backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Stress

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 03/06/2023

Stress

Stres merupakan suatu hal yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Beban pekerjaan, masalah rumah tangga, hingga konflik yang tidak diduga datangnya dapat menimbulkan tekanan pada diri Anda.

Kendati wajar dan tampak sepele, stress sebenarnya berdampak besar bagi kesehatan mental dan fisik Anda. Simak uraian berikut untuk mengetahui selengkapnya.

Apa itu stress?

Stress (stres) adalah reaksi fisik dan emosional Anda ketika menghadapi suatu situasi yang menimbulkan tekanan.

Dengan kata lain, stres merupakan cara tubuh Anda menanggapi jenis tuntutan, ancaman, atau tekanan apa pun.

Ketika merasa terancam, sistem saraf merespons dengan melepaskan aliran hormon adrenalin dan kortisol.

Kedua hormon ini dapat memunculkan reaksi seperti jantung berdebar cepat, otot tubuh menegang, tekanan darah meningkat, dan bahkan napas jadi lebih cepat. Reaksi ini disebut “fight-or-flight” alias respons stres.

Stres sebenarnya bermanfaat bagi manusia, sebab tekanan psikologis dan fisik ini membuat Anda berupaya menyelamatkan diri pada situasi yang mendesak dan berbahaya.

Namun, jika berlangsung cukup lama dan berlangsung terus-menerus, stres bisa menyebabkan penyakit mental serta menyerang kesehatan fisik.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Stress (stres) adalah kondisi yang dihadapi semua orang dari waktu ke waktu. Bisa jadi satu kali dalam jangka pendek, bisa juga berulang kali dalam jangka panjang.

Namun, setiap orang memiliki cara berbeda-beda dalam menghadapi stres sehingga beberapa orang bisa dengan cepat mengatasinya dan beberapa yang lain butuh waktu lama.

Jenis-jenis stress

eustress distress

Menurut Medline Plus, berikut ini adalah dua jenis stres yang utama.

1. Stres akut

Stres akut adalah stres jangka pendek yang hilang dengan cepat. Anda akan merasakan kondisi ini ketika menghadapi situasi yang berbahaya, misalnya menginjak rem kendaraan dengan kuat ketika akan menabrak sesuatu.

2. Stres kronis

Stres kronis merupakan stres yang berlangsung dalam jangka waktu panjang, mungkin berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Contoh umumnya ialah stres dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang tidak bahagia.

Tanda & gejala stress

Stres kronis dapat merusak pertahanan alami tubuh sehingga menyebabkan berbagai tanda dan gejala fisik. Berikut adalah tanda-tanda stres yang cukup umum.

  • Pusing dan ingin segera keluar dari situasi tertentu.
  • Timbul nyeri atau tegang pada otot maupun sendi.
  • Sering menggertakkan gigi atau mengatupkan rahang.
  • Sakit kepala karena stres memikirkan masalah.
  • Gejala gangguan pencernaan, seperti diare, sembelit, atau maag.
  • Nafsu makan meningkat pesat atau malah menurun drastis.
  • Gangguan tidur, seperti insomnia.
  • Jantung berdebar kencang.
  • Telapak tangan dingin dan berkeringat.
  • Tubuh gemetar dan kelelahan.
  • Timbul masalah seksual.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah pada dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda sedang menghadapi masalah dan mengalami tanda dan gejala yang disebutkan seperti di atas, segera periksa ke dokter atau kunjungi psikolog. Terutama jika Anda mengalami kondisi ini.

  • Merasa panik disertai napas cepat dan detak jantung berdebar kencang.
  • Stres mengganggu aktivitas Anda, baik di rumah maupun di tempat kerja.
  • Rasa stres menimbulkan ketakutan yang tidak dapat Anda kontrol.
  • Sebelumnya Anda pernah mengalami peristiwa traumatis.

Penyebab stres

Penyebab stres sangat banyak dan ini biasanya berkaitan dengan berbagai hal yang terjadi dalam hidup seseorang. Berikut beberapa di antaranya.

  • Berada di bawah banyak tekanan.
  • Terjadi perubahan besar dalam kehidupan.
  • Muncul rasa khawatir terhadap suatu hal.
  • Tidak memiliki kendali atas suatu situasi.
  • Ada tanggung jawab yang dianggap sangat berat.
  • Tidak memiliki pekerjaan, aktivitas, atau rutinitas yang pasti.
  • Dihadapkan dengan ketidakpastian.

Pada beberapa orang, mungkin ada satu hal besar yang menjadi penyebab stres. Ini kemudian menumpuk dengan tekanan lainnya sehingga membuat mereka kesulitan mengatasi stres.

Faktor risiko stress

Semua orang bisa mengalami stres, tetapi ada beberapa faktor yang dapat membuat Anda mengalami stres yang lebih besar daripada orang lain, misalnya:

  • pernah mengalami stres sebelumnya,
  • memiliki gangguan mental,
  • mengidap penyakit yang sulit atau tidak bisa sembuh, serta
  • mengalami peristiwa traumatis di masa lalu.

Komplikasi stres

stres memicu diabetes

Stress yang berlangsung singkat sebenarnya menguntungkan bagi manusia. Bahkan, ada stres positif yang justru bisa membuat Anda menjadi lebih produktif.

Akan tetapi, tekanan fisik dan psikologis yang terus Anda alami dalam jangka panjang bisa menimbulkan dampak buruk sebagai berikut.

  • Hipertensi akibat pengaruh stres pada tekanan darah.
  • Meningkatnya risiko penyakit jantung.
  • Diabetes akibat meningkatnya peradangan di dalam tubuh.
  • Obesitas atau penurunan berat badan secara drastis karena gangguan makan.
  • Depresi atau gangguan kecemasan.
  • Masalah kesuburan.
  • Masalah kulit, seperti jerawat atau eksim.

Jika Anda sudah memiliki masalah kesehatan tertentu, salah satu dampak stres terhadap tubuh yakni memburuknya kondisi tersebut atau gejala yang Anda alami.

Diagnosis stres

Dokter umumnya akan mendiagnosis stres dengan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai peristiwa traumatis dan gejala yang Anda alami.

Penyebab lain seperti masalah kesehatan, penyalahgunaan obat, efek samping medis, dan gangguan psikologis lainnya mungkin tidak diperhitungkan.

Tes laboratorium atau tes diagnostik lainnya mungkin diperlukan untuk mengesampingkan penyebab fisik yang mendasari gejala Anda.

Jika tes-tes tersebut dan pemeriksaan dokter menunjukkan hasil yang normal, dokter Anda mungkin akan berkonsultasi dengan spesialis lainnya untuk mengevaluasi dan mengobati kondisi Anda lebih lanjut.

Pengobatan stres

meditasi untuk adhd

Dilansir dari situs John Hopkins Medicine, berikut adalah beberapa pengobatan yang direkomendasikan untuk meredakan stres.

1. Terapi meditasi

Terapi meditasi terbukti ampuh mengelola kecemasan dan depresi. Terapi ini dilakukan dengan membuat pasien lebih rileks dan fokus untuk mengontrol pernapasan dan kesadaran tubuh.

Selain membantu meredakan stres, terapi ini juga dapat meningkatkan daya ingat, konsentrasi, melatih diri untuk lebih baik mengendalikan emosi, dan dapat menjalni hubungan dengan baik.

2. Terapi perilaku kognitif (CBT)

Terapi perilaku kognitif merupakan salah satu jenis psikoterapi yang biasanya dijalani orang dengan masalah kejiwaan.

Lewat terapi ini, terapis akan mengajak pasien untuk menggali penyebab dari stres yang dialaminya. Lalu, pasien akan berlatih untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang salah.

3. Konsumsi obat

Karena adanya risiko efek samping, penggunaan obat-obatan biasanya menjadi pilihan terakhir bila cara mengatasi stres yang sebelumnya dilakukan tidak berhasil.

Obat yang diresepkan biasanya disesuaikan dengan gangguan mental yang mungkin ada. Beberapa obat stres yang diresepkan antara lain obat antidepresan dan anticemas.

Perawatan rumahan untuk mengatasi stres

Selain melalui beberapa cara di atas, Anda bisa mengelola stres dengan menerapkan kiat-kiat berikut.

1. Konsumsi makanan sehat

Meskipun sedang stres, Anda perlu makan makanan yang sehat. Anda bisa mengonsumsi buah-buahan, kacang mete, atau yoghurt sebagai pelampiasan yang lebih sehat.

Selain itu juga, beragam makanan tersebut juga dapat memberikan dorongan energi, menurunkan kadar hormon stres, dan meningkatkan kadar hormon serotonin yang dikenal sebagai hormon bahagia.

2. Belajarlah untuk bersantai

Teknik relaksasi dapat memicu respons relaksasi, yaitu keadaan fisik yang ditandai dengan perasaan yang hangat dan pikiran yang tenang. Ini adalah kebalikan dari respons “fight or flight“.

Teknik relaksasi yang umum meliputi pernapasan dalam perut, meditasi, mendengarkan musik yang menenangkan, serta aktivitas seperti yoga.

3. Perluas pertemanan

Sebagai salah satu cara menghilangkan stres, cobalah untuk memperluas pergaulan, curhat dengan teman, atau bahkan menghabiskan waktu bersama orang tersayang.

Rasa kesepian membuat Anda lebih sulit mengelola tekanan psikologis. Sementara itu, orang dengan jaringan pertemanan yang luas memiliki risiko yang lebih sedikit terhadap banyak jenis penyakit.

4. Istirahat yang cukup

Tidur dan istirahat cukup bisa menjadi salah satu cara menghilangkan stress. Sebetulnya, ini adalah pencegahan agar tubuh dan pikiran tidak gampang tertekan.

Jika Anda mengalami tekanan psikologis dan kurang tidur, tubuh akan semakin kewalahan untuk mempertahankan diri terhadap serangan penyakit.

4. Olahraga rutin

Olahraga rutin adalah kunci agar hidup selalu sehat, termasuk dalam mengelola stres. Berbagai jenis olahraga terbukti ampuh dalam meredakan stres karena membantu tubuh melepaskan endorfin, yakni bahan kimia di otak yang membuat suasana hati menjadi lebih baik, senang, dan bersikap positif.

Pencegahan stres

Stres adalah suatu kondisi yang tidak bisa Anda cegah. Meski begitu, stres yang Anda alami harus bisa Anda hadapi agar tidak menumpuk dan bertambah parah.

Jika memang Anda kesulitan menghadapi stres sendiri, jangan ragu untuk meminta bantuan dokter maupun psikolog.

Kesimpulan

  • Stress (stres) adalah reaksi fisik dan emosional Anda ketika menghadapi suatu situasi yang menimbulkan tekanan.
  • Stres yang berlangsung singkat sebenarnya bermanfaat, tetapi stres kronis yang dibiarkan dapat berdampak negatif bagi kondisi fisik dan mental.
  • Penyebab stres sangat banyak dan biasanya berkaitan dengan berbagai hal yang terjadi dalam hidup seseorang.
  • Metode pengobatan yang dapat digunakan yakni terapi meditasi, terapi kognitif perilaku, dan penggunaan obat.
  • Meski tidak bisa dicegah, stres dapat dikelola dengan gaya hidup yang sehat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 03/06/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan