Apakah manusia juga menghasilkan hormon ini?
Sudah diketahui bahwa feromon memiliki beragam fungsi pada tubuh hewan.
Namun, yang masih menjadi pertanyaan adalah mengenai keberadaan dan fungsi hormon feromon pada manusia.
Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan apakah manusia benar-benar memiliki feromon atau tidak dan seperti apa persisnya struktur zat tersebut.
Para ahli melakukan berbagai penelitian untuk mencari tahu jawaban dari pertanyaan tersebut.
Hasilnya, hingga saat ini belum ada bukti yang kuat mengenai keberadaan hormon tersebut pada tubuh manusia.
Akan tetapi, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa manusia mungkin memiliki hormon yang bekerja serupa dengan feromon pada hewan.
Salah satu studi yang mengkaji fenomena ini terdapat di jurnal Plos One.
Dari studi tersebut, ditemukan bahwa androstadienone, salah satu komponen keringat pria bisa meningkatkan ketertarikan, memengaruhi suasana hati, serta menurunkan kadar kortisol pada lawan jenis.
Ditambah lagi, androstadienone juga diyakini berdampak positif pada perilaku kerja sama antar sesama pria.
Fenomena yang serupa juga ditemukan pada tubuh wanita.
Menurut sebuah penelitian dari Natural Product Communications, sekelompok wanita yang mencium bau keringat dari wanita lain mengalami perubahan pada siklus menstruasinya, tergantung kondisi dari wanita yang dicium baunya.
Meski demikian, belum bisa dipastikan apakah perubahan siklus haid tersebut memang benar ada kaitannya dengan bau yang dikeluarkan tubuh atau ada faktor pendukung lainnya.
Banyak ahli yang percaya bahwa androstadienone pada pria dan estratetraenol pada wanita adalah senyawa yang serupa dengan feromon.
Androstadienone pada pria diproduksi di kelenjar keringat serta testis, sedangkan estratetraenol terkandung pada urine wanita.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar