backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Cacar Air pada Ibu Hamil, Bisakah Membahayakan Janin?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 29/06/2022

    Cacar Air pada Ibu Hamil, Bisakah Membahayakan Janin?

    Cacar air bisa saja terjadi pada ibu hamil sekalipun sudah berusaha menjaga kondisi tubuh selalu fit. Pasalnya, penyakit cacar air merupakan infeksi virus yang sangat mudah menular. Lantas, bagaimana jika ternyata Anda belum pernah terjangkit penyakit ini dan malah terinfeksi dalam masa kehamilan? Bisakah cacar air pada ibu hamil membahayakan keselamatan janin?

    Faktor risiko cacar air pada ibu hamil

    Penyakit cacar air disebabkan oleh infeksi virus varicella. Gejala cacar air ditandai dengan munculnya ruam kulit berupa bintik-bintik merah atau lenting yang terisi cairan.

    Ruam merah ini menimbulkan rasa gatal yang kuat dan bisa menyebar luas ke beberapa bagian tubu seperti wajah, tangan, hingga kaki.

    Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya cacar pada ibu hamil, yaitu:

    • Ibu hamil berisiko tertular cacar air ketika melakukan kontak atau berada di dekat orang yang terinfeksi.
    • Jika ibu hamil tidak yakin sebelumnya sudah terkena atau belum terkena cacar air dan melakukan kontak dengan orang terinfeksi. Untuk memastikannya, periksakan diri Anda ke dokter untuk menjalani tes darah apakah telah memiliki antibodi virus penyebab cacar air atau belum.
    • Jika Anda pernah mengalami cacar air sebelumnya, kemungkinan Anda mengalami cacar air lagi sangat kecil karena tubuh Anda sudah membentuk  kekebalan terhadap virusnya. Sekalipun gejala cacar air muncul, biasanya bersifat sangat ringan.

    Gangguan kesehatan yang muncul biasanya berkaitan dengan respon sistem imun tubuh. Ibu hamil termasuk ke dalam orang yang berisiko mengalami cacar air dua kali karena sistem kekebalan tubuhnya kurang optimal.

    Risiko cacar air pada ibu hamil di trimester awal

    Jika ibu hamil belum pernah menderita cacar air sebelumnya dan pertama kalinya selama kehamilan, kondisi ini bisa memengaruhi kondisi Anda dan kandungan.

    Komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi akibat infeksi cacar air adalah pneumonia. Sementara risiko untuk bayi Anda sangat bergantung dari waktu kapan ibu mengalami infeksi.

    Dilansir dari Mayoclinic, jika cacar air terjadi di awal masa kehamilan (selama trimester pertama atau kedua), saat lahir bayi berisiko mengalami sindrom varicella kongenital (CVS). Walaupun sebenarnya kasus ini masih sangat jarang terjadi. Akan tetapi, risiko tersebut akan lebih tinggi jika Anda terkena cacar air pada usia kehamilan 13-20 minggu.

    CVS ditandai dengan cacat lahir, seperti yang paling umum terjadi adalah jaringan parut pada kulit, cacat pada tungkai, kepala abnormal dengan ukuran lebih kecil, masalah neurologis (seperti kesulitan belajar), dan masalah penglihatan.

    Bayi yang terkena CVS juga dapat mengalami pertumbuhan yang buruk dalam rahim, mengalami kejang, serta cacat perkembangan fisik dan mental. Cacar air saat hamil juga dapat meningkatkan risiko keguguran dan bayi lahir mati (stillbirth).

    Untuk memeriksa seberapa parah cacar air pada ibu hamil memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin , Anda dapat melakukan pemeriksaan USG. USG dapat menunjukkan apakah otak dan organ vital janin Anda berkembang dengan baik saat kehamilan.

    Namun, USG tidak dapat mendeteksi semua jenis cacat lahir. Anda mungkin dapat melakukan pemeriksaan lanjutanyang lebih mendalam setelah USG.

    Risiko cacar air pada ibu hamil di trimester akhir

    Jika cacar air  pada ibu hamil dialami di trimester ketiga (kira-kira 6-12 hari sebelum kelahiran), janin mungkin memiliki risiko yang paling rendah untuk mengalami dampak dari cacar air.

    Hal ini terjadi karena sekitar 5 hari setelah Anda terkena cacar air, tubuh akan menghasilkan antibodi untuk melawan virus dan antibodi yang dihasilkan tubuh Anda ini juga akan mengalir ke janin Anda melalui plasenta. Antibodi inilah yang akan memberikan perlindungan pada janin Anda.

    Namun, cacar air pada ibu hamil juga dapat menyebabkan risiko yang berbahaya bagi janin di akhir masa kehamilan. Waktu antara 5 hari sebelum kelahiran dan 2 hari setelah kelahiran merupakan yang paling berisiko saat Anda terkena cacar air.

    Janin bisa terkena virus cacar air karena tidak memiliki waktu untuk menerima antibodi dari Anda. Jadi, pada saat ini janin Anda bisa mengalami risiko tinggi untuk terkena varicella neonatal atau cacar air pada bayi baru lahir. Penyakit ini memiliki dampak yang serius dan bahkan bisa mengancam nyawa bayi Anda.

    Namun, risiko janin Anda untuk terkena varicella neonatal  dapat dikurangi jika saat lahir bayi langsung mendapatkan suntikan varicella zoster immune globulin (VZIG). Suntikan VZIG  mengandung antibodi cacar air sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi terhadap cacar air.

    Suntikan VZIG dapat diberikan segera setelah bayi lahir atau segera setelah Anda melihat ruam pada kulit bayi dalam dua hari setelah kelahiran. Suntikan VZIG juga dapat diberikan sebelum bayi berusia  28 minggu, termasuk untuk semua bayi prematur yang lahir dari ibu yang terinfeksi cacar air.

    Cara mengatasi cacar air pada ibu hamil

    Obat untuk cacar air pada ibu hamil

    Jika ibu hamil meyadari telah terpapar virus cacar air atau telah menunjukkan gejala penyakitnya, maka perlu segera memeriksakan diri ke dokter. Untuk mendiagnosis penyakit cacar air pada ibu hamil, dokter akan melakukan identifikasi gejala yang bisa disertai dengan tes darah untuk memeriksa kekebalan Anda terhadap infeksi virus.

    Jika hasil tes menunjukkan Anda positif terinfeksi cacar air, Anda perlu menjalani pengobatan cacar air seperti:

    1. Mendapatkan suntikan VZIG

    Jika suntikan VZIG diberikan dalam waktu 10 hari setelah paparan virus, obat ini bisa sangat efektif mengurangi risiko komplikasi cacar air yang serius pada ibu hamil. Sayangnya, suntikan tersebut belum bisa dipastikan apakah bisa mencegah sindrom varicella kongenital (CVS) pada bayi saat lahir.

    Suntikan perlindungan cacar ini dapat bekerja pada tubuh ibu hamil sekitar 3 minggu. Oleh karena itu, jika Anda masih kembali terkena cacar air lebih dari 3 minggu setelah disuntik, maka Anda perlu mendapatkan suntikan VIZG lagi.

    2. Pengobatan antivirus

    Obat antivirus dalam bentuk pil juga akan diberikan untuk mempercepat masa penyembuhan infeksi. Jenis antivirus yang biasa digunakan untuk menghentikan infeksi virus vericella adalah acyvlovir. Obat ini akan lebih efektif apabila diberikan setelah 24 jam dari kemunculan ruam pertama.

    Jika cacar air pada ibu hamil terjadi saat melahirkan, selain mendapatkan suntikan imunoglobulin, obat antivirus juga akan diberikan sesegera mungkin pada bayi.

    Cara mencegah cacar air di masa kehamilan

    Untuk menghindari cacar air saat hamil, sebaiknya Anda melakukan tes darah sebelum kehamilan untuk memeriksa apakah tubuh Anda sudah kebal terhadap virus cacar air atau belum.

    Jika belum, Anda bisa mendapatkan vaksin untuk melawan virus cacar air sebelum kehamilan. Vaksin cacar air tidak dapat diberikan saat Anda hamil karena dapat membahayakan janin yang ada dalam kandungan Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 29/06/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan