backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Uveitis

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 22/12/2020

Uveitis

Pengertian uveitis

Uveitis adalah peradangan yang terjadi pada mata, tepatnya di bagian uvea yang terletak di lapisan tengah mata. Kondisi ini menyebabkan pembengkakan dan kerusakan pada jaringan mata.

Mata manusia menyerupai bentuk bola tenis, dengan tiga lapisan berbeda yang mengelilingi vitreous. Bagian terdalam dari lapisan ini adalah retina. Lapisan di tengah, yang berada di antara sklera dan retina, disebut dengan uvea.

Uvea meliputi bagian berwarna mata (iris), selaput tipis yang mengandung banyak pembuluh darah (koroid) dan badan silia (bagian mata yang menyambungkan semuanya).

Uvea sangat penting karena mengandung banyak pembuluh darah dan arteri yang mengantarkan darah ke bagian lain pada mata.

Penyakit ini dapat memengaruhi kualitas penglihatan Anda. Kebanyakan kasus uveitis bersifat kronis dan dapat mengakibatkan masalah-masalah kesehatan lainnya, seperti katarak, glaukoma, bahkan berisiko menyebabkan buta permanen.

Maka dari itu, diagnosis dan pengobatan sedini mungkin sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi dari penyakit ini.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Uveitis adalah penyakit yang dapat terjadi pada pasien di berbagai belahan dunia. Namun, kasus kejadiannya paling banyak ditemukan di Finlandia.

Penyakit ini juga lebih banyak terjadi pada pasien berusia 20-50 tahun. Sebanyak 10% kasus kebutaan disebabkan oleh adanya penyakit ini.

Jenis uveitis

Terdapat beberapa jenis uveitis, tergantung pada bagian mata yang terdampak. Berikut ini adalah pembagian peradangan pada uvea:

1. Anterior uveitis

Anterior uveitis adalah jenis peradangan mata yang terjadi di bagian depan (anterior) mata, alias iris. Iris adalah bagian yang menentukan warna mata. Kondisi ini dapat menyebabkan kemerahan dan rasa sakit pada mata. Perkembangannya pun relatif cepat dan terjadi pada orang-orang yang sehat.

Dikutip dari jurnal yang dipublikasikan Ocular Therapeutics, dua jenis anterior uveitis adalah:

  • Iritis: Peradangan hanya terjadi di bilik anterior
  • Iridosiklitis: Peradangan tidak hanya terjadi di bilik anterior, tetapi juga di vitreous anterior.

Anterior uveitis adalah jenis yang paling umum, dengan 8-15 kasus per 100.000 orang. Penyakit ini menyerang pria dan wanita dengan angka kejadian yang sama.

Meskipun begitu, tingkat keparahannya termasuk rendah jika dibandingkan dengan peradangan mata jenis lainnya.

2. Intermediate uveitis

Apabila peradangan terjadi di bagian tengah mata, kondisi ini digolongkan sebagai uveitis jenis intermediate. Jenis ini biasanya menyebabkan penglihatan buram dan berbayang.

Bagian mata yang terkena uveitis jenis ini adalah pars plana, yang terletak di antara iris dan koroid mata. Jenis ini umumnya dikaitkan dengan adanya penyakit autoimun, seperti multiple sclerosis.

3. Posterior uveitis

Pada kondisi ini, peradangan terjadi di bagian belakang (posterior) mata. Jenis ini juga sering disebut dengan koroiditis karena terjadi di koroid mata.

Jaringan dan pembuluh mata yang terdapat di koroid memiliki peran penting dalam menyuplai darah ke bagian belakang mata.

Koroiditis biasanya terjadi pada orang yang terserang infeksi virus, parasit, atau jamur. Selain itu, orang yang memiliki penyakit autoimun juga berisiko kena koroiditis.

Uveitis posterior biasanya jauh lebih serius dibandingkan jenis lainnya karena bisa menyebabkan luka di retina. Namun, angka kejadiannya jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan jenis lainnya.

4. Panuveitis

Uveitis jenis ini adalah peradangan yang terjadi pada hampir seluruh bagian mata. Gejala-gejala dan tanda yang ditimbulkan umumnya merupakan kombinasi dari seluruh jenis peradangan mata.

Jenis berdasarkan durasi penyakit

Penyakit ini juga dapat dibagi berdasarkan seberapa lama perkembangannya, yaitu:

  • Tipe akut Peradangan mata yang tergolong akut biasanya berkembang dengan sangat cepat. Namun, proses pemulihannya pun membutuhkan waktu yang relatif singkat, yaitu sekitar tiga bulan.
  • Tipe berulang Anda mungkin akan mengalami beberapa kali peradangan pada uvea yang hilang dan kambuh dalam jarak beberapa bulan saja.
  • Tipe kronis Penderita radang mata tipe kronis mengalami penyakit ini lebih lama, dan biasanya penyakit akan muncul kembali 3 bulan setelah menjalani perawatan.
  • Tanda dan gejala uveitis

    Tanda-tanda dan gejala uveitis umumnya bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dan jenisnya. Berikut adalah gejala-gejala radang mata berdasarkan jenisnya:

    1. Anterior uveitis atau iridosiklitis

    Gejala-gejala yang mungkin muncul jika Anda mengalami iridosiklitis (uveitis anterior) adalah:

    • Muncul nyeri di bagian mata
    • Mata memerah
    • Fotofobia (sensitif terhadap cahaya)
    • Penglihatan buram
    • Produksi air mata berlebih
    • Sakit pada mata, yang tidak kunjung hilang
    • Pupil kecil dan perubahan pupil lainnya

    2. Uveitis posterior atau koroiditis

    Beberapa gejala yang mungkin muncul jika Anda mengalami koroiditis, antara lain:

    • Penglihatan berbayang
    • Penglihatan buram

    Rasa sakit umumnya tidak terasa. Apabila seseorang yang mengalami koroiditis merasakan sakit, ini mungkin disebabkan oleh masalah mata lainnya.

    3. Intermediate

    Radang uvea jenis intermediate mungkin akan mengalami gejala sebagai berikut:

    • Penglihatan berbayang dan berkurang (serupa dengan jenis posterior)
    • Fotofobia
    • Peradangan ringan di bagian luar mata

    Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

    Kapan saya harus periksa ke dokter?

    Dokter dapat merujuk Anda ke spesialis mata jika Anda memiliki gejala-gejala di atas. Ahli spesialis mata akan memeriksa mata dengan lebih detail menggunakan mikroskop dan cahaya, serta dapat merekomendasikan tes-tes lainnya jika uveitis terdiagnosis.

    Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, selalu konsultasikan masalah dan gejala-gejala yang Anda alami dengan dokter.

    Penyebab dan faktor risiko uveitis

    Uveitis memiliki berbagai penyebab, termasuk infeksi virus, jamur, dan bakteri. Namun, pada banyak kasus, tidak diketahui apa yang menyebabkan uvea Anda meradang.

    Umumnya, peradangan pada mata sering kali dikaitkan dengan masalah sistem imun tubuh. Namun, ada pula kemungkinan bahwa penyakit ini berhubungan dengan adanya masalah genetik.

    Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko Anda mengalami uveitis, seperti:

    1. Usia

    Penyakit ini paling banyak ditemukan pada orang-orang berusia 20-50 tahun. Jika Anda tergolong dalam rentang usia ini, kemungkinan Anda untuk mengalami radang mata lebih besar.

    2. Masalah sistem imun tubuh

    Penyakit ini sering terjadi pada orang-orang yang memiliki penyakit autoimun. Artinya, sistem imun yang seharusnya melawan penyakit malah menyerang jaringan tubuh yang sehat.

    Beberapa jenis penyakit autoimun yang berkaitan dengan uveitis, antara lain:

  • Arthritis
  • Penyakit Crohn
  • Psoriasis
  • Multiple sclerosis
  • Juvenile idiopathic arthritis
  • 3. Infeksi

    Berikut ini adalah beberapa infeksi, baik virus, jamur, bakteri, maupun parasit, yang dapat menyebabkan peradangan pada uvea:

    • Toksoplasmosis
    • Virus herpes simplex
    • Virus varicella-zoster
    • Cytomegalovirus
    • Tuberkulosis (TBC)
    • HIV dan sifilis

    4. Pernah melakukan operasi mata

    Menjalani prosedur bedah atau operasi mata juga dapat meningkatkan risiko Anda mengalami radang mata di lain waktu.

    5. Menggunakan lensa kontak

    Penggunaan lensa kontak atau softlens juga diyakini berpotensi menyebabkan terjadinya peradangan pada uvea.

    6. Gen HLA-B27

    Meskipun penyakit ini tidak diturunkan dari anggota keluarga, salah satu gen bernama HLA-B27 dikaitkan dengan risiko munculnya radang mata jenis anterior (bagian depan mata).

    Sebanyak setengah penderita radang mata jenis anterior memiliki gen HLA-B27. Gen ini ditemukan pada orang-orang dengan masalah autoimun tertentu, seperti arthritis dan penyakit Crohn.

    7. Penyebab lain

    Terdapat pula kondisi-kondisi lain yang dapat menyebabkan munculnya penyakit ini, seperti:

    Komplikasi uveitis

    Dalam beberapa kasus, penyakit ini dapat mengakibatkan munculnya komplikasi apabila tidak segera ditangani dengan serius.

    Kemungkinan komplikasi akan lebih besar jika Anda berusia di atas 60 tahun, memiliki riwayat uveitis kronis, dan mengalami radang uvea yang jarang terjadi (posterior atau intermediate).

    Berikut adalah komplikasi yang mungkin dapat terjadi:

    1. Glaukoma

    Glaukoma terjadi akibat adanya kerusakan pada saraf optik, yaitu saraf yang menghubungkan mata dengan otak Anda. Hal ini berpotensi menyebabkan kebutaan apabila tidak diobati sejak awal.

    2. Katarak

    Peradangan pada uvea mata juga dapat memengaruhi munculnya bayangan atau jaringan pada lensa mata, sehingga penglihatan penderitanya akan berbayang atau seperti berkabut (katarak).

    3. Edema makula kistoid

    Kondisi ini merupakan pembengkakan yang terjadi pada retina. Komplikasi ini biasanya ditemukan pada penderita radang mata kronis atau posterior.

    4. Sinekia posterior

    Radang juga dapat menyebabkan kondisi iris menempel ke lensa mata, atau yang disebut dengan sinekia posterior.

    Diagnosis & pengobatan

    Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

    Bagaimana kondisi ini didiagnosis?

    Apabila Anda mengalami tanda-tanda atau gejala uveitis, seperti yang telah dicantumkan di atas, sangat penting untuk segera berkonsultasi ke dokter.

    Peradangan pada bagian dalam mata dapat memengaruhi penglihatan secara permanen atau menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani secepatnya.

    Dokter akan melakukan pemeriksaan pada mata Anda dan menanyakan riwayat kesehatan Anda. Kemudian, Anda juga akan diminta menjalani beberapa tes, seperti tes laboratorium untuk mengetahui adanya infeksi atau masalah autoimun.

    Pemeriksaan mata dapat meliputi:

    • Tes ketajaman mata: tes ini mengukur apakah penyakit ini memengaruhi penglihatan dan ketajaman mata penderita
    • Pemeriksaan funduskopi (oftalmoskopi): pemeriksaan ini menggunakan tetes mata dan cahaya optik untuk melebarkan mata agar tidak mengganggu pemeriksaan bagian dalam mata.
    • Tonometri untuk mengukur tekanan bola mata.
    • Pemeriksaan lampu slit: digunakan untuk mengukur tekanan mata. Zat pewarna (fluorescent) akan diberikan pada mata Anda agar pembuluh darah lebih mudah dilihat

    Bagaimana mengobati uveitis?

    Pengobatan umumnya tergantung pada penyebab dan bagian mata yang terdampak. Biasanya, dokter lebih mengutamakan penanganan medis dengan obat-obatan.

    Namun, pada beberapa kasus yang jarang terjadi, dokter akan merekomendasikan prosedur bedah. Berikut adalah pengobatan yang direkomendasikan dokter untuk mengobati uveitis:

    1. Pengobatan dengan steroid

    Beberapa kasus uveitis dapat ditangani dengan pengobatan steroid (kortikosteroid). Obat yang biasanya digunakan adalah prednisolone.

    Kortikosteroid bekerja dengan cara memengaruhi fungsi sistem imun tubuh, sehingga sistem imun tidak akan menghasilkan zat kimia yang menyebabkan terjadinya peradangan.

    Beberapa jenis kortikosteroid yang dapat diberikan adalah:

    • Tetes mata kortikosteroid

      Obat tetes mata kortikosteroid biasanya diberikan untuk radang uvea jenis anterior. Tergantung pada gejala yang Anda alami, dosis yang diberikan biasanya bervariasi.

    • Injeksi kortikosteroid

      Jika peradangan terjadi di bagian belakang mata (uveitis posterior atau intermediate), atau obat tetes mata tidak bekerja, Anda memerlukan suntikan kortikosteroid.Sebelum diberi injeksi, Anda akan diberikan obat bius lokal agar tidak muncul rasa sakit atau nyeri.

    • Tablet atau kapsul kortikosteroid

      Obat kortikosteroid yang diminum dalam bentuk kapsul atau tablet adalah jenis kortikosteroid yang paling kuat. Obat ini biasanya diberikan apabila pengobatan kortikosteroid jenis lainnya tidak ampuh.

    2. Obat tetes mata midriatik

    Jika mengalami uveitis anterior (bagian depan mata), Anda mungkin akan diberikan obat tetes mata midriatik yang dapat memperlebar pupil dan menenangkan otot mata Anda.

    Obat ini juga dapat membantu mengurangi risiko munculnya masalah mata lainnya, seperti glaukoma.

    3. Pengobatan terhadap infeksi

    Jika Anda mengalami peradangan mata akibat infeksi, dokter akan memberikan obat-obatan yang dapat membantu melawan infeksi tersebut. Obat yang biasanya direkomendasikan dokter adalah imunosupresan dan antibiotik.

    4. Operasi

    Pada kasus yang sangat jarang terjadi, prosedur operasi yang disebut dengan vitrektomi dilakukan untuk mengatasi penyakit ini. Prosedur ini dilakukan apabila radang yang terjadinya sudah sangat parah.

    Pengobatan di rumah

    Apa saja perubahan-perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi uveitis?

    Menurut penelitian, mengonsumsi dosis vitamin E yang cukup dapat membantu meningkatkan penglihatan untuk orang dengan uveitis.

    Mengonsumsi vitamin E dan vitamin C dapat memperbaiki penglihatan, tapi tidak mengurangi pembengkakan pada orang dengan uveitis.

    Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 22/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan