backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Syok Hipovolemik

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 08/01/2021

Syok Hipovolemik

Definisi

Apa itu syok hipovolemik?

Syok hipovolemik adalah kondisi gawat darurat akibat hilangnya darah atau cairan tubuh sebanyak lebih dari 20 persen.

Umumnya, sebanyak 60% tubuh pria terdiri dari cairan, sedangkan wanita sebanyak 50%. Cairan tubuh dibuang melalui beberapa cara, seperti berkeringat dan buang air kecil.

Beberapa kondisi juga dapat mengakibatkan tubuh kehilangan terlalu banyak cairan, seperti muntah, diare, serta perdarahan.

Perdarahan adalah salah satu penyebab paling umum dari syok hipovolemik. Kehilangan darah atau cairan tubuh terlalu banyak dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Syok hipovolemik merupakan salah satu jenis syok yang paling umum terjadi. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, tapi risiko seseorang mengalami kondisi ini meningkat seiring bertambahnya usia.

Kondisi ini dapat diatasi dan dicegah dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai kondisi ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter Anda.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala syok hipovolemik?

Tanda-tanda dan gejala yang ditunjukkan ketika seseorang mengalami syok hipovolemik umumnya bervariasi. Hal ini tergantung dari volume darah yang hilang dan seberapa cepat tubuh kehilangan darah.

Beberapa penderita mungkin akan merasa demam, kesulitan bernapas, sulit berdiri, hingga pingsan. Gejala apa pun yang muncul dapat berpotensi membahayakan nyawa dan membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin.

Gejala-gejala dari syok mungkin tidak akan langsung muncul. Lansia mungkin tidak mengalami gejala-gejala ini hingga kondisi ini menjadi cukup berat.

Gejala syok hipovolemik yang tergolong ringan umumnya meliputi:

  • Sakit kepala
  • Berkeringat berlebihan
  • Kelelahan
  • Mual
  • Kepala pusing

Selain itu, terdapat pula gejala-gejala yang lebih serius, seperti:

  • Kulit yang dingin dan pucat
  • Berkurangnya atau tidak dihasilkannya urine (tidak buang air kecil)
  • Detak jantung tidak beraturan (takikardia)
  • Denyut nadi melemah
  • Kebingungan
  • Bibir membiru
  • Kepala terasa ringan
  • Napas cepat dan pendek-pendek
  • Tidak sadarkan diri

Biasanya, kondisi ini juga disertai dengan gejala-gejala pendarahan dalam atau internal, seperti:

  • Sakit perut
  • Buang air besar berdarah
  • Feses berwarna hitam dan bertekstur lengket
  • Urine mengandung darah
  • Muntah darah
  • Nyeri dada
  • Perut membengkak

Meskipun beberapa tanda dan gejala menyerupai penyakit lain, seperti flu perut, Anda harus memeriksakan diri ke dokter jika salah satu atau beberapa gejala di atas muncul. Semakin lama Anda menunggu munculnya gejala yang lebih serius, kondisi kerusakan organ akan semakin sulit dihindari.

Apa saja tahapan-tahapan dari syok hipovolemik?

Menurut situs City Hospitals Sunderland, berikut adalah tahapan-tahapan dari syok hipovolemik disertai dengan seberapa banyak darah yang hilang dari tubuh:

1. Tahap pertama

Pada tahap awal, tubuh kehilangan sekitar di bawah 15 persen dari volume darah keseluruhan. Tekanan darah dan pernapasan masih terjaga, tapi kulit mulai terlihat pucat.

2. Tahap kedua

Di tahap selanjutnya, darah yang hilang adalah sekitar 15-30%. Penderita mulai mengalami sesak napas, berkeringat, serta tekanan darah sedikit meningkat.

3. Tahap ketiga

Pada tahap ketiga syok hipovolemik, tubuh telah kehilangan 30-40% darah. Kondisi ini mengakibatkan turunnya tekanan darah serta detak jatuk tidak beraturan.

4. Tahap keempat

Darah yang hilang di tahap akhir sudah melebihi 40 persen. Kondisi ini menyebabkan denyut nadi semakin melemah, jantung berdetak sangat cepat, serta tekanan darah yang sudah sangat rendah.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Syok hipovolemik adalah kondisi gawat darurat yang harus segera mendapatkan penanganan medis. Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, jangan tunda lagi waktu untuk mencari pertolongan.

Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, pastikan Anda selalu memeriksakan diri ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.

Penyebab

Apa penyebab syok hipovolemik?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab syok hipovolemik adalah hilangnya darah dan cairan tubuh dalam jumlah besar. Padahal, darah berperan menyalurkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh agar setiap organ bisa berfungsi baik.

Apabila tubuh kehilangan darah atau cairan terlalu cepat dan tubuh tidak dapat menggantikan volume cairan yang hilang, organ-organ pada tubuh akan mengalami masalah dan gejala syok muncul. Kehilangan seperlima atau lebih dari jumlah normal darah pada tubuh dapat menyebabkan gejala-gejala timbul.

Beberapa hal yang bisa membuat tubuh kehilangan darah dalam jumlah besar, antara lain:

  • Perdarahan dalam, seperti perdarahan saluran cerna
  • Luka yang cukup luas
  • Cedera yang menyebabkan organ dalam terluka
  • Dehidrasi
  • Kehamilan ektopik

Kadar dari darah yang beredar pada tubuh dapat turun jika Anda kehilangan terlalu banyak cairan tubuh. Kondisi ini dapat disebabkan oleh:

  • Luka bakar
  • Diare
  • Keringat berlebih 
  • Muntah

Faktor risiko

Apa saja faktor yang meningkatkan risiko saya terkena kondisi ini?

Syok hipovolemik adalah kondisi medis yang dapat terjadi pada hampir semua orang, terlepas dari berapa pun usianya dan apa pun kelompok rasnya. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini.

Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu terjadinya syok hipovolemik:

1. Usia

Meskipun kondisi ini dapat terjadi pada hampir semua usia, risiko seseorang untuk mengalami syok akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

2. Mengalami kecelakaan

Apabila Anda mengalami kecelakaan kendaraan bermotor, terjatuh, atau mengalami peristiwa kecelakaan lainnya yang menyebabkan Anda kehilangan banyak darah, risiko Anda untuk mengalami syok jauh lebih tinggi.

3. Mengidap penyakit atau kondisi kesehatan tertentu

Apabila Anda memiliki masalah saluran pencernaan, organ dalam Anda berisiko mengalami pendarahan. Kondisi tersebut memperbesar peluang Anda untuk mengalami syok.

Selain itu, kehamilan yang tidak normal, seperti kehamilan ektopik, juga dapat meningkatkan risiko syok karena adanya peluang kerusakan pada janin.

Orang-orang yang menderita penyakit kronis tertentu, seperti diabetes, stroke, atau masalah jantung, juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini.

Pasien yang mengidap penyakit kelainan darah, misalnya hemofilia, juga berisiko mengalami kondisi ini. Orang yang hidup dengan hemofilia mengalami perdarahan lebih lama dari orang normal, sehingga risiko untuk kehilangan darah lebih besar.

Penting untuk Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda pasti akan menderita suatu penyakit atau kondisi kesehatan. Dalam beberapa kasus, tidak menutup kemungkinan Anda dapat mengalami kondisi kesehatan tertentu tanpa adanya satu pun faktor risiko.

Komplikasi

Apa saja komplikasi yang dapat terjadi akibat syok hipovolemik?

Kurangnya aliran darah dan cairan di dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya beberapa komplikasi.

Menurut sebuah artikel dari Harvard Medical School, pasien syok hipovelemik yang tidak segera mendapat pertolongan medis dapat mengalami cedera iskemik pada organ-organ vital. Ini berisiko menyebabkan gagal fungsi pada organ tersebut.

Berikut adalah beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat syok hipovolemik:

  • Kerusakan ginjal
  • Kerusakan otak
  • Gangren pada tangan dan kaki, kadang menyebabkan amputasi
  • Serangan jantung
  • Kerusakan organ lain
  • Kematian

Efek dari syok hipovolemik tergantung pada seberapa cepat tubuh Anda kehilangan darah, serta volume darah yang hilang.

Jika Anda memiliki penyakit kronis seperti diabetes, stroke, atau masalah jantung, risiko Anda untuk mengalami komplikasi jauh lebih tinggi.

Selain itu, jika Anda menderita gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia, kemungkinan untuk mengalami komplikasi juga jauh lebih besar.

Diagnosis & pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana syok hipovolemik didiagnosis?

Umumnya, kondisi ini tidak langsung menunjukkan tanda-tanda atau gejala. Jadi, gejala akan muncul ketika Anda sudah mengalami kondisi ini untuk beberapa lama.

Maka dari itu, diperlukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui tanda-tanda syok, seperti tekanan darah rendah dan detak jantung tidak beraturan. Orang yang mengalami syok juga umumnya tidak cukup responsif untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dokter di instalasi gawat darurat.

Jika perdarahan eksternal terjadi, kondisi ini akan lebih mudah dikenali. Namun, pendarahan internal biasanya lebih sulit didiagnosis hingga pasien menunjukkan tanda-tanda syok hemoragik.

Dokter akan melakukan beberapa tes tambahan untuk mengonfirmasi hasil diagnosis. Berikut adalah jenis-jenisnya:

  • Tes darah lengkap untuk mengecek ketidakseimbangan elektrolit, serta fungsi ginjal dan hati
  • Tes pencitraan, seperti CT scan, USG, dan MRI
  • Ekokardiogram untuk mengecek struktur dan fungsi jantung dengan gelombang suara
  • Elektrokardiogram untuk mengecek ritme detak jantung
  • Endoskopi untuk memeriksa esofagus dan organ pencernaan lainnya
  • Kateter jantung kanan
  • Kateter kemih (tabung dimasukkan ke dalam kemih untuk mengukur volume urin)

Bagaimana cara mengobati kondisi ini?

Ketika pasien tiba di rumah sakit, tim medis akan memasang infus untuk mengganti volume cairan dan darah yang hilang. Hal ini penting agar sirkulasi darah tetap terjaga dan meminimalisir kerusakan organ.

Tujuan dari pengobatan dan perawatan adalah untuk mengontrol kadar cairan dan darah, mengganti cairan yang hilang, serta menstabilkan kondisi pasien.

Beberapa prosedur yang mungkin akan dilakukan adalah:

  • Transfusi plasma darah
  • Transfusi trombosit
  • Transfusi sel darah merah
  • Infus kristaloid

Dokter juga akan memberikan obat-obatan yang dapat memperbaiki fungsi jantung untuk memompa darah, seperti:

Pengobatan di rumah

Apa saja pertolongan pertama, pengobatan di rumah, atau pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi syok hipovolemik?

Ketika seseorang mengalami syok, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan sebelum ke dokter atau ke rumah sakit:

  • Jaga orang tersebut agar tetap nyaman dan hangat untuk mencegah hipotermia.
  • Baringkan orang tersebut dengan kaki terangkat sekitar 30 cm untuk meningkatkan peredaran.
  • Jika orang tersebut memiliki cedera kepala, leher, punggung atau kaki, jangan ubah posisi, seperti pada poin 2, kecuali orang tersebut dalam kondisi gawat
  • Jangan berikan cairan melalui mulut.
  • Jika orang tersebut harus diangkat, jaga agar tetap berbaring dengan kepala di bawah dan kaki terangkat. Stabilkan kepala dan leher sebelum memindahkan orang tersebut jika diduga adanya cedera tulang belakang

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 08/01/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan