backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

7 Penyakit Kulit yang Mirip Jerawat, tapi Bukan Jerawat

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 12/10/2023

    7 Penyakit Kulit yang Mirip Jerawat, tapi Bukan Jerawat

    Jerawat adalah salah satu masalah kulit yang paling umum. Namun, banyak orang yang salah menganggap bintil merah di wajahnya sebagai jerawat wajah. Padahal memang ada beberapa penyakit kulit di wajah yang mirip seperti jerawat, dan terkadang membutuhkan perawatan medis tertentu. 

    Jenis penyakit kulit di wajah seperti jerawat

    Terkadang sulit untuk membedakan antara jerawat biasa dan penyakit kulit di wajah yang seperti jerawat

    Berikut ini adalah sejumlah kondisi mirip jerawat, tapi bukan jerawat, yang umum terjadi. 

    1. Pitirosporum folikulitis

    folikulitis

    Pitirosporum folikulitis adalah infeksi jamur kulit yang menyebab folikel rambut teriritasi dan meradang.

    Kondisi kulit ini menampakkan gejala yang mirip dengan jerawat wajah biasa. 

    Pitirosporum folikulitis dapat dialami siapa saja, tapi memang tidak semua orang mengalami iritasi folikel ini.

    Biasanya, jamur terdapat pada bagian kulit yang memiliki kadar minyak yang tinggi, seperti di punggung dan bagian muka. 

    Nah, ketika kadar minyak meningkat, jamur akan berkembang dan bertambah banyak.

    Kemudian, jamur bisa mengeluarkan nanah serta menutup kelenjar minyak. Hal ini yang dikira kebanyakan orang kira mirip jerawat, tapi bukan jerawat.

    2. Folikulitis gram negatif

    Berbeda dengan pitirosporum folikulitis, iritasi folikel rambut ini disebabkan oleh bakteri gram negatif. 

    Jadi, infeksi bakteri ini kerap kali terjadi pada pasien yang menggunakan antibiotik dalam jangka panjang untuk mengatasi rosacea.

    Antibiotik oral yang digunakan dalam waktu yang lama akan menyebabkan perubahan bakteri normal pada kulit. 

    Hal ini yang kemudian membuat bakteri tumbuh berkembang dan akhirnya menginfeksi. Gejala penyakit infeksi kulit yang muncul akan seperti jerawat.

    3. Dermatitis perioral

    Dermatitis perioral

    Dermatitis perioral adalah masalah kulit yang menimbulkan gejala bintil-bintil merah yang hampir mirip seperti jerawat wajah. 

    Masalah kulit ini sering muncul pada bagian sekitar mulut. Iritasi kulit ini banyak terjadi akibat penggunaan krim steroid dalam jangka waktu yang lama. 

    Pemakaian krim steroid sebagai obat jerawat dalam waktu yang lama dapat menyebabkan dermatitis perioral. 

    Apabila hal ini terjadi, dokter kulit mungkin akan mengganti krim steroid Anda dan memberikan antibiotik untuk mengatasi dermatitis yang terjadi.

    4. Ingrown hair (rambut tumbuh ke dalam)

    Ingrown hair adalah kondisi rambut yang tumbuhnya ke dalam kulit, bukannya ke luar kulit. 

    Ketika rambut-rambut ini tumbuh ke dalam bagian kulit, akan timbul benjolan-benjolan kecil, iritasi kulit, dan sedikit rasa nyeri. 

    Ingrown hair yang kronis dapat menyebabkan timbulnya keloid hingga hiperpigmentasi kulit

    Bagi kaum pria, gejala penyakit kulit ini akan tampak seperti jerawat wajah karena lebih banyak terjadi pada bagian janggut dan dagu.

    Biasanya, masalah kulit ini akan muncul setelah Anda mencukur rambut-rambut halus.

    Fakta ingrown hair

    1. Rambut yang tumbuh ke dalam, juga disebut pseudofolliculitis barbae. Ini sangat umum terjadi di area tumbuhnya janggut. 
    2. Pria yang memiliki tipe rambut tebal dan keriting, lebih berisiko mengembangkan masalah kulit ini.

    5. Rosacea

    Jerawat rosacea adalah gangguan peradangan kulit kronis yang menyebabkan kondisi seperti jerawat kecil di pipi, hidung, dagu, dan dahi.

    Bagaimana Anda bisa membedakannya dengan jerawat biasa? Rosacea menyebabkan pelebaran pembuluh darah yang membuat kulit tampak memerah.

    Jerawat dapat terlihat merah tetapi tidak menyebabkan kemerahan secara menyeluruh pada wajah.​ 

    Berdasarkan penjelasan American Family Physician, rosacea biasanya tidak berkembang sebelum Anda mencapai usia 35 tahun. 

    Kondisi mirip jerawat ini, tapi bukan jerawat ini lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. 

    6. Keratosis pilaris

    Keratosis pilaris atau penyakit kulit ayam ini gejalanya seperti jerawat yang  ditandai dengan benjolan kecil dan kasar di permukaan kulit.

    Seringkali, kulit dengan keratosis pilaris terasa seperti kertas pasir atau amplas. Benjolan kemerahan dan terlihat seperti jerawat kecil.

    Biasanya, Anda akan menemukan keratosis pilaris di bagian belakang lengan atas, paha, dan pantat.

    Namun, kondisi ini juga berkembang di wajah, terutama pada anak-anak, yang sering dikira jerawat.

    Keratosis pilaris disebabkan oleh penumpukan keratin (protein pembentuk kulit, kuku, dan rambut) di dalam folikel rambut.

    Penyumbatan keratin ini membuat kulit terlihat kasar, beruntusan, atau seperti jerawat.

    7. Miliaria rubra

    miliaria rubra

    Miliaria rubra adalah istilah yang menggambarkan ruam kulit atau biang keringat pada wajah dan tubuh.

    Kondisi yang mirip jerawat tapi bukan jerawat ini disebabkan saat kulit terlalu panas.

    Biang keringat memang sering terjadi pada bayi dan anak kecil, tetapi bisa terjadi pada usia berapa pun.

    Miliaria rubra merupakan peradangan akut pada kelenjar keringat.

    Anda akan menemui benjolan merah kecil di permukaan kulit. Ruam juga bisa terasa gatal atau terbakar.

    Biasanya Anda akan mengalami ruam panas di area kulit yang tertutup pakaian.

    Pada kasus yang parah, ruam dapat menyebar ke wajah, terutama area pipi.

    Jika tidak yakin dengan penyakit kulit di wajah seperti jerawat yang Anda alami, segera konsultasikan kepada dokter spesialis kulit. 

    Dokter akan memberikan pengobatan yang tepat sesuai penyebabnya untuk membuat kulit kembali pulih dan sehat. 

    Cara Menghilangkan Jerawat dalam Semalam

    Tonton video ini untuk mengetahui tiga cara ampuh menghilangkan jerawat dengan cepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 12/10/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan