backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

6 Cara Membentuk Alis, Kenali Keuntungan dan Risikonya

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 15/03/2022

    6 Cara Membentuk Alis, Kenali Keuntungan dan Risikonya

    Alis yang rapi bisa memengaruhi tampilan wajah secara keseluruhan. Inilah sebabnya beberapa orang rutin menggunakan riasan untuk membentuk alis agar tampak simetris. 

    Ada berbagai cara membuat alis tampak tebal dan berbentuk menggunakan pensil alis. Namun, beberapa orang ingin hasil yang permanen sehingga mencoba perawatan khusus untuk membentuk alis.

    Pilihan metode membentuk alis

    Berbagai cara membentuk alis dapat dilakukan sendiri di rumah atau di klinik kecantikan. Dari semua pilihan yang ada mana perawatan alis yang lebih aman?

    1. Cabut alis

    mencabut alis

    Cara membentuk alis yang satu ini bisa dilakukan sendiri di rumah tanpa perlu ke salon. Meski tidak perlu terapis khusus, Anda tetap harus hati-hati dalam mencabut alis.

    Jika Anda menggunakan pinset yang tidak steril atau bahkan karatan, pinset bisa menyebarkan bakteri ke kulit sehingga menyebabkan infeksi.

    Selain itu, jangan pernah mencabut rambut alis lebih dari satu helai secara bersamaan. Hal ini menyebabkan rambut tidak tercabut sampai ke akar dan terjebak dalam folikel.

    Cabutlah alis yang berada hanya di luar garis alis alami Anda. Namun, sebaiknya Anda melakukan cabut alis di klinik kecantikan bersertifikat untuk mengurangi risiko terkena infeksi dan iritasi.

    2. Cukur alis

    Cukur alis juga merupakan cara membuat alis tampak rapi yang bisa dilakukan sendiri di rumah. 

    Hanya dengan silet alis khusus, Anda bisa memotong helai-helai alis sesuai keiginan Anda.

    Membentuk alis dengan cara ini tidak menimbulkan rasa sakit. Pasalnya, alis tidak tercabut dari akarnya, hanya dipotong tidak melebihi permukaan kulit.

    Meski tidak perlu merasakan sakit, hasilnya tidak bertahan lama, hanya bertahan selama beberapa hari atau bahkan sehari saja.

    Tak hanya itu, sering mencukur alis bisa mengiritasi kulit, meningkatkan risiko luka gores, hingga timbul rambut tumbuh dari dalam.

    3. Sulam alis

    sulam alis

    Sulam alis merupakan salah satu cara membentuk alis yang cocok untuk Anda yang memiliki alis tipis.

    Sulam alis dilakukan dengan menanamkan pigmen dengan warna yang menyerupai rambut alis. Pigmen warna ini ditanam mengikuti jalur pertumbuhan rambut asli.

    Sulam alis memudahkan Anda untuk berganti model bentuk alis sesuai dengan keinginan Anda. Hasil sulam alis bisa bertahan sampai dua tahun, tapi ada juga yang bersifat semipermanen. 

    Sifat semipermanen ini disebabkan pigmen hanya diletakkan tepat di bawah lapisan kulit lapisan kulit terluar (epidermis).

    Apakah aman melakukan sulam alis? Seperti prosedur kosmetik lainnya, sulam alis aman jika dilakukan oleh terapis yang berpengalaman dan bersertifikat khusus.

    Prosedur sulam yang aman dapat mencegah penyakit infeksi yang menular melalui jarum, seperti hepatitis B dan C, serta HIV.

    Efek samping yang paling umum dari sulam alis adalah pembengkakan sementara dan iritasi kemerahan.

    4. Tato alis

    Membentuk alis dengan tato alis akan memberikan hasil yang permanen.

    Anda tidak perlu rutin mengulang prosedurnya setiap beberapa tahun sekali atau atau mengarsir bagian alis yang kosong dengan pensil alis.

    Anda juga dapat memilih bentuk alis yang Anda inginkan dan sesuai dengan bentuk wajah.

    Prosedur tato alis dilakukan melalui proses mikropigmentasi yang menempatkan tinta pada lapisan dermis atau lapisan bawah kulit, di bawah epidermis.

    Oleh karena itu, hasil tato alis bisa bertahan secara permanen.

    Sama halnya dengan sulam alis, tato alis aman jika dilakukan oleh terapis yang bersertifikat resmi untuk mencegah penularan penyakit, seperti HIV dan hepatitis.

    Pada umumnya, efek samping yang mungkin timbul adalah rasa nyeri ringan setelah prosedur.

    5. Waxing alis

    Tidak hanya untuk mencabut bulu pada betis atau alat kelamin, waxing dengan lilin cair juga bisa diterapkan untuk membentuk alis

    Cara membentuk alis yang satu ini dilakukan dengan mengoles wax dari lilin cair pada alis. Setelah itu, wax pun ditarik menggunakan kain kasa khusus. 

    Menghilangkan helai-helai alis dengan waxing tentunya lebih cepat jika dibandingkan mencabut alis satu per satu.  

    Selain itu, metode membentuk alis ini membantu mengangkat sel-sel kulit mati yang ada pada daerah alis.

    Meski demikian, efek samping waxing membuat kulit seperti tertarik sehingga menimbulkan rasa perih. 

    American Academy of Dermatology  juga menganjurkan untuk menghindari waxing jika Anda menggunakan produk perawatan kulit retinoid dan/atau mengonsumsi antibiotik. 

    Keduanya terbukti membuat kulit semakin sensitif sehingga rentan iritasi saat di-waxing.

    6. Threading alis

    threading alis

    Threading adalah adalah metode membentuk alis dengan cara mencabut alis. Namun, alih-alih menggunakan pinset, threading alis memanfaatkan benang katun.

    Dokter atau praktisi profesional akan memilin benang di atas bagian alis yang ingin dihilangkan. Selanjutnya, benang tersebut ditarik sampai alis tercabut. 

    Threading masih menyisakan helai-helai alis asli sehingga hasil akhirnya pun bisa terlihat lebih alami.

    Dibandingkan mencabut alis dengan pinset, proses membentuk alis dengan threading lebih cepat. 

    Terlebih, Anda tidak perlu khawatir akan risiko penggunaan pinset yang berkarat atau kontaminasi kuman penyebab infeksi.

    Akan lebih baik jika Anda memilih salon yang terpercaya untuk mendapatkan perawatan ini. 

    Setiap cara membentuk alis memiliki kelebihan, kekurangan, dan efek sampingnya masing-masing.

    Untuk menentukan prosedur mana yang paling aman, Anda bisa menyesuaikan dengan kebutuhan Anda. Pastikan Anda memilih klinik kecantikan terpercaya yang memiliki terapis berpengalaman.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 15/03/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan