backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Dermatitis

Ditinjau secara medis oleh dr. Dinda Saraswati Murniastuti, Sp.DV · Spesialis Kulit dan Kelamin · Mydervia Dermatology


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 31/01/2024

Dermatitis

Dermatitis merupakan salah satu jenis penyakit kulit yang umum terjadi. Penyakit ini tidak menular dan dapat menyerang siapa saja mulai dari bayi hingga orang dewasa. Penyebab kondisi ini juga bervariasi tergantung dengan jenisnya.

Apa itu dermatitis?

Penyakit kulit dermatitis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh peradangan akibat kontak langsung dengan zat iritan (mudah mengiritasi kulit) atau alergen (pemicu alergi) di lingkungan sekitar. Masalah kulit ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik.

Gejala utamanya adalah ruam bengkak kemerahan yang tampak sangat kering dan terasa gatal. Kulit yang terdampak biasanya terasa nyeri ketika disentuh serta dipenuhi lepuhan kecil yang dapat mengelupas mengeluarkan cairan.

Penyakit ini bisa dikendalikan dengan baik melalui kombinasi pengobatan dan pencegahan terhadap hal-hal yang memicu peradangan kulit.

Seberapa umum penyakit ini?

Dermatitis merupakan penyakit peradangan kulit yang sangat umum. Penyakit ini biasanya menyerang 15 – 20% anak-anak dan 1 – 3% dari orang dewasa di seluruh dunia. Orang dengan riwayat alergi dan asma lebih rentan mengalaminya.

Tanda dan gejala dermatitis

Tanda-tanda dan gejala kondisi ini juga sangat tergantung pada jenis dermatitis yang Anda miliki.

Dari sekian banyak jenis yang ada, berikut ini gejala tiga macam dermatitis yang paling umum terjadi.

1. Dermatitis atopik (eksim)

Ciri-ciri dan eksim pada dewasa

Penyakit dermatitis atopik (eksim) muncul pertama kali saat bayi dan dapat berlanjut hingga dewasa. Peradangan kulit biasanya muncul pada bagian tubuh seperti siku bagian dalam, belakang lutut, dan bagian depan leher.

Berbagai tanda dan gejala umum yang dialami penderita yakni sebagai berikut.

  • Rasa gatal yang parah terutama di kulit yang tertekuk seperti dalam siku, depan leher, dan belakang lutut.
  • Ruam yang berkerak dan berair jika tergores.
  • Bercak merah, kasar, pecah, atau kulit bersisik.

Berbagai gejalanya bisa timbul tenggelam. Biasanya gejala muncul saat kulit terpapar oleh zat tertentu yang meningkatkan risikonya.

2. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak adalah peradangan kulit yang muncul akibat kontak langsung antara kulit dengan zat yang menyebabkan reaksi alergi atau iritasi.

Gejala penyakit ini biasanya hanya muncul pada area kulit yang terkena saja zat alergen saja, di antaranya:

  • ruam merah atau benjolan,
  • lepuhan berisi air,
  • sensasi terbakar dan panas pada ruam,
  • kulit terasa gatal, serta
  • kulit membengkak.

3. Dermatitis seboroik

Dermatitis seboroik ditandai dengan kulit seperti bercak bersisik yang memerah dan menyerupai ketombe. Kondisi ini biasanya menyerang bagian tubuh yang berminyak, seperti wajah, kulit kepala, dada bagian atas, dan punggung.

Berbagai gejala dermatitis seboroik yaitu:

  • sisik putih seperti ketombe,
  • sisik kekuningan atau kerak pada kulit kepala, telinga, wajah, dan bagian tubuh lainnya, serta
  • kulit merah.
  • Pada bayi, penyakit kulit yang satu ini disebut dengan cradle cap.

    Kapan harus periksa ke dokter?

    Apabila Anda atau keluarga Anda terkena penyakit kulit ini, segeralah berkonsultasi ke dokter ketika mengalami kondisi berikut.

    • Merasa sangat tidak nyaman sehingga sulit tidur dan aktivitas lain menjadi terhambat.
    • Kulit terasa sangat sakit.
    • Curiga kulit mengalami infeksi misalnya keluarnya nanah dari luka di kulit.
    • Telah mencoba melakukan berbagai perawatan rumahan tetapi tak kunjung membaik.

    Penyebab dermatitis

    Setiap jenis dermatitis memiliki penyebab yang berbeda. Ada yang muncul dalam waktu lama dan ada yang hanya muncul sementara jika terpapar zat tertentu.

    Berikut berbagai penyebab dermatitis sesuai dengan jenisnya.

    1. Dermatitis atopik (eksim)

    Jenis penyakit kulit ini kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

    • kulit kering,
    • perbedaan kondisi genetik,
    • gangguan pada sistem imun,
    • bakteri pada kulit,
    • faktor lingkungan,
    • adanya riwayat eksim dalam keluarga, serta
    • adanya riwayat alergi atau asma.

    2. Dermatitis kontak

    Penyakit ini terbagi menjadi dermatitis alergi kontak dan dermatitis iritan kontak.

    Dermatitis kontak alergi disebabkan karena sentuhan langsung dengan pemicu alergi, sedangkan dermatitis kontak iritan terjadi akibat kontak dengan zat penyebab iritasi.

    Beberapa alergen dan iritan yang sering menjadi penyebabnya yakni:

    • tanaman poison ivy atau tanaman beracun yang berasal dari tanaman obat, bunga, buah-buahan, dan sayuran,
    • perhiasan dengan nikel,
    • zat kimia dalam produk pembersih,
    • parfum,
    • kosmetik, serta
    • zat pengawet pada krim dan losion.

    3. Dermatitis seboroik

    Peradangan kronis pada kulit kepala umumnya disebabkan oleh pertumbuhan jamur Malassezia pada kelenjar minyak yang tersebar di kulit.

    Sistem imun kemungkinan bereaksi secara tidak wajar terhadap jamur tersebut sehingga jamur dan minyak berkembang tanpa terkendali.

    Faktor risiko dermatitis

    Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko Anda terkena peradangan kulit, di antaranya adalah sebagai berikut.

    • Usia. Dermatitis atopik (eksim) lebih banyak dijumpai pada bayi, sehingga bayi dan anak-anak lebih berisiko terkena eksim.
    • Menderita alergi dan asma. Orang yang menderita asma dan alergi lebih berisiko terkena dermatitis atopik. Namun, tidak diketahui hubungan pasti antara alergi dan asma dengan dermatitis atopik.
    • Sering terkena alergen di tempat kerja. Pekerjaan yang membuat Anda terpapar langsung dengan logam, pelarut, atau produk pembersih tertentu meningkatkan risiko dermatitis kontak.
    • Menderita penyakit tertentu. Anda berisiko lebih tinggi terkena peradangan kronis pada kulit kepala bila menderita penyakit gagal jantung kongestif, penyakit Parkinson, dan HIV.
    • Riwayat keluarga. Seseorang yang lahir dari keluarga dengan riwayat penyakit ini biasanya lebih rentan terkena penyakit yang sama.
    • Terlalu sering mencuci tangan. Terlalu sering mencuci tangan bisa menghilangkan minyak alami kulit dan mengubah keseimbangan pH kulit sehingga kulit rentan meradang.

    Diagnosis dermatitis

    Jika dokter menduga adanya dermatitis, Anda mungkin akan menjalani pemeriksaan fisik dan beberapa tes sebagai berikut.

    • Pemeriksaan fisik. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat kemungkinan penyakit. Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat medis Anda dan keluarga.
    • Uji tempel (patch testing). Dokter akan melakukan tes alergi pada kulit bila ada dugaan Anda terkena dermatitis kontak. Dalam tes ini, kulit akan diolesi sejumlah kecil alergen atau zat iritan, kemudian ditutup dengan plester khusus.
    • Biopsi kulit. Prosedur biopsi kulit bisa digunakan untuk mencari tahu penyebab dengan mengambil sampel kecil kulit untuk dilihat di bawah mikroskop.

    Pengobatan dermatitis

    Tacrolimus salep untuk eksim

    Pengobatan bisa berbeda-beda pada tiap orang, tergantung jenis dan tingkat keparahannya. Berikut jenis pengobatan yang umum diberikan dokter.

    1. Pengobatan secara medis

    Untuk meredakan gejala dermatitis, dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan. Berikut ini beberapa jenis obat untuk mengatasi kondisi kulit ini.

    • Mengoleskan salep kortikosteroid untuk menghilangkan gatal dan peradangan.
    • Mengoleskan krim atau losion tertentu yang memengaruhi sistem imun (calcineurin inhibitors).
    • Minum antihistamin (diphenhydramine) untuk mengurangi reaksi alergi dan gatal.
    • Minum antibiotik atau antijamur jika eksim sudah terinfeksi.
    • Melakukan fototerapi atau terapi cahaya.

    2. Pengobatan secara alami

    Selain pengobatan medis, ada beberapa pilihan pengobatan alami yang bisa membantu meredakan kondisi ini, di antaranya sebagai berikut.

    • Mengoleskan tea tree oil. Tea tree oil mengandung zat antijamur, dan antiradang sehingga membantu mengatasi dermatitis seboroik. Cukup campurkan beberapa tetes tea tree oil dengan minyak kelapa atau zaitun, lalu oleskan ke kulit kepala Anda secara rutin.
    • Menggunakan aloe vera. Lidah buaya termasuk tanaman dengan kandungan antiradang yang tinggi yang dapat membantu meringankan gejala.
    • Minum suplemen minyak ikan. Suplemen minyak ikan membantu menekan gejala yang dipicu oleh alergi. Selain itu, suplemen yang satu ini membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan karena mengandung asam lemak omega-3.

    Berapa lama dermatitis dapat sembuh?

    Dengan melakukan pengobatan atau menghindari kontak langsung pada zat iritan dan alergen, ruam yang muncul pada kulit biasanya akan sembuh dalam 2 – 4 minggu.

    Perawatan rumahan dermatitis

    Selain menggunakan obat-obatan, dokter mungkin akan menyarankan perawatan rumahan.

    Mengutip Mayo Clinic, berikut ini beberapa jenis perubahan gaya hidup dan perawatan rumahan untuk mengatasi kondisi ini.

    • Mengompres dingin. Kompres dingin bertujuan untuk meredakan gatal tanpa menggaruknya. Bungkuslah beberapa buah es dengan handuk, lalu tempelkan ke kulit selama 20 menit sebanyak 3-4 kali sehari.
    • Mandi air hangat. Mandi air hangat juga membantu meredakan gatal-gatal yang mengganggu. Namun, jangan mandi terlalu lama atau dengan air yang terlalu panas karena membuat kulit makin kering.
    • Jangan menggaruk kulit. Agar kondisi kulit tidak bertambah parah, berhenti menggaruk kulit terlalu keras. Sebagai gantinya, cobalah menepuk-nepuk, mencubit lembut, atau menggunakan kompres untuk meredakan gatal.
    • Gunakan pakaian berbahan katun. Pakaian berbahan katun membantu mencegah iritasi akibat eksim. Selain menyerap keringat, bahan ini  lembut di kulit sehingga tidak akan melukai area yang terdampak.
    • Lakukan kegiatan menyenangkan. Stres adalah salah satu hal yang memperparah gejala dermatitis. Anda bisa mencoba menghalaunya dengan kegiatan menyenangkan seperti yoga, melakukan hobi baru, mendengarkan musik, atau sekadar menarik napas dalam-dalam agar tubuh rileks.

    Pencegahan dermatitis

    Anda bisa mencegah kambuhnya penyakit ini dengan menjaga kulit tetap lembap dan terawat. Berikut kiat-kiatnya.

    • Membatasi waktu mandi hanya selama 5 – 10 menit.
    • Menggunakan sabun yang tidak menghasilkan banyak busa.
    • Mengeringkan tubuh dengan handuk yang halus.
    • Menggunakan minyak atau krim pelembap kulit.
    • Menghindari zat penyebab alergi atau iritasi.
    • Memakai sarung tangan bila hendak menggunakan produk pembersih.

    Dermatitis merupakan penyakit peradangan pada kulit dengan pemicu yang beragam. Beberapa di antaranya disebabkan oleh alergi, dan ada pula yang terjadi karena kontak langsung dengan zat pemicu iritasi.

    Kenali apa pemicu kondisi Anda dan diskusikan bersama dokter untuk mendapatkan perawatan yang sesuai. Perawatan dini amat membantu dalam mengatasi gejala dan mencegah penyakit bertambah parah.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Dinda Saraswati Murniastuti, Sp.DV

    Spesialis Kulit dan Kelamin · Mydervia Dermatology


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 31/01/2024

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan