backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Anemia Pernisiosa

Ditinjau secara medis oleh dr. Charley Simanjuntak, Sp.B., Sub BVE, B.Med.Sc. · Bedah Vaskular · Tzu Chi Hospital


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 08/08/2023

Anemia Pernisiosa

Anemia merupakan bentuk kelainan darah yang umum terjadi. Namun, jenis yang dialami bisa beragam. Salah satunya, yaitu anemia pernisiosa. Berikut gejala, penyebab, hingga pengobatannya yang perlu Anda ketahui.

Apa itu anemia pernisiosa?

Anemia pernisiosa adalah salah satu bentuk anemia megaloblastik yang dipicu oleh kekurangan asupan vitamin B12 untuk membuat sel-sel darah merah sehat.

Tanpa vitamin B12 yang cukup, tubuh akan memproduksi sel-sel darah merah besar abnormal yang disebut makrosit.

Berhubung ukurannya besar, sel-sel abnormal ini tidak dapat keluar meninggalkan sumsum tulang, tempat sel-sel darah merah dibuat, sehingga tidak dapat memasuki aliran darah dan menyebar ke seluruh jaringan tubuh.

Inilah yang menyebabkan jumlah sel darah merah pembawa oksigen dalam aliran darah berkurang.

Dikutip dari situs US Department of Health & Services, kata “pernisiosa” dari jenis anemia ini diambil dari serapan bahasa Inggris, yaitu pernicious yang berarti buruk atau merusak.

Anemia pernisiosa disebut “merusak” karena dulunya dianggap mematikan akibat belum tersedianya perawatan yang memadai.

Namun, anemia pernisiosa kini cukup mudah diatasi dengan suplementasi vitamin B12, baik lewat suntikan atau secara oral (obat minum).

Jika tidak kunjung diatasi dengan tepat, defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius.

Seberapa umum kondisi ini?

Jenis anemia ini merupakan kondisi langka. Tingkat kejadiannya sebesar 0,1% pada populasi umum dan 1,9% pada orang yang berusia di atas 60 tahun, menurut Journal of Blood Medicine.

Apa saja tanda dan gejala anemia pernisiosa?

anemia pada remaja

Anemia pernisiosa adalah penyakit yang terjadi secara perlahan dan sulit untuk dikenali pada awalnya.

Anemia jenis apa pun menyebabkan gejala yang beragam. Beberapa tanda dan gejala anemia pernisiosa yang umum muncul meliputi berikut ini.

  • Kelemahan.
  • Sakit kepala.
  • Nyeri dada.
  • Penurunan berat badan.

Pada beberapa kasus langka, penderitanya dapat memiliki tanda dan gejala neurologis, seperti berikut.

  • Cara berjalan yang tidak seimbang.
  • Spastisitas, yaitu kekakuan dan ketegangan otot.
  • Neuropati periferal, yaitu mati rasa pada lengan dan kaki.
  • Luka progresif pada saraf tulang belakang.
  • Hilang ingatan.

Tanda-tanda dan gejala lain dari defisiensi (kekurangan) vitamin B12, yang mungkin sama dengan anemia pernisiosa, meliputi:

  • mual dan muntah,
  • linglung,
  • depresi,
  • sembelit (konstipasi),
  • hilangnya nafsu makan, dan
  • asam lambung.

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Diagnosis dan perawatan dini dapat menghentikan kondisi ini memburuk dan mencegah kondisi medis darurat lainnya.

Apa penyebab anemia pernisiosa?

Penyebab anemia bisa beragam, tergantung jenisnya.

Anemia pernisiosa bisa disebabkan oleh kurangnya faktor intrinsik atau penyebab lainnya, seperti infeksi, operasi, obat-obatan, maupun pola makan.

1. Kekurangan faktor intrinsik

Faktor intrinsik merupakan protein yang dibuat di perut. Protein ini membantu tubuh Anda menyerap vitamin B12. Pada beberapa orang, respons autoimun menyebabkan faktor intrinsik berkurang.

Respon autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh membuat antibodi (protein) yang menyerang dan merusak jaringan tubuh atau sel.

Pada anemia pernisiosa, tubuh membuat antibodi untuk menyerang dan menghancurkan sel-sel parietal. Sel-sel ini melapisi perut dan membuat faktor intrinsik.

Penyebab munculnya respon autoimun ini masih belum diketahui. Akibat serangan antibodi, perut berhenti memproduksi faktor intrinsik.

Tanpa faktor intrinsik, tubuh tidak mampu menyalurkan vitamin B12 melalui usus kecil sebagai tempat penyerapan vitamin. Kondisi ini memicu defisiensi vitamin B12.

Kekurangan faktor intrinsik juga dapat terjadi jika Anda sudah pernah menjalani bedah perut. Jenis operasi ini mengurangi jumlah sel parietal yang bertugas membuat faktor intrinsik.

Pada kasus yang jarang terjadi, anak-anak dilahirkan dengan kelainan bawaan yang mencegah tubuh membuat faktor intrinsik. Gangguan ini disebut congenital pernicious anemia.

2. Malabsorpsi di usus kecil

Terkadang, anemia pernisiosa disebabkan oleh adanya gangguan pada penyerapan vitamin B12 di usus kecil. Gangguan ini dipicu oleh berbagai hal berikut.

  • Terlalu banyak bakteri jahat di usus kecil. Kondisi ini merupakan penyebab umum dari anemia pernisiosa pada orang dewasa. Bakteri menggunakan vitamin B12 sebelum usus kecil selesai menyerapnya.
  • Penyakit yang mengganggu penyerapan vitamin B12, seperti penyakit celiac, HIV, dan penyakit Crohn (penyakit radang usus).
  • Obat-obatan tertentu yang memengaruhi pertumbuhan bakteri atau menghambat penyerapan vitamin B12 oleh usus kecil, seperti antibiotik, obat kejang, dan obat diabetes tertentu.
  • Operasi pengangkatan sebagian atau seluruh bagian usus kecil.
  • Infeksi cacing pita. Cacing pita mengambil asupan vitamin B12 dalam tubuh. Pemicu infeksi ini adalah konsumsi ikan yang terinfeksi cacing pita maupun kebiasaan makan ikan yang dimasak kurang matang.

3. Pola makan rendah vitamin B12

Beberapa orang menderita anemia pernisiosa karena mereka tidak memiliki cukup asupan vitamin B12 dari makanan mereka.

Penyebab anemia pernisiosa ini kurang umum dibandingkan dengan penyebab lainnya. Namun, kondisi ini umumnya terjadi pada vegetarian yang tidak mengonsumsi hewan dan produk susu. 

Bayi yang disusui oleh ibu vegetarian juga berisiko terkena anemia pernisiosa. Bayi-bayi ini dapat menunjukkan gejala anemia dalam beberapa bulan setelah dilahirkan.

Pasalnya, mereka tidak memiliki cukup waktu untuk menyimpan vitamin B12 dalam tubuh mereka. Umumnya, dokter akan mengobati bayi dengan memberikan suplemen vitamin B12.

Kelompok lain, seperti lansia dan pecandu alkohol, juga mungkin berisiko terkena anemia pernisiosa. Mereka mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang tepat dalam makanannya.

Apa yang meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini?

penyebab anemia

Beberapa kondisi berikut dapat meningkatkan risiko seseorang terkena jenis anemia ini.

  • Memiliki riwayat keluarga terhadap penyakit in.
  • Merupakan keturunan Eropa Utara atau Skandinavia.
  • Memiliki diabetes tipe 1, kondisi autoimun, atau penyakit usus tertentu seperti penyakit Crohn’s.
  • Pernah menjalani pengangkatan bagian lambung atau usus.
  • Berusia di atas 60 tahun.
  • Vegetarian yang ketat dan tidak mengonsumsi suplemen B12.

Apa saja komplikasi yang bisa timbul akibat anemia pernisiosa?

Ada komplikasi anemia pernisiosa yang bisa terjadi jika tidak diobati. Anemia pernisiosa adalah kondisi yang bisa menambah kerja berat pada jantung tubuh Anda.

Pasalnya, kekurangan darah semakin membuat jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh.

Jantung yang bekerja terlalu keras dapat menyebabkan kondisi berikut ini.

  • Bising jantung  (heart murmur) yang juga merupakan kelainan jantung.
  • Detak jantung cepat.
  • Aritmia jantung.
  • Pembesaran jantung.
  • Gagal jantung.

Bagaimana dokter mendiagnosis anemia pernisiosa?

Cara mendiagnosis anemia, termasuk anemia pernisiosa, adalah dengan memeriksa riwayat kesehatan Anda dan keluarga. Ada kemungkinan anemia bisa didapatkan dari warisan alias turun temurun.

Selain itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Selama pemeriksaan fisik, dokter Anda dapat memeriksa kulit pucat atau kekuningan karena pembesaran hati.

Dokter juga mungkin akan mendengarkan jantung Anda untuk memeriksa apakah debarnya teratur atau tidak.

Dokter Anda juga dapat memeriksa tanda-tanda kerusakan saraf.  Fungsinya untuk melihat seberapa baik otot, mata, indera, dan refleks tubuh Anda bekerja.

Dokter Anda dapat mengajukan pertanyaan atau melakukan tes untuk memeriksa status mental, koordinasi, dan kemampuan berjalan Anda.

Selain itu, dokter juga mungkin akan meminta untuk menjalani serangkaian tes medis atau pemeriksaan lainnya untuk mendiagnosis anemia pernisiosa, seperti berikut ini.

1. Hitung Darah Lengkap

Hitung darah lengkap atau complete blood count (CBC) adalah tes pertama yang akan dianjurkan dokter untuk mendiagnosis berbagai jenis anemia.

Tes ini tujuannya untuk mengukur seberapa banyak jumlah darah di tubuh Anda, ini termasuk sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Apabila ada hasil abnormal, kemungkinan ada tanda anemia, kelainan darah,  infeksi, atau kondisi lain.

Selain itu, CBC memeriksa kadar hemoglobin dan hematokrit di dalam darah Anda. Tingkat hemoglobin atau hematokrit yang rendah adalah tanda anemia.

Tes darah lengkap juga dapat melihat rata-rata volume korpuskuler, yaitu ukuran rata-rata sel darah merah. Volume korpuskuler dapat menjadi petunjuk tentang apa yang menyebabkan anemia pernisiosa Anda.

2. Tes darah lainnya

Jika hasil CBC menunjukkan bahwa Anda mengidap anemia, Anda mungkin memerlukan tes darah lain untuk mencari tahu jenis dan tingkat keparahan yang dimiliki, seperti berikut ini.

  • Reticulocyte count, yaitu mengukur jumlah sel darah merah muda dalam darah Anda. Tes ini akan mengevaluasi kinerja sumsum tulang Anda dalam membuat sel-sel darah merah secara normal. Pasien anemia pernisiosa memiliki jumlah retikulosit yang tergolong rendah.
  • Tes pengukur folat serum, zat besi, dan pengikat besi dapat membantu diagnosis anemia pernisiosa atau jenis anemia lainnya.
  • Combined Binding Luminescence Test, terkadang memberikan hasil yang tidak akurat. Para ilmuwan masih bekerja untuk mengembangkan tes yang lebih mutakhir.

Dokter mungkin akan merekomendasikan tes darah lainnya untuk memeriksa hal berikut.

  • Tingkat vitamin B12. Tingkat vitamin B12 yang rendah dalam darah merupakan tanda anemia pernisiosa. Namun, tingkat vitamin B12 dalam darah bisa saja menunjukkan hasil yang tidak akurat akibat adanya gangguan dari antibodi.
  • Kadar homocysteine dan methylmalonic acid (MMA). Tingginya kadar MMA dalam tubuh Anda merupakan tanda anemia pernisiosa.
  • Antibodi faktor intrinsik dan antibodi sel parietal. Antibodi ini juga merupakan tanda anemia pernisiosa.
  • 3. Tes sumsum tulang

    Tes sumsum tulang dapat menunjukkan kinerja sumsum tulang Anda yang sehat dalam membuat sel-sel darah yang cukup. Jenis tes ini terbagi menjadi dua, yaitu aspirasi dan biopsi.

    Untuk aspirasi sumsum tulang, dokter akan mengambil sejumlah kecil cairan sumsum tulang melalui sebuah jarum. Sampel diperiksa di bawah mikroskop untuk memeriksa sel-sel yang rusak.

    Sementara itu, biopsi sumsum tulang dapat dilakukan bersamaan atau setelah aspirasi. Untuk tes ini, dokter akan mengambil sejumlah kecil jaringan sumsum tulang melalui sebuah jarum.

    Sampel jaringan diperiksa untuk mengetahui jumlah dan jenis sel di sumsum tulang. Pada anemia pernisiosa, ukuran sel-sel sumsum tulang yang berubah menjadi sel-sel darah menjadi lebih besar dari ukuran normal.

    Bagaimana cara mengobati anemia pernisiosa?

    anemia ke dokter apa

    Perawatan untuk mengobati anemia yang diberikan tergantung jenisnya. Anemia pernisiosa meliputi dua bagian proses.

    Pertama, dokter akan mengatasi defisiensi vitamin B12 dan memeriksa defisiensi zat besi. Suntikan vitamin B12 dapat diberikan per hari atau per minggu hingga kadar B12 kembali normal (atau hampir normal).

    Selama beberapa minggu pertama perawatan, dokter dapat merekomendasikan untuk membatasi aktivitas fisik.

    Setelah kadar vitamin B12 normal, Anda hanya perlu mendapatkan suntikan satu kali sebulan. Anda dapat memberikan suntikan sendiri atau meminta orang lain menyuntikkannya di rumah.

    Apabila kadar B12 dalam tubuh Anda mulai normal, dokter juga dapat merekomendasikan untuk mengonsumsi dosis suplemen B12 secara rutin sebagai pengganti suntikan. Suplemen dapat berupa pil atau semprotan.

    Apa pengobatan rumahan untuk mencegah dan mengatasi anemia pernisiosa?

    Hal yang dapat Anda lakukan di rumah untuk membantu mengatasi dan mencegah anemia pernisiosa adalah makan makanan kaya vitamin B12

    Cara ini dapat membantu mencegah rendahnya kadar vitamin B12 sebagai salah satu penyebab penyakit ini. Sumber makanan vitamin B12 yang baik meliputi berikut  ini.

    • Sereal dengan tambahan vitamin B12.
    • Daging, seperti daging sapi, hati, unggas dan ikan.
    • Telur dan produk susu (seperti susu, yoghurt dan keju).
    • Makanan yang diperkaya vitamin B12, seperti minuman berbahan dasar kedelai dan burger vegetarian.
    • Apabila Anda seorang vegetarian ketat, bicarakan dengan dokter untuk memeriksakan kadar vitamin B12 secara rutin.

    Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Charley Simanjuntak, Sp.B., Sub BVE, B.Med.Sc.

    Bedah Vaskular · Tzu Chi Hospital


    Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 08/08/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan