backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Uretritis Non-Gonore

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 21/02/2022

Uretritis Non-Gonore

Definisi

Apa itu uretritis non-gonore?

Uretritis non-gonore atau juga disebut uretritis non-spesifik adalah penyakit uretritis atau peradangan pada bagian uretra (saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar).

Uretritis non-gonore (UNG) biasanya disebabkan oleh bakteri Chlamydia. Kondisi ini merupakan infeksi yang menular melalui hubungan seksual yang biasa terjadi, tapi dapat dicegah dengan melakukan hubungan yang seks aman.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Penyakit dalam sistem urologi ini adalah kondisi yang bisa terjadi pada siapa saja. Namun, pria berusia 15 sampai 30 tahun, yang melakukan hubungan seks dengan beberapa orang, berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini.

Anda dapat mencegah terjadinya penyakit ini dengan mengurangi faktor risiko. Silakan konsultasi dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda dan gejala

Apa saja tanda­-tanda dan gejalanya?

Uretritis non-gonore adalah kondisi yang gejalnya bisa muncul dalam jangka waktu 1 sampai 5 minggu setelah terpapar infeksi. Namun, banyak penderita yang tidak mengalami gejala apa pun.

Walau demikian, umumnya gejala penyakit urologi yang satu ini dapat muncul meliputi:

  • air kencing atau urine berwarna keruh,
  • sering buang air kecil,
  • terasa gatal, rasa terbakar dan bengkak pada penis atau buah zakar, serta
  • nyeri saat berhubungan seksual atau ejakulasi.

Pada wanita, gejalanya bisa termasuk:

  • keluarnya cairan keputihan yang tidak biasa dari vagina,
  • nyeri saat buang air kecil, serta
  • bila infeksi berkembang menjadi radang panggul, akan terasa sakit di sekitar perut atau mengalami perdarahan vagina yang tidak normal.

Kemungkinan ada tanda-­tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Anda harus periksa dokter jika muncul gejala, seperti:

  • kenaikan suhu tubuh atau demam,
  • ada darah dalam urine (hematuria), serta
  • gejala tidak membaik dalam waktu 1 minggu.

Anda juga harus memberitahu dokter Anda jika Anda sedang hamil. Infeksi ini dapat menginfeksi bayi selama kehamilan. Pengobatan juga dapat terganggu oleh kehamilan karena beberapa antibiotik tidak dapat digunakan selama kehamilan.

Penyebab dan faktor risiko

Apa penyebabnya?

Uretritis non-gonore adalah kondisi penyakit yang biasanya disebabkan oleh bakteri selain gonorea, salah satunya adalah bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi ini menyebar selama hubungan seksual.

Selain itu, bakteri lain seperti Ureaplasma urealyticum, parasit Trichomonas vaginalis dan virus herpes juga dapat menjadi penyebab penyakit ini. Meski demikian, uretritis tidak selalu disebabkan oleh penyakit gonore dan gonore tidak selalu menyebabkan uretritis.

Terkadang, uretritis non-gonore juga bisa muncul sebagai akibat dari kondisi lain seperti infeksi saluran kemih, peradangan prostat karena bakteri (prostatitis), dan penyempitan uretra.

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk kondisi ini?

Faktor-faktor tertentu yang meningkatkan risiko Anda mengalami uretritis non-gonore yaitu sebagai berikut.

  • Sering berganti-ganti pasangan saat berhubungan seksual dan tidak menggunakan kondom.
  • Sistem kekebalan tubuh lemah.
  • Pemasangan kateter urine, saluran pembantu keluarnya urine yang dipasang di uretra pasca operasi.

Tidak memiliki faktor risiko bukan berarti Anda tidak bisa mengalami penyakit ini. Tanda-tanda tersebut hanya sebagai referensi. Anda harus berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi untuk keterangan lebih jelasnya.

Diagnosis dan pengobatan

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini?

Setelah menanyakan riwayat medis serta aktivitas seksual yang Anda lakukan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan melakukan tes urine dengan mengambil sampel air kencing untuk menguji adanya infeksi uretra. Tes darah juga dapat dilakukan untuk mendiagnosis secara akurat.

Beberapa orang dapat mengalami uretritis yang disebabkan oleh gonore dan sifilis pada waktu yang bersamaan, oleh karena itu uji sifilis harus dilakukan sebelum pengobatan pada kasus uretritis yang disebabkan oleh gonore.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk uretritis non-gonore?

Karena penyakit ini disebabkan oleh bakteri, tujuan pengobatan tentunya adalah untuk membasmi bakteri. Maka dari itu, dokter akan memberikan obat-obatan antibiotik seperti doxycycline atau azitromisin. Biasanya doxycycline diminum dua kali sehari, sedangkan azitromisin cukup diminum satu kali sehari.

Kebanyakan pasien akan sembuh dari infeksi setelah minum antibiotik. Namun bila Anda memiliki alergi pada obat-obat di atas, lebih baik beri tahu dokter tentang alergi Anda.

Uretritis non-gonore juga dapat menimbuilkan gejala nyeri. Untuk mengatasinya, cobalah berendam dalam air hangat beberapa kali sehari.

Gunakan juga obat pereda nyeri yang tersedia di apotek dan bisa dibeli tanpa resep dokter seperti acetaminophen dan ibuprofen. Selama pengobatan, hindari melakukan hubungan seks atau gunakan kondom.

Untuk pria, jika gejala terus berlanjut walau tes darah dan urine menunjukkan bakteri sudah menghilang, dokter mungkin melakukan metode pengujian lain untuk mempertimbangkan kemungkinan prostatitis.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi uretritis non-gonore?

Di bawah ini adalah beberapa hal yang dapat membantu Anda mengatasi uretritis non-gonore.

  • Periksakanlah selalu diri Anda ke dokter untuk memantau perkembangan gejala serta kondisi kesehatan Anda.
  • Ikuti petunjuk dokter, jangan menggunakan obat yang tidak diresepkan atau tidak menggunakan obat resep yang telah diresepkan untuk Anda.
  • Hentikan hubungan seks selama pengobatan atau lakukan hubungan seks yang aman.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter spesialis urologi untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 21/02/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan