darah di kaki yang rusak tidak dapat mengalirkan darah kaya nutrisi dan oksigen dengan lancar.

    Padahal, aliran darah kaya oksigen dan nutrisi sangat penting untuk proses penyembuhan luka. Hal ini diperparah dengan daya tahan tubuh yang lemah sehingga infeksi semakin menjadi.

    Tanpa aliran darah yang baik, luka diabetes pada kaki sulit sembuh atau bahkan mungkin tidak bisa sembuh sama sekali.

    Lambat laun, luka pada kaki akan berubah menjadi ulkus diabetik atau borok yang terinfeksi dan akhirnya mengalami kematian jaringan (gangren).

    Kondisi ulkus diabetikum yang semakin parah dapat menyebabkan kecacatan kaki permanen.

    Pada kebanyakan kasus, infeksi parah harus ditangani dengan amputasi kaki untuk memutus penyebaran infeksi ke area tubuh lainnya.

    Selain itu, mereka yang mengalami kaki diabetik juga mudah mengalami kesemutan dan kesulitan menggerakkan kaki akibat kerusakan pada saraf kaki.

    Bentuk-bentuk gangguan kaki diabetik

    mengobati kaki kapalan

    Ulkus diabetikum bisa ditandai dengan kerusakan atau kematian jaringan pada kaki karena berbagai faktor, termasuk iritasi kulit, infeksi, dan masalah saraf kaki.

    Berikut beberapa kondisi ulkus diabetikum dan gangguan kaki yang mungkin dialami penderita diabetes menurut American Diabetes Association.

    1. Infeksi jamur

    Infeksi jamur pada kulit kaki penderita diabetes biasanya disebabkan oleh Candida albicans. Jamur ini dapat menyerang bagian kulit yang lembap, kurang sirkulasi udara, dan tidak terkena sinar matahari.

    Gangguan kaki pada penderita diabetes yang mengalami infeksi jamur menyebabkan gatal dan bercak merah di permukaan kaki.

    Kondisi ini selanjutnya mengarah pada terbentuknya ulkus diabetik. Infeksi jamur yang umum terjadi adalah athlete’s foot atau dikenal dengan kutu air.

    2. Borok

    Borok adalah bentuk luka terbuka pada kaki akibat kaki diabetik. Kondisi ini akan butuh waktu yang sangat lama sampai akhirnya luka tertutup kembali. 

    Borok bisa menjadi gerbang bagi kuman dari luar yang kemudian menginfeksi kaki apabila tidak ditangani sedini mungkin.

    Saat infeksi terjadi, borok bisa bertambah parah dan menjadi ulkus diabetik yang ditandai dengan keluarnya cairan dan bau tak sedap dari kaki.

    3. Hammertoes

    Hammertoes adalah masalah yang menyebabkan jari-jemari kaki tampak menekuk ke bawah.

    Kondisi ini terjadi karena otot yang melemah dan tendon (jaringan yang menghubungkan otot ke tulang) menjadi lebih pendek.

    Hal serupa juga dapat terjadi pada ibu jari kaki yang melengkung ke arah jari kaki kedua. Kondisi ini disebut dengan bunion.

    Gangguan kaki diabetik ini menyebabkan penderita diabetes dapat mengalami kesulitan berjalan dan menimbulkan rasa sakit. 

    4. Kulit kering dan pecah-pecah

    Kondisi neuropati diabetik dapat membuat kulit di bagian kaki menjadi kering. Gangguan ini juga menjadi salah satu gejala diabetes yang umum dialami.

    Sekilas mungkin tidak berbahaya, tetapi kulit yang kering dapat mengakibatkan retakan yang mungkin menjadi luka diabetes dan selanjutnya menyebabkan ulkus diabetik yang sulit sembuh. 

    5. Lenting

    Selain kapalan, masalah kaki diabetik yang umum dialami oleh penderita diabetes adalah lenting. Gangguan pada kaki ini disebabkan oleh gesekan terus-menerus pada permukaan alas kaki.

    Lenting berbentuk seperti gelembung yang berisi cairan. Pada penderita diabetes, biasanya lenting akan berukuran lebih besar di permukaan kaki.

    Anda tidak disarankan untuk memecahkan lenting karena ini bisa menimbulkan luka pada kaki yang berisiko terinfeksi dan membentuk ulkus diabetik.

    6. Kapalan

    Kapalan atau callous adalah bentuk gangguan kaki diabetik yang menimbulkan penumpukan kulit sehingga akhirnya mengeras. Gangguan ini biasanya muncul di sekitar tumit atau telapak kaki.

    Proses penumpukan kulit akan lebih cepat terjadi terjadi pada individu yang mengalami diabetes sehingga terbentuk kapalan.

    Kapalan pada penderita diabetes biasanya dipicu oleh alas kaki yang tidak cocok dengan bentuk kaki yang berubah karena hammertoes.

    Perlu diingat, meskipun menyebabkan rasa tidak nyaman, jangan memotong penumpukan kulit ini karena dapat menyebabkan perdarahan dan ulkus diabetikum.

    Kapalan

    7. Kaki Charcot

    Kerusakan saraf akibat neuropati diabetik dapat menyebabkan perubahan bentuk kaki atau kaki Charcot.

    Gejala kaki diabetes ini awalnya ditandai dengan peradangan, kemerahan, dan bengkak.

    Saat bengkak kaki semakin membesar, penderita diabetes biasanya mulai merasakan nyeri hingga akhirnya tulang di bagian kaki yang membengkak pun bergeser dan retak.

    Kondisi ini sering menyerang bagian atas kaki dekat pergelangan. Pergeseran dan retaknya tulang menyebabkan kaki bagian atas menjadi melengkung.

    Cara mencegah luka diabetes pada kaki

    sepatu diabetes mencegah luka kaki diabetik

    Tidak sedikit pasien diabetes yang mengalami luka pada kaki akibat beraktivitas dan berolahraga.

    Itu sebabnya, penting bagi Anda untuk berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya luka diabetes yang bisa mengarah pada komplikasi kaki diabetik. 

    Berikut adalah cara untuk mencegah luka yang bisa berkembang menjadi ulkus diabetikum.

    1. Hindari olahraga yang memberikan banyak benturan ke kaki

    Meskipun harus berolahraga rutin, Anda tetap perlu memperhatikan jenis olahraga untuk mencegah terjadinya luka, terutama pada kaki.

    Olahraga yang terlalu berat memiliki risiko cedera yang besar bagi penderita diabetes. Beberapa jenis olahraga yang bisa jadi pilihan Anda seperti yoga, tai chi, berjalan santai dan berenang dibandingkan berlari.

    Ketimbang olahraga yang lainnya, berlari dapat memberikan benturan berulang pada telapak kaki Anda. 

    Kondisi ini dapat meningkatkan risiko cedera yang mengakibatkan ulkus diabetikum.

    6 Jenis Olahraga untuk Penderita Diabetes dan Tips Aman Melakukannya

    2. Pilih sepatu sesuai dengan aktivitas yang dilakukan

    Cara lain untuk mencegah luka diabetes adalah selalu gunakan alas kaki yang sesuai dengan kegiatan yang akan Anda lakukan, misalnya menggunakan sepatu lari untuk jogging.

    Penggunaan alas kaki yang tepat dapat membantu kelancaran aliran darah ke bagian kaki saat beraktivitas. Sebaliknya, memakai alas kaki yang tidak sesuai bisa membuat Anda berisiko mengalami luka.

    Pastikan pula ukuran sepatu pas dan tidak sempit agar tidak menimbulkan kapalan yang berpotensi jadi luka atau ulkus diabetik.

    Terdapat beberapa tips yang bisa Anda pertimbangkan dalam memilih sepatu untuk diabetes yaitu.

    • Pilihlah sepatu yang dalam, sekitar 0,6-1,2 cm dari sepatu biasanya, agar kaki tidak terlalu sempit.
    • Pilihlah sepatu yang ringan dengan bahan fleksibel, seperti kulit atau kanvas.
    • Pilih sepatu yang talinya bisa Anda kendorkan atau kencangkan, sehingga bisa disesuaikan dengan kondisi kaki.
    • Sepatu harus memiliki bagian belakang yang kuat dengan sol yang empuk dan menyerap keringat.
    • Jangan pilih sepatu yang sempit, berikan jarak sekitar setengah sentimeter dari ujung jari ke ujung sepatu.

    4. Selalu gunakan alas kaki lengkap dengan kaos kaki

    Saat beraktivitas, jangan lupa untuk menggunakan alas kaki termasuk di dalam rumah.

    Alas kaki yang tepat dan cukup tebal dapat melindungi telapak kaki Anda dari berbagai benda tajam yang bisa melukai kaki.

    Kaos kaki membuat kaki Anda selalu kering dan lebih terjaga dari benda-benda luar yang mungkin melukai kaki.

    Tak hanya itu, kaki Anda juga akan terasa nyaman karena adanya kaos kaki yang berperan menjadi bantalan lembut dalam sepatu.

    5. Periksa dan cek kondisi kaki setiap hari

    Biasakan untuk memeriksa kaki sebelum dan sesudah melakukan olahraga karena Anda bisa saja mengalami luka tetapi tak merasakan sakit.

    Selain itu, biasakan untuk mencuci kaki dan segera mengeringkannya agar kaki selalu bersih.

    Jaga kaki agar selalu kering sebagai bentuk pencegahan sebelum terbentuknya luka. Hindari membersihkan kaki dengan air yang terlalu panas.

    Periksa kaki secara rutin untuk setiap perubahan yang tidak biasa, termasuk adanya sakit, luka, atau borok kulit.

    Luka terbuka, luka gores, atau luka pada kaki harus diperiksa oleh dokter segera.

    Diabetic foot atau ulkus diabetikum dapat dihindari jika Anda menjalani pola hidup sehat untuk mengendalikan kadar gula darah dan mengikuti anjuran minum obat diabetes dari dokter jika memang diperlukan.

    Perawatan dan pemeriksaan kaki diabetes harus dilakukan rutin setiap hari.

    Bila mengalami gejala yang berhubungan dengan kaki diabetik, segera konsultasi ke dokter untuk mendapat perawatan yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 19/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan