backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Kenali Sindrom Kelelahan Kronis, Apa Bedanya dengan Kelelahan Biasa?

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 16/11/2021

    Kenali Sindrom Kelelahan Kronis, Apa Bedanya dengan Kelelahan Biasa?

    Merasa lelah adalah hal yang lumrah bila aktivitas padat atau kurang istirahat. Namun, bagaimana jika setiap hari merasa lelah meski sudah istirahat cukup? Bisa jadi, ini adalah pertanda sindrom kelelahan kronis.

    Apa itu sindrom kelelahan kronis?

    Sindrom kelelahan kronis atau chronic fatigue syndrome adalah kondisi yang membuat orang merasa lelah sepanjang waktu.

    Nama lain kondisi ini adalah myalgic encephalomyelitis (ME) atau systemic exertional intolerance disease (SEID).

    Gejala yang sering muncul adalah rasa lelah yang ekstrem, nyeri otot, dan sulit berkonsentrasi.

    Keluhan tersebut bisa tiba-tiba hilang begitu saja, tapi kemudian muncul kembali.  

    Seseorang dinyatakan mengalami kelelahan kronis bila mengalami keletihan ekstrem selama setidaknya 6 bulan.

    Sindrom kelelahan kronis bisa menghambat aktivitas sehari-hari, termasuk tidak dapat bekerja.

    Myalgic encephalomyelitis bahkan bisa membuat Anda tidak bisa beranjak dari kasur dan hanya bisa berbaring. 

    Tanda dan gejala sindrom kelelahan kronis

    kekurangan protein

    Gejala myalgic encephalomyelitis yang paling umum adalah tubuh terasa lelah, lemas, dan tidak bertenaga hampir sepanjang hari. 

    Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut ini adalah gejala sindrom kelelahan kronis. 

    1. Penurunan kemampuan beraktivitas rutin

    Saat menderita kelelahan kronis, intensitas kegiatan berkurang drastis akibat terus-menerus merasa lelah. 

    Penurunan aktivitas dan produktivitas bisa dirasakan selama 6 bulan terakhir.

    2. Kelelahan ekstrem

    Kelelahan akibat ME berbeda dari rasa capek pada umumnya, berikut ini ciri-cirinya.

    • Cepat lelah meskipun hanya melakukan aktivitas ringan.
    • Lelah tidak hilang hanya dengan tidur atau istirahat.
    • Rasa lelah mengganggu kegiatan yang sebelumnya mudah dilakukan.

    3. Sulit mengembalikan energi

    Setelah melakukan kegiatan, penderita sindrom kelelahan kronis memerlukan waktu lebih lama untuk pulih dan siap beraktivitas kembali.

    Meskipun telah berisitirahat, kelelahan juga bisa tidak kunjung hilang. Padahal, kegiatan yang dilakukan sebenarnya tidak terlalu berat.

    Sebagai contoh, bepergian sebentar, seperti menjemput anak di sekolah, membuat Anda harus beristirahat total dan setelahnya tidak mampu melakukan pekerjaan rumah.

    4. Tidur tidak berkualitas

    Pasien sindrom kelelahan kronis mudah kehabisan energi, bahkan merasa tidak segar setelah bangun tidur meski sudah tidur lama.

    Selain itu, pasien bisa sulit tidur atau malah tidur terus-menerus.

    5. Kesulitan berpikir

    Sindrom kelelahan kronis memicu kesulitan berpikir dan konsentrasi dalam waktu singkat, mudah lupa, dan abai terhadap hal-hal mendetail.

    Gangguan tersebut membuat penderita sulit berpikir jernih.

    6. Tubuh tidak seimbang saat bergerak

    Pada penderita kelelahan kronis, berganti posisi dari terlentang menuju duduk atau dari duduk ke berdiri memicu rasa pusing.

    Tidak hanya itu, tubuh juga terasa tidak seimbang, lemah, bahkan pingsan setelahnya. Pandangan pun terlihat kabur atau timbul bintik-bintik.

    Gejala lainnya

    Gejala lainnya yang banyak muncul pada penderita kelelahan kronis adalah:

    • otot terasa lemah,
    • sering sakit kepala,
    • pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan ketiak
    • sakit tenggorokan yang cukup sering,
    • menggigil dan keringat dingin,
    • gejala sindrom iritasi usus besar,
    • gejala alergi
    • sensitif terhadap makanan, bau, bahan kimia, cahaya, atau suara,
    • napas terengah-engah, 
    • demam ringan, dan
    • detak jantung tak beraturan.

    Mungkin masih ada gejala lain yang tidak muncul di atas.

    Jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai gejala tertentu, konsultasikan dengan dokter.

    Penyebab sindrom kelelahan kronis

    hormon stres

    Penyebab kondisi ini masih belum diketahui sepenuhnya. Namun, ada beberapa faktor yang bisa memicu sindrom kelelahan kronis. 

    1. Infeksi virus

    Beberapa peneliti percaya bahwa komplikasi infeksi virus menjadi faktor pemicunya.

    Respons terhadap infeksi pada sistem kekebalan tubuh yang abnormal atau stres mungkin berperan dalam sindrom ini.

    Beberapa virus yang berpotensi menyebabkan sindrom kelelahan kronis adalah virus Epstein-Barr, virus Ross, dan virus Coxiella burnetii.

    Menurut CDC, 1 dari 10 orang yang terjangkit virus tersebut mengalami gejala chronic fatigue syndrome.

    2. Gangguan kekebalan tubuh

    Kelainan sistem imun saat merespons infeksi atau stres berpotensi menyebabkan myalgic encephalomyelitis

    Terlebih, sindrom ini memiliki ciri yang serupa dengan penyakit autoimun, misalnya meningkatkan peradangan pada tubuh.

    Di bawah ini adalah  beberapa masalah kekebalan tubuh yang bisa memicu kelelahan kronis. 

    Produksi sitokin terlalu tinggi dalam waktu lama

    Sitokin merupakan protein khusus yang berfungsi melawan infeksi.

    Peningkatan produksi sitokin menyebabkan perubahan cara tubuh merespon paparan hal yang berbahaya. Hal ini memicu timbulnya kelelahan kronis.

    Sel natural killer (NK) tidak berfungsi dengan baik

    Sel NK ada pada sistem kekebalan tubuh yang juga membantu melawan infeksi. Semakin buruk fungsi sel NK, maka kondisi kelelahan kronisnya semakin parah.

    Gangguan pada sel T

    Sel T membantu menekan reaksi tubuh saat melawan infeksi. Kerja sel T yang terlalu aktif atau lemah bisa meningkatkan risiko kelelahan kronis.

    Namun, tidak semua penderita sindrom kelelahan kronis memiliki masalah pada sel T.

    3. Stres

    Tekanan psikologis ataupun trauma fisik memicu ketidakseimbangan hormon pada tubuh. Kondisi ini membuat fungsi kekebalan tubuh bermasalah.

    Akibatnya, tubuh cenderung rentan mengalami peradangan sehingga rentan terkena sindrom kelelahan kronis. 

    Penderita kelelahan kronis biasanya memang mengalami tekanan fisik atau mental sebelum mereka sakit. 

    Faktor-faktor risiko sindrom kelelahan kronis

    Sindrom ini lebih rentan muncul pada orang berusia antara 40-50 tahun.

    Faktor risiko lainnya adalah jenis kelamin. Chronic fatigue syndrome cukup umum terjadi dan lebih banyak mempengaruhi wanita daripada pria. 

    Hal ini diperkuat dengan riset terbitan Journal of Translational Medicine yang menyatakan jumlah pasien ME wanita sekitar 1,52 kali lipat lebih banyak daripada pria.

    Diagnosis chronic fatigue syndrome

    Dokter akan mengecek riwayat kesehatan Anda dan melakukan pemeriksaan fisik.

    Setelah itu, dokter akan menanyakan apakah Anda mengalami kelelahan berkepanjangan yang tidak dapat hilang dengan beristirahat, setidaknya selama 6 bulan. 

    Dokter juga memeriksa apakah Anda mengalami gejala seperti:

    • masalah pada ingatan atau konsentrasi,
    • sakit tenggorokan,
    • pembengkakan kelenjar getah bening,
    • nyeri otot,
    • sakit kepala,
    • nyeri pada banyak sendi, dan
    • tidak dapat tidur nyenyak.

    Dokter mungkin juga memberikan tes darah dan tes urine untuk mengecek kondisi anemia, gejala hipotiroidisme, atau masalah liver dan jantung. 

    Serangkaian tes ini perlu Anda lakukan karena penyakit di atas menimbulkan gejala yang serupa, yaitu kelelahan.

    Pengobatan sindrom kelelahan kronis

    konseling psikologi

    Perlu Anda ketahui, tidak ada pengobatan yang benar-benar menyembuhkan sindrom kelelahan kronis. 

    Namun, pengobatan bisa membantu mengendalikan gejala dan faktor yang memperparah kondisi kelelahan kronis. 

    Berikut ini beberapa perawatan medis yang bisa Anda dapatkan.

    • Antidepresan: berguna untuk meredakan depresi dan meningkatkan kualitas tidur.
    • Obat pengatur tekanan darah atau detak jantung: obat ini bisa menjaga tubuh tidak mudah lemas bahkan mencegah pingsan saat berdiri.
    • Obat pereda nyeri: ibuprofen dan naproksen dapat membantu menghilangkan rasa nyeri. 
    • Konseling: Anda bisa menjalani terapi kognitif perilaku (cognitive-behavioral therapy).

    Perawatan di rumah untuk chronic fatigue syndrome

    Beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan  dapat membantu mengatasi kondisi ini.

    • Tidak berolahraga terlalu keras.
    • Berolahraga sesuai dengan rekomendasi dokter.
    • Menjaga kesehatan tubuh agar tehindar dari penyakit.
    • Diet seimbang, rendah lemak dan tinggi serat.
    • Mengelola stres.

    Bila Anda telah berkonsultasi dengan dokter terkait sindrom kelelahan kronis, selalu ikuti saran medis dari dokter. 

    Segera periksakan diri ke dokter jika kelelahan terus memburuk seiring waktu.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 16/11/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan