backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Ciri-Ciri Penyakit Kusta dan Gejalanya yang Harus Diwaspadai

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Yuliati Iswandiari · Tanggal diperbarui 11/11/2020

    Ciri-Ciri Penyakit Kusta dan Gejalanya yang Harus Diwaspadai

    Kusta atau lepra adalah sebuah penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit kulit ini dapat menyebabkan masalah serius seperti munculnya luka borok atau kecacatan. Ciri-ciri penyakit kusta harus diketahui agar bisa diobati sedini mungkin.

    Ciri-ciri penyakit kusta

    ciri penyakit kusta kecacatan

    Kusta adalah penyakit yang tak hanya menyerang kulit, tapi juga sistem saraf perifer atau selaput lendir pada saluran pernapasan atas, dan mata. Maka dari itu, gejala yang dirasakan tidak hanya berdampak pada kulit tetapi juga pada bagian tubuh lainnya.

    Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang memerlukan waktu 6 bulan hingga 40 tahun untuk berkembang di dalam tubuh. Ciri-ciri kusta bisa saja muncul setelah bakteri menginfeksi tubuh orang yang memiliki kusta selama dua hingga sepuluh tahun.

    Meskipun dulu sempat menjadi penyakit yang ditakuti, kini kusta tergolong penyakit yang mudah diobati. Ironisnya, hingga saat ini beberapa daerah di Indonesia masih dianggap sebagai kawasan endemik kusta oleh organisasi kesehatan dunia WHO.

    Lalu, seperti apa gejala atau ciri penyakit kusta yang harus diwaspadai?

    Munculnya bercak pada kulit

    Salah satu ciri yang akan terlihat adalah munculnya bercak-bercak pada kulit. Bercak ini dapat muncul dalam bentuk dan warna yang berbeda, tergantung jenis kustanya.

    Penyakit ini sesungguhnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu pausi basiler (PB) dan multi basiler (MB).

    Dalam penyakit pausi basiler, ciri yang menonjol adalah bercak berwarna putih. Sedangkan dalam penyakit multi basiler, bercak yang muncul berwarna kemerahan dan disertai penebalan pada kulit.

    Munculnya bercak putih pada kusta PB seringkali diabaikan dan kerap dianggap penyakit kulit panu. Padahal sebenarnya terdapat perbedaan di antara keduanya.

    Bila seseorang memiliki panu, maka ia akan merasakan gatal dan muncul warna kemerahan di pinggiran bercak. Sementara bercak putih pada kusta tidak terasa gatal, tapi justru mati rasa.

    Berkurangnya fungsi indra peraba

    ciri penyakit kusta indra peraba

    Sistem saraf yang diserang bisa menyebabkan seseorang yang memiliki penyakit ini mati rasa (kebas). Gejala ini bisa terjadi secara bertahap, awalnya akan membuat kurang rasa (hipestesi) atau mati rasa sama sekali.

    Hal inilah yang membuat penderita kusta mengalami kecacatan. Karena bila dibiarkan, saraf yang rusak ini tidak akan merasakan sakit meski bila jari mereka terputus.

    Gejala penyakit kusta lainnya

    Beberapa tanda dan gejala penyakit kusta lainnya yang memengaruhi kulit meliputi:

    • kulit menebal, kaku, atau kering,
    • munculnya bisul yang tidak menimbulkan nyeri di telapak kaki,
    • pembengkakan atau benjolan tanpa nyeri di wajah atau daun telinga,
    • rambut rontok, termasuk alis dan bulu mata,
    • lepuh atau ruam, serta
    • muncul luka, tapi tidak terasa sakit.

    Dampaknya pada saraf adalah:

  • kelemahan atau kelumpuhan otot, terutama pada tangan dan kaki,
  • pembesaran saraf tepi, terutama di sekitar siku, lutut, dan sisi leher,
  • masalah mata yang dapat menyebabkan kebutaan, serta
  • mata menjadi kering dan jarang mengedip, biasanya terjadi sebelum muncul tukak.
  • Tanda lainnya meliputi:

    Bagaimana penyakit kusta diobati?

    gentamicin antibiotik injeksi dan salep

    Orang yang terdiagnosis penyakit ini biasanya akan diberikan kombinasi antibiotik sebagai langkah pengobatan selama enam bulan sampai dua tahun. Pengobatan kusta sendiri harus berdasarkan jenis kusta untuk menentukan jenis, dosis antibiotik, dan durasi pengobatan.

    Pembedahan umumnya dilakukan sebagai proses lanjutan setelah pengobatan antibiotik. Tujuan prosedur pembedahan bagi penderita kusta adalah:

    • menormalkan fungsi saraf yang rusak,
    • memperbaiki bentuk tubuh penderita yang cacat, dan
    • mengembalikan fungsi anggota tubuh.

    Risiko komplikasi kusta bisa terjadi tergantung dari seberapa cepat penyakit tersebut didiagnosis dan diobati secara efektif. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi jika kusta terlambat diobati adalah:

    • kerusakan saraf permanen,
    • otot melemah, serta
    • cacat progresif, seperti kehilangan alis, cacat pada jari kaki, tangan dan hidung.

    Agar tidak menimbulkan komplikasi ini, maka ada baiknya Anda segera pergi ke dokter spesialis kulit bila sudah mulai merasakan beberapa gejala di atas. Jangan ragu juga untuk bertanya bila ada beberapa gejala tertentu yang Anda khawatirkan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Yuliati Iswandiari · Tanggal diperbarui 11/11/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan