backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Shigellosis

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 05/03/2021

Shigellosis

Definisi

Apa itu shigellosis?

Shigellosis atau disentri basiler, adalah disentri yang disebabkan oleh infeksi keluarga bakteri Shigella di dalam usus dan rektum. Pertanda utama infeksi Shigella adalah diare dan feses berdarah.

Infeksi ini sangat menular. Shigella dapat menyebar melalui kontak langsung dengan bakteri dalam feses atau makanan yang terkontaminasi. Anda juga bisa terinfeksi bila berenang di air yang tidak bersih.

Pada kasus yang ringan, penyakit ini bisa menghilang sendiri dalam waktu seminggu. Namun pada kasus yang lebih serius, dokter mungkin akan memberikan obat antibiotik.

Seberapa umumkah shigellosis?

Shigellosis kebanyakan menyerang anak berusia 2 – 4 tahun. Penyakit ini sebagian besar tersebar di playgroup, sekolah dasar, dan tempat penitipan anak yang tidak higienis.

Penduduk negara berkembang yang tidak memiliki cukup persediaan air bersih seringkali terkena disentri yang lebih parah dan sulit sembuh.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala shigellosis?

Masa inkubasi shigellosis biasanya dalam waktu 3 hari, tapi bisa dengan kisaran 1 – 7 hari. Gejala yang muncul meliputi:

  • demam, bisa tinggi pada anak-anak,
  • kram perut terus-menerus,
  • diare,
  • mual atau muntah,
  • nyeri dan kelelahan otot, dan
  • feses berdarah atau berlendir.

Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa cemas tentang gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter Anda.

Kapan harus ke dokter karena kondisi ini?

Anda perlu menghubungi dokter jika Anda atau anak Anda memiliki darah dalam kotoran, dehidrasi, dan berat badan turun dan demam lebih 38 derajat Celcius.

Setiap tubuh bertindak berbeda satu sama lain. Diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik dalam situasi yang Anda alami.

Penyebab dan faktor risiko

Apa penyebab shigellosis?

Bakteri shigella biasanya ditemukan pada kotoran atau feses orang-orang yang terinfeksi. Penyebarannya dapat terjadi dalam beberapa cara.

  • Paparan dengan Shigella secara langsung: Kontak langsung di antara sesama manusia adalah cara menyebarkan penyakit paling umum. Contohnya, jika tidak mencuci tangan sampai bersih setelah mengganti popok bayi yang terinfeksi Shigella, Anda mungkin akan terinfeksi.
  • Memakan makanan yang terkontaminasi: Penyakit infeksi dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi. Sebagai contoh, orang yang memasak akan mentransfer bakteri ke dalam makanan; atau area sekitar makanan mengandung air sisa yang terkontaminasi.
  • Meminum air yang terkontaminasi: minum atau berenang di air yang terkontaminasi oleh Shigella juga menyebabkan disentri basiler.

Apa yang meningkatkan risiko terkena shigellosis?

Memang, penyakit ini bisa menyerang siapa saja. Namun, risikonya akan lebih tinggi pada orang-orang yang termasuk dalam kelompok berikut ini.

  • Berusia di bawah 5 tahun, sebab sistem imunitas belum bekerja sempurna untuk melindungi tubuh dari penyakit.
  • Tinggal atau menjelajahi daerah dengan sanitasi yang buruk.
  • Sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan dengan tingkat kehigienisan yang rendah.
  • Sering melakukan seks anal.

Diagnosis dan pengobatan

Bagaimana kondisi ini didiagnosis?

Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Dari pemeriksaan ini dokter bisa mengetahui adanya gejala yang Anda rasakan seperti:

  • dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) bersama dengan tachycardia dan tekanan darah rendah,
  • sakit perut, dan
  • jumlah sel darah putih lebih banyak daripada biasanya.

Kemudian untuk menegakkan diagnosis, dokter mungkin akan melakukan tes lanjutan dengan mengambil sampel feses pasien.

Nantinya, sampel akan diperiksa di laboratorium guna mendeteksi ada atau tidaknya bakteri Shigella.

Apa saja pilihan pengobatan yang bisa diberikan?

Biasanya, Anda tidak membutuhkan penanganan khusus untuk mengatasi penyakit ini. Anda cukup beristirahat dan minum air yang cukup untuk mencegah dehidrasi yang rentan menyerang akibat kehilangan banyak cairan.

Anda juga sebaiknya tidak minum obat anti-diare. Minum obat ini dikhawatirkan dapat memperburuk kondisi Anda.

Obat-obatan seperti loperamide atau yang mengandung kombinasi diphenoxylate dan atropine malah akan memperlambat kerja saluran cerna dan menurunkan kemampuan tubuh untuk membersihkan bakteri.

Obat yang lebih disarankan adalah obat yang mengandung bismuth subsalicylate. Obat ini akan membantu mengurangi frekuensi buang air besar dan mempersingkat durasi penyakit.

Meski demikian, obat ini tidak dianjurkan untuk anak-anak, ibu hamil, atau orang yang memiliki alergi terhadap aspirin.

Agar penggunaannya lebih aman, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum memilih obat di apotek.

Bagi pasien yang infeksinya lebih parah, terutama bila sampai mengalami diare berdarah dan nyeri perut yang tak tertahankan, dokter bisa saja memberikan obat antibiotik untuk mempercepat penyembuhan.

Namun, tak semua pasien akan mendapatkan antibiotik, obat akan diberikan sesuai dengan tingkat keparahannya. Pasien bayi, lansia, atau yang memiliki HIV mungkin akan lebih membutuhkan obat antibiotik.

Pengobatan di rumah

Apa pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi shigellosis?

Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin dapat membantu mengatasi Shigellosis Anda. Berikut adalah berbagai hal yang harus diperhatikan.

  • Beristirahat sampai kondisi membaik, cuci selimut dan sprei dengan sabun dan air hangat sesering mungkin, terutama setelah sembuh.
  • Gunakan sarung tangan mandi atau sikat toilet dengan larutan pemutih secara terpisah.
  • Cuci tangan dengan sabun dan air sesudah menggunakan toilet dan sebelum makan.
  • Memakan makanan seperti sup atau bubur lunak, lalu secara perlahan kembali ke makanan biasa dengan tetap mengusahakan untuk makan buah dan sayuran yang telah dimasak.
  • Jangan menelan air saat berenang.
  • Jangan berhubungan seks selama setidaknya seminggu sampai Anda benar-benar sembuh.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 05/03/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan