1. Isoniazid (INH)
Isoniazid merupakan jenis antituberkulosis yang paling ampuh untuk membunuh bakteri penyebab tuberkulosis. Obat ini bisa membunuh 90% kuman TB dalam beberapa hari pada tahap pengobatan intensif.
Isoniazid lebih efektif membunuh bakteri yang sedang aktif berkembang. Obat ini bekerja dengan cara mengganggu pembuatan mycolic acid, yaitu senyawa yang berperan dalam membangun dinding bakteri.
Apabila Anda menderita penyakit hati kronis, masalah fungsi ginjal, atau riwayat kejang, informasikan kepada dokter.
Selain itu, peminum alkohol, penderita berusia di atas 35 tahun, serta wanita hamil harus mendapat pengawasan khusus.
2. Rifampicin
Rifampicin dapat membunuh bakteri bersifat setengah aktif yang biasanya tidak bereaksi terhadap isoniazid. Obat ini bekerja dengan cara mengganggu kerja enzim bakteri.
Rifampicin dapat menimbulkan sejumlah efek samping, tetapi Anda tidak perlu khawatir karena efek samping ini bersifat sementara.
Kendati umumnya aman dikonsumsi, rifampicin berisiko bagi ibu hamil karena meningkatkan peluang kelahiran dengan masalah tulang belakang (spina bifida).
3. Pyrazinamide
Pyrazinamide mampu membunuh bakteri yang bertahan setelah dilawan oleh makrofag (bagian dari sel darah putih yang pertama kali melawan infeksi bakteri di dalam tubuh).
Obat ini juga bisa bekerja membunuh bakteri-bakteri yang berada dalam sel dengan pH asam.
Efek samping yang khas dalam penggunaan obat TBC ini adalah peningkatan asam urat dalam darah (hiperurisemia).
Itu sebabnya pengidap TB paru yang diresepkan obat ini harus juga rutin mengontrol kadar asam uratnya.
Selain itu, kemungkinan efek samping lainnya adalah penderita juga akan mengalami anoreksia, hepatotoksisitas, mual, dan muntah.
4. Etambutol
Etambutol adalah antituberkulosis yang bisa menghambat kemampuan bakteri menginfeksi, tapi tidak dapat membunuh bakteri secara langsung.
Cara kerja etambutol bersifat bakteriostatik, artinya menghambat pertumbuhan bakteri M. tuberculosis yang kebal terhadap obat isoniazid dan streptomisin.
Obat TBC ini juga menghalangi pembentukan dinding sel oleh mycolic acid, sama seperti isoniazid.
Penggunaan etambutol tidak direkomendasikan untuk TBC pada anak di bawah 8 tahun karena dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan efek sampingnya sangat sulit dikendalikan.
5. Streptomisin
Streptomisin adalah antibiotik pertama yang dibuat khusus untuk melawan bakteri penyebab tuberkulosis.
Cara kerja obat TBC ini adalah dengan membunuh bakteri yang sedang membelah diri, yaitu dengan menghambat proses pembuatan protein bakteri.
Biasanya, obat TBC yang disuntikkan ke jaringan otot ini dipilih jika Anda sudah mengalami penyakit TB untuk kedua kali atau penggunaan obat minum streptomisin tidak efektif lagi.
Pemberian obat TBC ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan apakah pasien memiliki gangguan ginjal, sedang hamil, atau gangguan pendengaran.
Mengapa pengobatan TBC membutuhkan waktu lama?
Bakteri penyebab TBC bisa berkembang biak dengan kecepatan yang berbeda, memiliki ukuran yang bervariasi, dan memiliki ketahanan yang berbeda-beda pada tiap jenis antibiotik. Jika tidak ditangani hingga tuntas, bakteri TBC yang tersisa di dalam tubuh bisa bertahan dan nantinya menjadi aktif.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar