Anak dengan autisme lebih susah untuk tidur nyenyak ketimbang anak-anak lainnya. Sebuah studi tahun 2019 mengungkapkan bila anak dengan autisme mengalami gangguan tidur dua kali lipat lebih banyak daripada anak biasa, melansir dari Spectrum.
Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Anak dengan autisme lebih susah untuk tidur nyenyak ketimbang anak-anak lainnya. Sebuah studi tahun 2019 mengungkapkan bila anak dengan autisme mengalami gangguan tidur dua kali lipat lebih banyak daripada anak biasa, melansir dari Spectrum.
Kira-kira, mengapa anak autis sulit tidur dan apa yang harus dilakukan orangtua untuk membantu anak supaya bisa tidur lelap? Simak info lengkapnya di artikel ini.
Semua anak membutuhkan kualitas tidur yang cukup untuk menunjang tumbuh kembangnya, tak terkecuali bagi anak autisme.
Tentunya, berapa lama waktu yang dibutuhkan anak untuk tidur pada siang hari maupun malah hari akan berbeda-beda tergantung pada kebutuhan si Kecil.
Melalui situs Spectrum, dikatakan bahwa ciri anak autisme membutuhkan waktu rata-rata 11 menit lebih lama daripada orang biasa untuk tertidur dan banyak yang sering terbangun di malam hari.
Mengingat banyak faktor yang berperan menyebabkan anak dengan autisme susah tidur nyenyak, berikut beberapa penyebabnya yang perlu orangtua ketahui.
Penyebab paling umum mengapa anak autisme susah tidur adalah gangguan produksi hormon melatonin. Pasalnya, hormon melatonin tersebut dapat memicu ngantuk.
Normalnya, kadar hormon melatonin meningkat pada malam hari dan turun pada siang hari. Namun, pada anak dengan autisme yang terjadi justru sebaliknya.
Mengutip Jurnal Current Development Disorders Reports, melatonin digunakan untuk mengobati kesulitan tidur yang terkait dengan gangguan spektrum autisme (ASD).
Terdapat bukti yang berkembang bahwa melatonin dapat memiliki dampak pada gejala lain selain tidur, seperti kecemasan, depresi, nyeri, dan disfungsi gastrointestinal.
Menariknya, gejala ini sering ditemukan sebagai kondisi komorbiditas atau keadaan bawaan pada individu dengan ASD.
Selain itu, produksi hormon melatonin dipengaruhi oleh asam amino tertentu dalam tubuh.
Pada anak dengan autisme, kadar asam amino ini tidak seimbang sehingga produksi melatonin jadi lebih tinggi di siang hari dan turun drastis di malam hari.
Akibatnya, siklus tidur mereka jadi berbeda dari kebanyakan anak lainnya.
Kekacauan jam biologis pada anak autisme ini juga dapat diakibatkan oleh efek samping obat-obatan yang ia gunakan selama terapi autismenya.
Beberapa obat untuk menangani autisme, ADHD, antidepresan, kortikosteroid, dan antikejang dapat menyebabkan anak insomnia.
Penyebab anak autisme susah tidur nyenyak bisa juga berasal dari rangsangan berlebihan yang anak terima tepat sebelum waktu tidur.
Terlebih, anak-anak dengan autisme juga lebih sensitif terhadap rangsangan dari lingkungan sekitarnya, seperti suara atau sentuhan.
Oleh karena itu, suara sekecil apapun atau sentuhan selembut apapun mudah membuat anak terbangun saat tidur dan akan bagi merekan untuk kembali tidur.
Selain itu, anak dengan autisme juga lebih mudah merasa stres dan cemas dibandingkan anak-anak lainnya.
Stres dapat meningkatkan hormon kortisol dalam tubuh yang membuat anak lebih waspada dan gelisah. Stimulasi yang berlebihan ini membuat anak merasa tidak ingin tidur.
Setelah mengetahui penyebab anak autisme susah tidur, Anda perlu mengenali ciri-cirinya sehingga dapat memberikan penanganan yang tepat sedini mungkin.
Berikut adalah sejumlah ciri-ciri bila anak autisme yang tidak dapat tidur dengan nyenyak.
Setiap anak memerlukan waktu tidur yang berbeda-beda. Anak usia 1—3 tahun biasanya memerlukan tidur selama setidaknya 12—14 jam setiap harinya.
Sementara itu, anak usia 4—6 tahun biasanya memerlukan tidur selama 10-12 jam setiap harinya, sedangkan anak usia 7—12 tahun biasanya memerlukan tidur selama 10—11 jam setiap harinya.
Agar anak autisme bisa tidur lebih nyenyak, Anda perlu melakukan cara-cara berikut ini.
Agar anak bisa memenuhi waktu tidurnya setiap malam, Anda harus menetapkan rutinitas tidur yang disiplin untuk anak.
Anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata, ketertiban, dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.
Jadi, Anda bisa membuat jam tidur dan membiasakan bangun yang disiplin untuk anak setiap hari, misalnya pergi tidur pukul 8 malam dan bangun pukul 6 pagi.
Teruslah berlakukan waktu ini bahkan di akhir pekan dan hari libur sekolah. Rutinitas ini membantu tubuh dan pikiran anak terbiasa untuk tidur dan bangun pada waktu yang ditentukan.
Pastikan anak Anda tidur dengan suasana kamar yang sejuk, gelap, dan sepi terbebas dari gangguan, seperti mainan, TV, dan gadget.
Selain itu, tutuplah jendela dengan rapat, begitu juga dengan tirainya. Hal ini bertujuan agar si Kecil tidak terbangun ketika ada cahaya yang masuk dari jendela atau hal lain yang bisa mengganggunya tidur.
Anda juga bisa memasang karpet di lantai kamar tidurnya untuk meminimalisir suara langkah kaki ketika Anda berjalan masuk.
Terakhir, jangan berikan anak Anda minuman manis, termasuk yang mengandung kafein atau makanan yang mengandung gula sebelum tidur.
Pastikan juga anak-anak mendapatkan cukup aktivitas fisik di siang hari sehingga mereka tidak memiliki energi yang berlebihan di malam hari dan dapat tidur dengan nyenyak.
Harapannya, kebiasaan sebelum tidur itu akan membantu anak Anda dapat tidur lebih nyenyak.
Dalam hal ini, obat tidur amat sangat jarang diberikan dan sebenarnya tidak direkomendasikan untuk dijadikan solusi pertama jika anak autis susah tidur.
Jika si Kecil masih susah tidur dengan nyenyak, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Carla Pramudita Susanto
General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar