backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Sistokel (Kandung Kemih Turun)

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 11/07/2023

Sistokel (Kandung Kemih Turun)

Definisi

Apa itu sistokel?

Sistokel merupakan kondisi dalam penyakit kandung kemih ketika dinding penyekat antara organ tersebut dan vagina melemah sehingga kandung kemih turun atau jatuh ke area vagina.

Kandung kemih adalah organ menyerupai kantong di dalam panggul yang berfungsi menampung urine. Kandung kemih wanita disokong oleh dinding otot yang terletak di bagian depan vagina. Namun, dinding ini dapat melemah seiring bertambahnya usia.

Kehamilan, persalinan, dan operasi panggul seperti histerektomi juga bisa melemahkan dinding vagina. Apabila kondisinya sudah sangat lemah, dinding vagina tidak akan lagi mampu menopang kandung kemih sehingga kandung kemih jatuh ke vagina.

Sistokel adalah kondisi medis yang cukup umum. Sekitar 40% wanita di atas 50 tahun akan mengalami turunnya organ panggul, dan 10% di antaranya akan membutuhkan operasi untuk penurunan organ ataupun mengalami inkontinensia urine (urine bocor).

Tidak semua wanita dengan kandung kemih turun memiliki kondisi yang sama. Sistokel dibagi menjadi empat level berdasarkan sejauh apa kandung kemih turun ke vagina, yaitu:

  • Level 1 (ringan): Hanya sebagian kecil kandung kemih yang turun ke vagina.
  • Level 2 (sedang): Kandung kemih turun agak jauh sampai menyentuh bukaan vagina.
  • Level 3 (parah): Sebagian kandung kemih sudah mencuat keluar dari tubuh melalui bukaan vagina.
  • Level 4 (komplet): Seluruh kandung kemih sudah berada di luar vagina, dan biasanya juga diiringi turunnya organ tubuh lain seperti rahim, rektum, dan usus.

Kandung kemih yang turun (sistokel) biasanya menyebabkan kesulitan buang air kecil, rasa tidak nyaman, dan inkontinensia stres. Inkontinensia stres adalah keluarnya urine setiap kali batuk, bersin, atau mengejan.

Tak hanya kandung kemih, organ tubuh lainnya juga bisa ikut jatuh ke vagina, termasuk rahim, usus kecil, dan rektum. Jika tidak ditangani, sistokel dapat mengganggu gerak usus sehingga terjadi kerusakan rektum atau feses keluar tanpa disadari.

Gejala

Apa saja gejala sistokel?

Gejala sistokel yang pertama kali dirasakan wanita adalah munculnya rasa tertekan di vagina atau kandung kemih. Selain itu, ciri-ciri sistokel yang biasanya muncul adalah:

  • Rasa nyeri atau tidak nyaman di panggul, perut bagian bawah, dan saat duduk.
  • Ada jaringan yang keluar dari vagina (terkadang berdarah dan terasa sakit saat ditekan).
  • Ada benjolan di vagina.
  • Kesulitan buang air kecil.
  • Perasaan tidak tuntas buang air kecil (anyang-anyangan).
  • Inkontinensia stres (air kencing keluar saat bersin, batuk, mengejan, dll.).
  • Sering terkena infeksi kandung kemih.
  • Rasa sakit saat berhubungan seks.
  • Mengompol saat berhubungan seks.
  • Nyeri punggung bawah.

Beberapa wanita yang mempunyai kandung kemih turun dengan level ringan terkadang tidak menunjukkan gejala apa pun. Kemungkinan ada gejala yang tidak disebutkan di atas. Konsultasikan pada dokter bila Anda merasakan gejala yang mencurigakan.

Penyebab

Apa penyebab kandung kemih turun?

Sistokel adalah kondisi yang disebabkan oleh beberapa faktor sekaligus. Tanpa sadar, Anda mungkin memiliki sejumlah kondisi yang melemahkan otot dasar panggul serta ligamen (jaringan ikat) yang menyokong kandung kemih, uretra, rahim, dan rektum.

Berbagai kondisi tersebut menyebabkan otot penyokong lepas dari ligamen atau tulang panggul. Padahal, otot tersebut seharusnya menempel dengan kuat.

Secara umum, sejumlah kondisi yang dapat melemahkan otot panggul adalah:

  • Kehamilan dan melahirkan lewat vagina. Ini adalah penyebab utama sistokel. Persalinan memberikan tekanan besar pada otot penopang kandung kemih.
  • Usia tua. Semakin bertambah usia, semakin lemah otot-otot tubuh Anda.
  • Menopause. Hormon estrogen yang menjaga kekuatan dan kesehatan jaringan vagina tidak lagi diproduksi setelah wanita memasuki menopause.
  • Pernah menjalani operasi panggul, misalnya histerektomi (pengangkatan rahim).

Faktor pemicu

Siapa yang lebih berisiko mengalami sistokel?

Risiko mempunyai sistokel lebih besar pada orang-orang dengan kondisi berikut:

  • Memiliki riwayat sistokel dalam keluarga.
  • Mengalami obesitas.
  • Menderita penyakit pernapasan sehingga sering batuk.
  • Menderita sembelit sehingga sering mengejan.
  • Sering melakukan aktivitas fisik berat.
  • Sering mengangkat barang berat.
  • Diagnosis

    Bagaimana cara mendiagnosis sistokel?

    Guna memastikan apakah kandung kemih Anda turun ke vagina, dokter akan bertanya mengenai gejala yang Anda alami. Dokter kemudian melanjutkan dengan pemeriksaan pada area panggul dan organ-organ intim.

    Jika hasil pemeriksaan kurang jelas, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan dengan sistouretrogram atau rontgen yang dilakukan saat buang air kecil. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat bentuk kandung kemih dan penyebab kandung kemih turun.

    Pada kasus tertentu, dokter mungkin perlu melihat bagian dalam saluran kencing dan kandung kemih melalui sistoskopi. Prosedur ini melibatkan tabung kecil panjang dengan kamera yang dimasukkan ke dalam saluran kemih.

    Dokter mungkin juga akan memeriksa atau melakukan rontgen pada beberapa bagian perut. Setelah diagnosis, Anda kemungkinan juga perlu menjalani pemeriksaan saraf, otot, dan kelancaran aliran urine untuk menentukan pengobatan yang paling sesuai.

    Bila dinilai perlu, dokter dapat melanjutkan pemeriksaan dengan tes urodinamik atau video urodinamik. Disebut juga sebagai EKG kandung kemih, tes ini biasanya dilakukan untuk mengukur hubungan antara tekanan dan volume dalam kandung kemih.

    Pengobatan

    Bagaimana cara mengobati sistokel?

    Sistokel level 1 (ringan) yang tidak menyebabkan rasa sakit ataupun rasa tidak nyaman biasanya tidak membutuhkan penanganan medis apa pun. Dokter mungkin hanya akan meminta Anda untuk menghindari aktivitas yang berisiko membuat kondisi bertambah buruk, seperti mengejan atau mengangkat barang berat.

    Untuk kasus yang lebih serius, dokter akan mempertimbangkan sejumlah faktor seperti usia, kondisi fisik, pengobatan yang dipilih, dan tingkat keparahan. Dari sini, dokter baru menentukan pengobatan yang paling tepat serta perlu-tidaknya operasi.

    Berikut adalah pilihan pengobatan untuk sistokel:

    1. Pesarium

    Pesarium adalah alat yang ditempatkan di dalam vagina untuk mengembalikan posisi kandung kemih. Pesarium biasanya digunakan bersama krim estrogen untuk mencegah infeksi dan erosi dinding vagina.

    Beberapa jenis pesarium bisa dipasang sendiri sehingga memudahkan pasien. Namun, ada pula jenis pesarium yang harus dilepas, dibersihkan, dan dipasang kembali oleh tenaga medis.

    2. Terapi hormon estrogen

    Estrogen berperan penting dalam menjaga kekuatan otot vagina, termasuk otot yang menopang kandung kemih. Terapi estrogen bertujuan untuk menguatkan dan merawat otot vagina setelah menopause sehingga bisa membantu mengatasi sistokel.

    3. Operasi sistokel

    Operasi adalah pilihan yang sesuai bila sistokel tidak bisa diperbaiki dengan pesarium. Dokter akan membuat sayatan pada kandung kemih dan vagina. Kemudian, area yang mengalami penurunan akan ditutup dan dinding vagina kembali diperkuat.

    Bergantung pada prosedurnya, operasi bisa dilakukan baik dengan bius total, regional, atau lokal. Untuk operasi kecil, banyak pasien yang langsung diperbolehkan pulang ke rumah pada hari yang sama.

    Setelah operasi, pasien bisa kembali ke aktivitas normal setelah enam minggu. Namun selama enam bulan pertama, Anda perlu mengurangi aktivitas berat agar kandung kemih tidak mendapat tekanan besar.

    4. Stimulasi listrik

    Pada terapi listrik, dokter akan menempatkan alat penghantar listrik pada otot vagina atau panggul yang lemah. Alat tersebut akan mengalirkan listrik bertegangan rendah yang berperan seperti sinyal sistem saraf untuk membuat otot berkontraksi. 

    Ada juga alat stimulasi elektrik yang bisa merangsang saraf secara magnetik dari tubuh bagian luar tanpa harus dimasukkan ke dalam vagina. Selain untuk mengaktifkan otot panggul, metode ini juga bisa menyembuhkan inkontinensia urine atau kandung kemih overaktif.

    5. Biofeedback

    Prinsip biofeedback adalah memonitor aktivitas otot area panggul dan vagina dengan memasangkan sensor di area tersebut. Dokter akan meminta Anda beraktivitas untuk menguatkan otot-otot ini, lalu memantau kontraksinya.

    6. Senam Kegel

    Senam ini sudah lama dikenal sebagai cara menguatkan otot panggul. Senam Kegel dapat digunakan untuk mengatasi sistokel ringan atau sedang, atau untuk mendukung pengobatan pada sistokel yang lebih parah.

    Pencegahan

    Bagaimana cara mencegah sistokel?

    Berikut adalah beberapa langkah sederhana yang dapat membantu Anda mencegah sistokel:

    • Konsumsi makanan tinggi serat dan banyak cairan untuk mencegah sembelit.
    • Tidak mengejan saat buang air besar.
    • Wanita yang sering mengalami sembelit perlu segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat pengobatan.
    • Menjaga berat badan sehat untuk mencegah obesitas.

    Sistokel adalah turunnya kandung kemih akibat lemahnya dinding otot vagina. Kondisi ini tidak hanya mengganggu sistem perkemihan, tapi juga bisa berdampak pada organ lain di area panggul.

    Seperti penyakit kandung kemih lainnya, pengobatan akan lebih optimal bila kondisi ini terdeteksi sedini mungkin. Jika Anda mengalami gejala kandung kemih turun, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 11/07/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan