backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Sindrom Adie (sindrom Holmes-Adie)

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 24/08/2021

Sindrom Adie (sindrom Holmes-Adie)

Apa itu sindrom Adie (Holmes-Adie)?

Sindrom Adie (sindrom Holmes-Adie) adalah kelainan saraf yang memengaruhi fungsi pupil mata. 

Kondisi ini membuat respons pupil terhadap cahaya terjadi secara abnormal. 

Pada beberapa orang, sindrom Adie atau Holmes-Adie menyebabkan pupil mata membesar secara tidak wajar dan lambat bereaksi terhadap sumber cahaya yang dekat. 

Sementara itu, pada orang lainnya, sindrom ini mungkin justru menyebabkan pupil mata mengecil. 

Hal itu karena orang-orang yang memiliki kelainan ini juga menunjukkan refleks yang lemah atau bahkan tidak memilikinya sama sekali.

Sindrom ini tidak membahayakan nyawa dan tidak bisa bertambah buruk seiring waktu.

Kondisi ini juga disebut dengan Adie’s Pupil, Adie’s Tonic Pupil, Papillotonic Psuedotabes, dan Tonic Pupil Syndrome.

Seberapa umumkah sindrom Adie (sindrom Holmes-Adie)?

Sindrom Adie adalah kondisi yang langka. Dua dari seribu orang dilaporkan menunjukkan gejala-gejala Adie’s Pupil.

Kondisi ini lebih banyak ditemukan pada perempuan daripada laki-laki, dengan perbandingan 2,6:1 yang penyebabnya tidak diketahui. 

Biasanya, sindrom Holmes-Adie muncul pertama kali di rentang usia 25-45 tahun. 

Apa gejala sindrom Adie (Holmes-Adie)?

Kebanyakan orang yang memiliki sindrom Adie punya ukuran pupil yang lebih besar daripada normalnya.

Selain itu, American Academy of Ophthalmology menyatakan bahwa sindrom pupil juga menunjukkan gejala berupa:

  • pupil tidak mengecil ketika terkena cahaya terang, 
  • penglihatan buram,
  • sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia), dan
  • kesulitan membaca karena pada sindrom ini karena mata susah fokus.

Pada kasus yang jarang terjadi, Adie’s Pupil dapat memengaruhi kedua mata sekaligus.

Terkadang, efek yang ditunjukkan sindrom ini justru kebalikan dengan yang disebutkan di atas. 

Selain itu, orang dengan sindrom Holmes-Adie juga bisa menunjukkan gejala yang tidak berhubungan dengan mata, seperti keringat berlebih. 

Tak sampai di situ, sindrom ini juga terkadang membuat Anda tidak menunjukkan refleks apapun (atau jika ada, sangat terlambat).

Ambil contohnya, ketika dokter mengetuk tempurung lutut dengan palu karet, seseorang yang normal akan refleks menggoyangkan atau menendang kakinya. 

Apa penyebab sindrom Adie?

Kebanyakan kasus sindrom Adie tidak diketahui penyebab asalnya.

Sindrom Holmes-Adie diduga terjadi karena kerusakan atau peradangan pada ganglion siliaris, bundel saraf di rongga mata, tepat di belakang bola mata. 

Selain itu, sindrom ini diperkirakan muncul sebagai akibat dari kerusakan pada bundel saraf post-ganglionik.

Ganglion siliaris adalah bagian dari sistem saraf parasimpatik yang membuat tubuh rileks dan menghambat atau memperlambat fungsi energi. 

Bagian sistem saraf ini kemudian menyuplai serabut saraf ke mata. 

Serabut saraf ini membawa sinyal yang bertugas mengatur respon pupil terhadap rangsangan, misalnya mengecil saat terpapar cahaya membesar saat di ruangan gelap, atau rangsangan lainnya.

Kerusakan kedua saraf inilah yang diduga menjadi penyebab Adie’s Pupil

Kemungkinan penyebab Adie’s pupil

Pada kebanyakan kasus, kerusakan saraf pada sindrom Holmes-Adie bisa disebabkan oleh:

  • infeksi virus, 
  • penyakit autoimun, 
  • tumor, 
  • trauma, 
  • peradangan akibat sifilis
  • komplikasi operasi mata, 
  • kelainan paraneoplastik, hingga
  • vaskulitis parah pada manula.

Pada penelitian yang dilakukan pada 2021, sindrom Adie dikaitkan dengan SARS-CoV-2.

Penelitian yang dipublikasikan di Indian Journal of Ophthalmology menyebutkan bahwa keterkaitan Adie’s Pupil dengan COVID-19 mungkin disebabkan adanya masalah pada kekebalan tubuh.

Sementara pada penelitian lainnya, COVID-19 memang mungkin bisa menyebabkan gangguan saraf dalam kasus yang langka.

Namun, studi tersebut menyarankan adanya penelitian lanjutan untuk meneliti hubungan kedua kondisi tersebut.

Bagaimana cara mendiagnosis sindrom Adie?

Dokter dapat mendiagnosis sindrom Adie lewat beragam tes pemeriksaan fisik dan melihat riwayat kesehatan Anda. 

Berikut adalah pemeriksaan yang mungkin diminta dokter untuk mendiagnosis kondisi Anda.

Tes mata

Pemeriksaan mata yang mungkin dilakukan dokter mungkin termasuk beberapa tes berikut ini.

  • Meneteskan tetes mata khusus untuk melebarkan pupil mata. Ini berguna untuk melihat respons pupil terhadap cahaya.  
  • Alat yang disebut slit-lamp akan memperbesar dan menerangi pupil Anda. Jika dilihat dari dekat, tanda dan gejala sindrom ini akan tampak jelas.
  • Tes respons pupil dilakukan untuk membandingkan mata yang terkena sindrom ini dengan mata yang lainnya. Pemeriksaan ini juga dapat melihat cara kerja pupil. 

Pemeriksaan lainnya

Tes atau pemeriksaan lainnya mungkin diperlukan untuk menyingkirkan berbagai kemungkinan gangguan kesehatan lainnya.

Berbagai gangguan kesehatan lainnya yang seringkali menyerupai atau menimbulkan gejala berupa Adie’s Pupil adalah:

  • sifilis,
  • diabetes,
  • alkoholisme kronis,
  • ensefalitis,
  • sklerosis multipel,
  • penyakit saraf tepi (misalnya, Charcot-Marie-Tooth),
  • tumor otak tengah yang langka,
  • herpes zoster, dan
  • neurosarkoidosis

Pemeriksaan tersebut mungkin meliputi:

  • tes keringat untuk menyingkirkan kemungkinan sindrom Harlequin atau Ross, dan
  • pemeriksaan pencitraan, seperti CT dan MRI.
  • Pada kondisi tertentu, dokter mata mungkin akan meminta Anda melakukan konsultasi dengan ahli saraf. 

    Bagaimana cara mengobati sindrom Adie?

    Tidak ada pengobatan untuk mengatasi sindrom ini, tetapi terdapat beberapa cara untuk meringankan gejalanya.

    Dokter mungkin akan merekomendasikan cara berikut.

    • kacamata untuk memperbaiki kemampuan membaca atau penglihatan jarak dekat, 
    • obat tetes mata untuk membuat pupil mengecil atau mengurangi silau saat mengemudi di malam hari,
    • kacamata hitam untuk mengurangi sensitivitas terhadap cahaya, 

    Tergantung dari penyebabnya, orang dengan sindrom ini mungkin bisa mendapatkan respons normal pupilnya kembali. 

    Namun, pada orang lainnya, fungsi pupil mungkin tidak bisa pulih atau pulih sepenuhnya. 

    Meskipun begitu, sindrom Adie bukanlah gangguan kesehatan yang membahayakan nyawa dan tidak menyebabkan kecacatan.

    Dengan sindrom ini, Anda tetap bisa menjalani hidup seperti biasanya. 

    Segera hubungi dokter jika mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas.

    Dokter akan mendiagnosis kondisi Anda dan memberikan solusi yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 24/08/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan