backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Selulitis

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 08/01/2021

Selulitis

Definisi selulitis

Selulitis adalah jenis penyakit kulit yang muncul karena infeksi bakteri. Selulitis dapat menimbulkan warna kemerahan dan bengkak pada kulit. Gejala ini sering menyebar dengan cepat ke bagian tubuh lainnya.

Kondisi ini biasanya memengaruhi permukaan kulit, tapi bisa juga sampai jaringan di bawahnya. Infeksi ini juga bisa menyebar ke kelenjar getah bening dan aliran darah.

Meski disebabkan oleh infeksi bakteri, penyakit ini biasanya tidaklah menular. Jika tidak diobati, selulitis bisa berakibat fatal. Anda harus segera mendapatkan bantuan medis begitu Anda mulai mengalami gejala selulitis.

Tanda dan gejala selulitis

Biasanya, gejala dan ciri-ciri penyakit kulit ini hanya akan muncul pada satu sisi tubuh saja. Gejala tersebut meliputi sebagai berikut.

  • Sakit dan nyeri di daerah yang terkena infeksi.
  • Kulit berwarna kemerahan karena peradangan.
  • Luka dan ruam borok muncul serta menyebar dengan cepat.
  • Kulit mengkilap dan bagian yang terinfeksi menjadi bengkak.
  • Adanya rasa atau sensasi hangat di kulit yang terkena infeksi.
  • Pada bagian tengah kulit yang terinfeksi, biasanya muncul borok dan mengeluarkan nanah.
  • Demam.

Seringnya gejala ini muncul pada kaki bagian bawah, tapi juga bisa mengenai bagian tubuh lainnya seperti tangan dan telapak kaki.

Ada juga beberapa gejala yang lebih serius berupa:

  • tubuh gemetar,
  • merasakan panas dingin,
  • merasakan nyeri berlebih,
  • kelelahan,
  • pusing,
  • kepala terasa ringan,
  • nyeri otot, dan
  • berkeringat.

Gejala selulitis lainnya

Gejala lainnya yang menandakan bahwa selulitis Anda telah mengalami penyebaran, yaitu:

  • merasa ngantuk terus-menerus, dan
  • muncul garis-garis merah di sekitar luka.

Segeralah hubungi dokter apabila Anda mendapati tanda dan gejala tersebut pada diri Anda.

Penyebab dan faktor risiko

Apa yang menyebabkan selulitis?

Penyebab penyakit kulit ini yang utama adalah infeksi bakteri. Jenis bakteri yang umumnya menimbulkan kondisi ini adalah bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus.

Bakteri ini awalnya masuk melalui luka terbuka yang diakibatkan dari goresan benda tajam, gesekan di pemukaan yang kasar, gigitan serangga, eksim, dan sebagainya.

Namun, selulitis juga bisa terjadi meski tidak ada area kulit yang terluka. Misalnya pada orang-orang dengan penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS.

Sistem imunitas yang tak bekerja maksimal membuat tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi penyakit.

Apa faktor yang berisiko terkena selulitis?

Selulitis dapat dialami oleh semua orang, baik dewasa maupun anak-anak. Namun, ada beberapa faktor yang membuat seseorang memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap selulitis. Faktor tersebut meliputi:

  • memiliki luka atau kondisi yang membuat kulit rusak seperti eksim dan kutu air,
  • sistem kekebalan tubuh yang lemah,
  • sering menggunakan obat yang digunakan dengan cara disuntik,
  • memiliki pembengkakan kronis pada lengan atau kaki (limfedema),
  • obesitas, serta
  • riwayat selulitis.

Komplikasi

Kadang-kadang, penyakit kulit ini dapat menyebar ke seluruh tubuh, memasuki kelenjar getah bening dan aliran darah. Dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi bakteri dapat masuk ke lapisan jaringan yang lebih dalam.

Potensi komplikasi selulitis yang dapat terjadi adalah:

  • infeksi darah,
  • infeksi tulang,
  • peradangan pembuluh limfa Anda, dan
  • kematian jaringan atau gangrene.

Bila Anda telah mengalami selulitis berulang kali, penyakit ini dapat merusak sistem pembuangan zat-zat dalam tubuh yang dapat menyebabkan peradangan sehingga menimbulkan pembengkakan kronis pada bagian yang terkena.

Diagnosis dan pengobatan

Bagaimana cara mendiagnosis kondisi ini?

Dokter akan mulai mendiagnosis dengan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menentukan sejauh mana keparahan penyakit yang Anda alami.

Beberapa hal yang menjadi fokus pemeriksaan adalah:

  • menguji seberapa bengkak kulit yang terinfeksi,
  • seberapa merah dan hangat kulit yang terinfeksi, serta
  • apakah ada kelenjar lain yang ikut bengkak atau tidak.

Dokter Anda mungkin ingin memantau area yang terinfeksi selama beberapa hari untuk melihat apakah kemerahan atau bengkak yang menyebar.

Namun, hal itu akan bergantung pada keparahan gejala. Dalam beberapa kasus, dokter akan melakukan pengambilan darah atau sampel luka untuk menguji keberadaan bakteri.

Bagaimana cara mengobati kondisi ini?

Untuk mengobati penyakit kulit ini, umumnya dokter akan meresepkan obat antibiotik oral selama 10 – 21 hari. Hal ini bertujuan untuk mengobati infeksi selulitis Anda.

Lama pengobatan menggunakan antibiotik oral akan bergantung pada tingkat keparahan kondisi infeksi Anda.

Bahkan jika gejala membaik dalam beberapa hari, penting untuk tetap minum obat sampai habis seperti yang diresepkan oleh dokter.

Saat mengonsumsi antibiotik, pantau kondisi Anda untuk melihat apakah gejalanya membaik. Dalam kebanyakan kasus, gejala akan membaik atau hilang dalam beberapa hari.

Dokter Anda mungkin juga akan meresepkan obat pereda nyeri dan penghilang rasa sakit. Selain itu, Anda harus beristirahat sampai gejala selulitis Anda membaik.

Saat beristirahat, posisikan anggota badan yang terkena infeksi ke jajaran yang lebih tinggi. Misalnya, diletakkan di atas bantal yang mana lebih tinggi dari sejajarnya badan Anda. Cara ini bertujuan untuk mengurangi pembengkakan.

Segera hubungi dokter jika gejala yang Anda alami tidak membaik setelah diberi obat antibiotik, pereda nyeri, atau penghilang rasa sakit. Anda juga harus memeriksakan diri apabila di tengah masa pengobatan Anda mengalami demam.

Selulitis umumnya dapat membaik dalam kurun waktu 7 – 10 hari sejak memulai minum obat antibiotik. Perawatan yang lebih lama mungkin diperlukan jika infeksi Anda terbilang parah.

Biasanya, hal ini dapat terjadi apabila Anda juga menderita penyakit kronis atau jika sistem kekebalan Anda tidak berfungsi dengan baik.

Perawatan rawat inap

Orang dengan kondisi medis dan faktor risiko tertentu yang sudah ada sebelumnya, mungkin perlu tinggal di rumah sakit untuk observasi selama perawatan.

Dokter juga mungkin akan menyarankan rawat inap jika Anda memiliki:

  • suhu tubuh tinggi,
  • tekanan darah tinggi,
  • infeksi yang tidak membaik dengan antibiotik,
  • sistem kekebalan yang terganggu karena penyakit lain, serta
  • Anda mungkin juga akan dirawat di rumah sakit jika memerlukan antibiotik infus ketika antibiotik oral tidak berfungsi.

Pengobatan dan pencegahan

Apa pengobatan di rumah yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini?

Selain menggunakan obat-obatan, Anda dapat melakukan beberapa langkah perawatan di rumah guna mengurangi pembengkakan dan rasa sakit dengan:

  • Mengompres area kulit yang terdampak menggunakan kain yang telah direndam dalam air dingin.
  • Menggunakan obat-obatan antinyeri seperti ibuprofen atau parasetamol untuk mengurangi sakit akibat pembengkakan
  • Minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi
  • Lakukan pergerakan kecil pada area tubuh yang terkena selulitis seperti pergelangan tangan atau kaki agar otot-otot tidak menjadi kaku

Bagaimana mencegah penyakit selulitis?

Anda juga bisa mencegah datangnya selulitis dengan hal-hal berikut ini.

  • Menghindari terjadinya luka dengan menggunakan pelindung saat melakukan aktivitas tertentu seperti bersepeda, atau menggunakan pakaian yang tertutup saat beraktivitas di lingkungan yang ditumbuhi banyak rerumputan.
  • Segera melakukan pertolongan pertama saat terluka, dari membersihkan sampai memberi antibiotik.
  • Menjaga kulit agar tidak kering dengan menggunakan pelembap.
  • Segera mengobati penyakit bila Anda terkena infeksi seperti kutu air atau kurap.
  • Memakai alas kaki bila beraktivitas di luar rumah.
  • Rajin memotong kuku.
  • Selalu waspada dengan perubahan atau gejala yang timbul setelah Anda terluka.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 08/01/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan