backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

5 Ciri Nyamuk Demam Berdarah (DBD) yang Perlu Anda Kenali

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    5 Ciri Nyamuk Demam Berdarah (DBD) yang Perlu Anda Kenali

    Penyakit demam berdarah masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Apalagi saat memasuki musim hujan, penyakit ini mulai berkeliaran lewat perantara nyamuk yang membawa virus dengue (demam berdarah). Pasalnya, nyamuk DBD menyukai daerah-daerah air tergenang yang menjadi tempat perkembangbiakannya. Lantas, apa saja ciri-ciri lain dari nyamuk penyebab demam berdarah itu?

    Ciri-ciri nyamuk DBD yang harus Anda waspadai

    Demam berdarah dengue atau DBD adalah penyakit yang disebarkan melalui gigitan nyamuk. Namun, tidak sembarang nyamuk yang bisa menyebarkan virus demam berdarah ke tubuh manusia.

    Oleh karena itu, Anda perlu mengenali seperti apa wujud dan perilaku nyamuk yang menjadi biang kerok penyakit ini. Selain agar bisa membedakannya dengan nyamuk biasa, Anda juga dapat melakukan langkah-langkah pencegahan demam berdarah yang tepat sasaran.

    Berikut adalah ciri-ciri nyamuk DBD yang bisa Anda amati secara langsung:

    1. Jenis nyamuk DBD

    Penyakit demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang diketahui terdiri dari empat jenis virus dengue, di antaranya DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.

    Di Indonesia sendiri, virus ini ditularkan oleh dua jenis nyamuk demam berdarah betina, yaitu Aedes aegypti sebagai pembawa virus primer (utama) dan Aedes albopictus sebagai pembawa virus sekunder.

    Jenis nyamuk demam berdarah ini memiliki sifat antropofilik, yang artinya mereka lebih memilih untuk mengisap darah manusia. Selain itu, nyamuk DBD juga bersifat multiple feeding. Dengan kata lain, untuk memenuhi kebutuhan darah sampai kenyang biasanya nyamuk ini perlu mengisap darah beberapa kali.

    Sifat multiple feeding inilah yang dapat meningkatkan risiko penularan DBD di wilayah perumahan yang penduduknya lebih padat. Sebab, satu nyamuk yang membawa virus dalam satu jangka waktu menggigit, akan mampu menularkan virus tersebut kepada lebih dari satu orang.

    2. Warna dan bentuk tubuh nyamuk

    Cara mudah lainnya untuk mengenali nyamuk demam berdarah adalah dengan melihat warna dan bentuknya. Bila Anda menemukan nyamuk dengan ciri-ciri berukuran kecil dan berwarna hitam dengan belang (loreng) putih di seluruh tubuh, dapat dipastikan itu merupakan ciri-ciri nyamuk DBD.

    Nyamuk ini memiliki kemampuan untuk terbang setinggi 100 meter dan sejauh 400 meter, sehingga daya jangkau penularannya cukup jauh dari tempat bersarangnya.

    3. Waktu gigit nyamuk

    Sifat khas dari nyamuk demam berdarah dapat dilihat dari waktu gigitan. Nyamuk-nyamuk ini aktif menggigit pada pagi hingga sore hari, paling aktif saat dua jam setelah matahari terbit dan beberapa jam sebelum matahari terbenam.

    Nyamuk DBD terkadang menggigit tanpa sepengetahuan Anda karena biasanya nyamuk ini menggigit dari belakang tubuh Anda dan menuju pergelangan kaki dan siku.

    Bekas gigitan nyamuk demam berdarah pun seringkali tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga Anda mungkin tidak sadar saat terkena gigitannya.

    4. Tempat perkembangbiakan nyamuk DBD

    Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus termasuk jenis nyamuk pemukiman. Jadi, nyamuk ini menyukai tempat atau wadah penampungan air yang jernih untuk meletakkan telurnya.

    Tempat-tempat ini pun tidak hanya di dalam rumah saja, sebab tempat penampungan di luar rumah pun bisa menjadi tempat perkembangbiakannya dan seringkali luput dari perhatian.

    Secara umum, nyamuk demam berdarah menyukai tempat yang agak gelap dan lembap. Nyamuk Aedes aegypti lebih banyak ditemukan berkembang biak di tempat-tempat penampungan air buatan, misalnya bak mandi, ember, vas bunga, tempat minum burung, kaleng bekas, dan tempat-tempat sejenis.

    Sementara itu, nyamuk Aedes albopictus lebih banyak ditemukan di penampungan air alami di luar rumah, seperti ketiak daun, lubang pohon, dan potongan bambu.

    Bila Anda memiliki kebiasaan menggantung baju di belakang pintu, Anda perlu waspada sebab tumpukan baju ini juga menjadi tempat hinggap yang disenangi oleh nyamuk demam berdarah.

    5. Pola jentik nyamuk DBD

    Selain mengetahui ciri-ciri nyamuk demam berdarah, Anda juga perlu tahu jentik mana yang merupakan jentik nyamuk demam berdarah.

    Saat Anda mengecek bak mandi atau tempat penampungan lainnya, jentik nyamuk demam berdarah biasanya bergerak aktif dari bawah ke atas permukaan air secara berulang-ulang.

    Nah, bila Anda menemukannya, segeralah kuras bak mandi Anda guna mencegah perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

    Bagaimana cara penularan DBD?

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyakit demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk yang membawa virus dengue.

    Ketika nyamuk demam berdarah mengisap darah seseorang, maka kemungkinan besar virus telah ditularkan ke orang yang tergigit tadi. Kemungkinan penularan akan semakin besar apabila nyamuk tersebut telah mengisap darah orang yang sudah terinfeksi virus DBD.

    Namun, jika nyamuk demam berdarah belum membawa virus dengue dan menggigit orang yang sehat, penularan tidak akan terjadi. Orang yang tergigit tadi bisa saja selamat.

    Setelah tergigit dan virus masuk ke dalam tubuh, biasanya dibutuhkan waktu sekitar 3-14 hari hingga gejala DBD pertama kali muncul.

    Penularan DBD pada sesama manusia

    Apakah DBD menular pada sesama manusia? Jawabannya tidak. Akan tetapi, seseorang yang telah terinfeksi DBD dapat menginfeksi nyamuk demam berdarah yang sehat, kemudian secara tak langsung menularkannya ketika nyamuk tadi menggigit orang lain.

    Satu-satunya cara penularan DBD antar sesama manusia adalah melalui proses persalinan. Menurut situs CDC, ibu hamil yang sudah terinfeksi penyakit ini dapat menularkan virus tersebut ke bayinya, baik selama masa kehamilan maupun pada saat melahirkan.

    Cegah gigitan nyamuk DBD dengan cara ini

    Setelah mengetahui ciri-ciri nyamuk demam berdarah, sudah saatnya Anda melakukan pencegahan agar tidak terkena gigitan nyamuk demam berdarah. Nah, berikut beberapa cara yang bisa Anda ikuti sebagai langkah pencegahan:

    • Gunakan baju lengan panjang, celana panjang, kaus kaki, dan sepatu di waktu-waktu aktif persebaran nyamuk demam berdarah, yaitu di pagi dan sore hari.
    • Gunakan losion antinyamuk untuk menghindari gigitan nyamuk.
    • Gunakan kelambu pada tempat tidur atau keranjang bayi agar Anda dan keluarga terlindungi dari gigitan nyamuk saat tidur.

    Mencegah nyamuk DBD agar tak berkembang biak

    Jika Anda sudah mencoba berbagai cara di atas dan Anda masih sering digigit nyamuk, cara satu-satunya yang paling efektif tentunya dengan membasmi sarang nyamuk-nyamuk tersebut.

    Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, berikut adalah langkah-langkah 3M Plus yang dapat Anda lakukan agar nyamuk demam berdarah tidak berkembang biak di sekitar Anda:

    • Menguras penampungan air, seperti bak mandi, drum, kendi, atau toren air di rumah Anda. Tak hanya menguras, Anda juga perlu menggosok dinding penampungan air agar telur nyamuk yang menempel dapat dibasmi. Lakukan pengurasan setiap hari saat musim hujan atau pancaroba tiba.
    • Jika menguras penampungan air tidak memungkinkan, Anda bisa memasukkan bubuk larvasida ke dalam penampungan air untuk memberantas jentik-jentik nyamuk.
    • Menutup rapat-rapat tempat penampungan air di rumah Anda. Selain itu, Anda juga disarankan untuk mengubur barang-barang bekas di dalam tanah untuk mencegah lingkungan yang kotor dan berisiko menjadi tempat nyamuk bersarang.
    • Mendaur ulang limbah dan barang-barang bekas. Pilihan lain selain mengubur barang-barang bekas Anda adalah memanfaatkannya kembali untuk kegunaan lain.

    Anda juga bisa membasmi nyamuk DBD dengan cara fogging alias pengasapan. Akan tetapi, fogging biasanya hanya dilakukan ketika kasus demam berdarah di daerah rumah Anda mulai meningkat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan