Penyakit kulit adalah salah satu penyakit yang paling banyak menyerang orang-orang. Terbagi menjadi penyakit menular dan tidak menular, penyakit kulit yang menular lebih sering muncul pada masyarakat Indonesia.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro ยท General Practitioner ยท Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Penyakit kulit adalah salah satu penyakit yang paling banyak menyerang orang-orang. Terbagi menjadi penyakit menular dan tidak menular, penyakit kulit yang menular lebih sering muncul pada masyarakat Indonesia.
Penyebab penyakit ini biasanya adalah infeksi jamur, virus, dan bakteri yang bisa menyebar melalui kontak langsung dengan kulit, udara, atau penggunaan barang bersama. Apa saja jenis penyakitnya?
Jangan sepelekan gejala apa pun yang muncul pada kulit Anda. Gejala tersebut bisa saja menjadi ciri-ciri penyakit kulit menular berikut.
Herpes adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks (HSV). Ciri utama yang menandai herpes adalah munculnya luka lepuh atau lenting pada kulit, terutama di area mulut atau alat kelamin.
Berdasarkan area yang terinfeksi, penyakit ini dibedakan menjadi herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) dan herpes simpleks tipe 2 (HSV-2).
HSV-1 menyerang area sekitar mulut dan dikenal sebagai herpes oral atau luka dingin. Penyakit kulit menular ini dapat tersebar dari berciuman, berbagi sikat gigi dan peralatan makan, ataupun aktivitas lainnya yang memungkinkan cairan dari mulut penderita masuk ke tubuh Anda.
Sementara itu, HSV-2 biasanya menginfeksi area sekitar alat kelamin atau rektum sehingga disebut sebagai herpes genital. Penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual dengan penderita herpes atau dari ibu penderita herpes ke anak yang dilahirkan.
Virus herpes akan terus menetap dalam tubuh setelah menginfeksi. Dengan kata lain, penyakit kulit ini tidak dapat disembuhkan. Meski demikian, Anda bisa saja tidak menunjukkan gejala apa pun.
Gejala dan luka lepuh biasanya baru muncul saat Anda mengalami seperti kelelahan, sakit, stres, menstruasi, atau ketika sistem kekebalan tubuh melemah.
Cacar air adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh virus varicella zoster. Sebelum vaksin cacar air ditemukan, penyakit kulit yang mudah menular ini dapat berakibat fatal.
Perkembangan vaksin cacar air hingga saat ini telah berhasil menurunkan angka kejadiannya, meskipun sejumlah kasus cacar air memang masih menimpa anak-anak setiap tahunnya.
Penyakit cacar air ditandai dengan ruam gatal yang dapat muncul di wajah, kulit kepala, atau sekujur tubuh dan disertai dengan bintik-bintik merah muda. Bintik ini nantinya akan berubah menjadi luka lepuh kecil atau lenting-lenting berisi air yang bisa tersebar ke seluruh tubuh.
Penularan cacar air dapat terjadi dari penderita ke orang-orang di sekitarnya melalui berbagai cara. Virus ini bisa menyebar melalui sentuhan antara kulit dengan kulit, dari ludah atau lendir orang yang terinfeksi, atau melalui butiran udara dari orang yang batuk atau bersin.
Kendati dapat menyerang siapa saja, penyakit kulit yang berlangsung selama 5-10 hari ini bisa lebih mudah menular pada anak-anak dan orang-orang dari kelompok rentan seperti bayi baru lahir, orang yang belum divaksin, serta orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah.
Sama seperti cacar air, cacar api alias cacar ular pada orang dewasa juga disebabkan oleh virus bernama varicella-zoster. Orang yang sudah pernah terkena cacar air bisa menghidupkan lagi virus ini ketika sistem kekebalan tubuhnya menurun, sedang mengalami stres berat, atau ketika sudah berusia di atas 50 tahun.
Hal ini bisa terjadi sebab saat Anda terserang cacar air dan sembuh, ada kemungkinan virus belum benar-benar menghilang dari tubuh. Virus tersebut hanya terdiam di dalam sistem saraf dalam waktu yang lama sampai akhirnya aktif kembali lalu bergerak menuju sel kulit hingga menyebabkan penyakit berbentuk cacar api.
Cacar api dapat menular kepada orang-orang yang belum mendapatkan vaksin cacar air. Penularannya bisa terjadi melalui kontak kulit dengan luka terbuka cacar api.
Namun, penyakit yang tertular ini bukanlah cacar api, tapi tetap berupa cacar air. Risiko penyebarannya akan berkurang jika lepuhan ini ditutup, dan barulah tidak menular lagi begitu luka mengering seutuhnya.
Gejala cacar api diawali dengan munculnya sederet bintik merah pada salah satu sisi tubuh atau wajah yang disertai dengan rasa sakit atau sensasi terbakar. Gejala lainnya meliputi sensasi geli di bawah kulit, nyeri perut, demam, menggigil, dan sakit kepala.
Berbeda dengan penyakit kulit menular lainnya yang terjadi akibat infeksi, penyakit kudis justru disebabkan oleh tungau kecil yang bernama Sarcoptes scabei. Parasit ini tersebar di lapisan luar kulit, lalu menggalinya dan menetaskan telur di sana sehingga menimbulkan ruam dan gatal.
Kudis dapat muncul di sela-sela jari-jari, di sekitar pinggang atau pusar, di lutut, atau di bokong. Penyakit kulit ini sangat mudah menular melalui kontak fisik antar kulit yang sangat dekat serta melalui pakaian, handuk, atau sabun yang dipakai bersama-sama.
Itulah sebabnya jika seseorang mengalami kudis, maka seluruh anggota keluarganya juga harus mendapatkan penanganan.
Gejala kudis biasanya tidak langsung muncul begitu Anda terinfeksi. Setelah empat hingga enam minggu, kulit Anda akan mulai bereaksi dengan menimbulkan sejumlah gejala.
Di antara gejala tersebut adalah rasa gatal hebat terutama pada malam hari, muncul ruam menyerupai jerawat, kulit bersisik atau terdapat luka lepuh, serta muncul luka akibat terlalu banyak menggaruk.
Kurap adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh jamur. Penyakit ini dapat menyerang kulit tubuh, kepala, kuku, kaki, bahkan area organ intim.
Jamur penyebab kurap tumbuh subur pada bagian tubuh yang hangat dan lembap. Karenanya, Anda lebih berisiko mengalami penyakit ini bila tidak cermat dalam menjaga kebersihan kulit.
Kurap bisa menyebar melalui kontak dari kulit ke kulit. Risiko tertular lebih tinggi bila Anda saling meminjam benda-benda yang terkontaminasi seperti aksesoris rambut, pakaian, atau handuk.
Penyakit yang dikenal sebagai ringworm ini juga bisa berpindah dari hewan ke manusia. Bagi Anda yang memiliki hewan peliharaan, bawalah ke dokter untuk diperiksa secara rutin guna mengurangi risikonya.
Penderita kurap umumnya memiliki bercak kemerahan pada kulitnya. Bercak ini akan tampak melingkar, tampak timbul dibandingkan permukaan kulit di sekitarnya, serta memiliki tepi yang kasar. Jika muncul pada kulit kepala, Anda mungkin mendapati bercak bersisik dan rambut yang rontok di bagian tersebut.
Dilansir dariย American Academy of Dermatology Association, kutil adalah pertumbuhan kulit berlebih akibat infeksi virus pada lapisan atas kulit.
Pertumbuhan kutil dapat terjadi pada jari-jari tangan, telapak kaki, serta area kulit yang sering dicukur. Virus yang menyebabkan kutil ini dikenal sebagai human papilomavirus (HPV).
HPV dapat menyebar melalui sentuhan langsung antara kulit yang masih sehat dengan kulit orang yang terinfeksi. Anda bahkan dapat mengalami kutil setelah menyentuh barang yang digunakan oleh penderita, misalnya setelah memegang handuk bekas pakai. Inilah sebabnya kutil termasuk dalam penyakit kulit yang mudah menular.
Bahaya kutil pun tidak berhenti sampai di situ. Selain bagian-bagian tubuh yang telah disebutkan sebelumnya, HPV juga dapat menyerang alat kelamin dan menular melalui hubungan seksual. Karenanya, penyakit ini turut digolongkan sebagai infeksi menular seksual.
Sistem kekebalan tubuh Anda sebenarnya cukup kuat untuk melawan infeksi HPV sehingga tidak semua orang yang terpapar virus ini akan mengalami penyakit kutil.
Akan tetapi, daya tahan tubuh dapat melemah akibat penyakit, pengobatan, atau pun kondisi lainnya. Anda juga lebih rentan mengalami kondisi ini bila sebelumnya pernah mengalami penyakit kulit kronis.
Impetigo adalah infeksi kulit yang umum terjadi dan disebabkan oleh bakteri tertentu yang terdapat pada lingkungan sekitar, terutama pakaian, handuk, tempat tidur, serta peralatan sehari-hari. Bakteri penyebab impetigo tumbuh subur di tempat yang hangat dan lembap.
Saat gejala awal muncul, orang yang mengalami impetigo akan merasakan gatal sehingga menggaruk dan merusak permukaan kulitnya. Ini akan membuat bakteri lebih mudah masuk ke dalam kulit.
Luka akibat impetigo bisa berbentuk seperti lenting di sekitaran mulut (bula) atau seperti koreng kering (krusta). Pada kasus yang parah, penyakit ini bisa menyerang ke bagian kulit yang lebih dalam.
Impetigo termasuk dalam kelompok penyakit kulit yang sangat mudah menular. Penyebaran bakteri bisa terjadi melalui sentuhan antarkulit dengan penderita, masuk ke kulit melalui luka, atau gigitan serangga. Risiko penularan bahkan lebih tinggi bila Anda tinggal di lingkungan yang padat.
Selain itu, ada sejumlah faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya impetigo. Misalnya, anak-anak yang berusia antara 2 โ 5 tahun, cuaca yang lembap dan hangat, serta olahraga yang melibatkan kontak antara kulit seperti gulat atau bela diri.
Orang-orang yang menderita diabetes atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah juga lebih berisiko mengalami kondisi ini.
Tubuh manusia pada dasarnya tidak benar-benar bersih dari bakteri dan jamur. Jamur ragi seperti Candida adalah salah satu jenis organisme yang secara alamiah terdapat pada tubuh Anda.
Akan tetapi, pertumbuhan jamur ragi yang tidak terkendali dapat memicu infeksi dan mengakibatkan penyakit kulit.
Kebanyakan kasus infeksi jamur ragi umumnya menyerang area organ intim. Pada laki-laki, infeksi biasanya terjadi di kepala penis. Sementara pada perempuan, jamur ragi dapat tumbuh subur di bagian luar vagina atau disebut vulva.
Selain kedua area ini, jamur ragi juga dapat menginfeksi bagian tubuh lain yang memiliki lipatan kulit seperti ketiak dan bagian bawah payudara.
Ciri utama yang menandakan infeksi jamur ragi adalah peradangan pada kulit. Selain itu, Anda juga dapat mengalami gejala sebagai berikut.
Penyakit kulit akibat jamur ragi dapat menular melalui hubungan seksual.
Meskipun dapat menyerang siapa saja, kondisi ini lebih banyak terjadi pada perempuan. Terutama jika Anda memiliki jumlah hormon estrogen yang tinggi, rutin menggunakan antibiotik, mengalami diabetes, atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Penyakit kulit menular berbeda dengan penyakit kulit autoimun yang dipicu oleh gangguan pada sistem kekebalan tubuh sehingga tidak dapat dicegah. Faktor penyebabnya berasal dari infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit yang terdapat di lingkungan sekitar.
Karena itulah, Anda masih dapat mengupayakan pencegahan agar tidak ikut tertular.ย Di bawah ini adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan.
Beberapa jenis penyakit kulit juga dapat dicegah melalui vaksinasi, misalnya cacar air. Pastikan bahwa diri Anda dan seluruh anggota keluarga Anda telah menjalani vaksinasi yang diperlukan untuk mencegah timbulnya penyakit-penyakit tersebut.
Vaksin kini telah banyak tersedia dan bisa diperoleh tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya.
Beberapa jenis pekerjaan mungkin membuat Anda harus sering berinteraksi dengan penderita penyakit kulit. Atau, Anda bisa sesekali merasa khawatir mengalami gejala kondisi kulit seperti di atas.
Jika demikian, tidak ada salahnya untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit. Pemeriksaan yang menyeluruh akan membantu Anda dalam mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah penularan ke orang lain.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner ยท Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar