backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Disuria (Anyang-anyangan)

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 16/11/2020

Disuria (Anyang-anyangan)

Definisi

Apa itu disuria (anyang-anyangan)?

Disuria adalah rasa nyeri, tidak nyaman, atau panas saat buang air kecil. Rasa nyeri bisa berasal dari kandung kemih, uretra, atau area antara alat kelamin dan anus. Kondisi ini juga dikenal sebagai anyang-anyangan atau sakit kencing.

Disuria merupakan masalah kesehatan yang sangat umum, tapi kasusnya lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria. Penyebabnya sangat beragam, mulai dari pemakaian produk pembersih yang kurang tepat, infeksi, hingga penyakit kandung kemih serta pada saluran perkemihan lain.

Tergantung penyebabnya, disuria yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan komplikasi pada saluran kemih, kandung kemih, dan ginjal. Inilah mengapa nyeri akibat anyang-anyangan sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja.

Jika Anda mengalami disuria, ada berbagai pilihan pengobatan yang dapat ditempuh. Anda juga bisa mencegah disuria dengan menjalani pola hidup sehat dan mengurangi faktor risiko yang ada. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Gejala

Apa saja gejala disuria?

Gejala anyang-anyangan yang utama adalah rasa sakit yang muncul saat buang air kecil. Tergantung penyebabnya, Anda juga dapat mengalami gejala mirip penyakit berikut ini.

1. Infeksi saluran kemih (ISK) bawah

Gejala infeksi saluran kemih bawah yakni sering kencing, ingin kencing terus-menerus, dan kesulitan mengontrol keluarnya urine. Kondisi ini juga sering menimbulkan nyeri pada perut bagian bawah dan pada kasus parah, membuat urine berbau atau berdarah.

2. Infeksi saluran kemih (ISK) atas

Saluran kemih atas mencakup ginjal dan ureter yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Infeksi pada area ini ditandai dengan nyeri pada punggung atas, sering kencing, serta demam dan menggigil. Urine mungkin juga menjadi keruh akibat darah.

3. Radang uretra (uretritis)

Uretra adalah saluran keluarnya urine dari tubuh. Radang pada uretra biasanya ditandai dengan kemerahan pada alat kelamin, sering buang air kecil, dan keluarnya cairan dari saluran kencing. Pada kasus tertentu, uretritis terkadang tidak menimbulkan gejala.

4. Infeksi vagina (vaginitis)

Vaginitis dapat menyebabkan nyeri dan gatal pada vagina, sakit saat buang air kecil, serta rasa tidak nyaman saat berhubungan intim. Vagina mungkin juga mengeluarkan cairan dengan bau, warna, dan jumlah yang tidak wajar.

Kapan Anda perlu ke dokter?

Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter bila anyang-anyangan terasa parah atau terjadi berulang-ulang. Jangan menunda pemeriksaan apabila terdapat gejala:

  • Ada darah pada urine (hematuria) sehingga urine berwarna merah muda, coklat, atau merah.
  • Sakit pada tubuh bagian samping atau belakang.
  • Rasa sakit yang berlangsung lebih dari 24 jam.
  • Keluarnya cairan dari penis atau vagina yang tampak tidak biasa.
  • Demam, baik disertai menggigil ataupun tidak.

Jika Anda mengalami demam hingga lebih dari 39 derajat celsius, segera cari bantuan medis. Kondisi ini bisa jadi menandakan infeksi berat pada sistem perkemihan yang harus ditangani dengan segera.

Kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda. Anda mungkin mengalami gejala yang tidak dialami orang lain, begitu pun sebaliknya. Selalu konsultasikan dengan dokter bila Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran seputar gejala disuria.

Penyebab

Apa yang menyebabkan disuria (anyang-anyangan)?

Ada banyak kondisi yang jadi penyebab anyang-anyangan, mulai dari efek pemakaian produk hingga penyakit tertentu. Sebagian besar penyakit pemicu disuria dapat diobati dengan mudah asalkan dideteksi lebih awal.

Berikut beberapa kondisi yang paling sering menjadi dalangnya.

1. Infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri memasuki saluran kencing dan menumpuk di dalamnya. Keberadaan bakteri memicu peradangan yang ditandai dengan kemerahan, bengkak, serta rasa nyeri yang semakin terasa saat buang air kecil.

2. Infeksi menular seksual

Bakteri atau virus penyebab infeksi menular seksual seperti herpes, klamidia, atau gonore dapat menginfeksi saluran kemih. Infeksi yang tidak ditangani bisa saja meluas hingga saluran kemih atas dan menimbulkan gejala yang lebih parah.

3. Infeksi kelenjar prostat (prostatitis)

Prostatitis adalah penyebab anyang-anyangan yang paling sering dialami pria. Pada keadaan normal, bakteri pada saluran kemih tidak akan memicu gejala bila jumlahnya terkontrol. Begitu mencapai prostat, bakteri dapat menyebabkan infeksi dan peradangan.

4. Interstitial cystitis (sistitis)

Sistitis adalah penyakit kronis yang menyebabkan tekanan, nyeri, dan radang pada kandung kemih. Penyakit ini biasanya merupakan dampak dari infeksi saluran kemih berulang atau penyakit lainnya yang mengganggu fungsi kandung kemih.

5. Reaksi bahan kimia

Beberapa orang lebih sensitif terhadap bahan kimia dalam sabun, tisu toilet, douche, pelumas, maupun produk sejenisnya. Saat terkena kulit, produk-produk ini bisa memicu reaksi alergi, iritasi, dan anyang-anyangan yang semakin terasa saat buang air kecil.

6. Infeksi atau iritasi vagina

Secara alamiah, berbagai jenis bakteri dan jamur hidup dalam vagina. Mikroba ini tidak akan menyebabkan masalah selama jumlahnya terkendali. Begitu keseimbangnya terganggu, bakteri dan jamur dapat tumbuh membludak dan mengakibatkan infeksi.

7. Batu kandung kemih

Batu kandung kemih terbentuk dari mineral urine yang menumpuk dan mengeras. Batu yang berukuran kecil biasanya terbawa keluar tubuh bersama urine. Namun, batu yang lebih besar dapat terjebak dalam kandung kemih dan menyebabkan anyang-anyangan.

8. Kista ovarium

Kista ovarium terbentuk dari cairan yang menumpuk dalam indung telur. Lambat laun, kista dapat bertambah besar dan menekan kandung kemih. Selain sakit saat buang air kecil, kondisi ini juga ditandai dengan sakit panggul dan nyeri saat menstruasi.

9. Kanker kandung kemih

Sel-sel yang tumbuh secara tidak normal dalam kandung kemih dapat berujung menjadi kanker. Gejala kanker kandung kemih di antaranya disuria, sering kencing dengan urine yang sedikit, serta penurunan nafsu makan dan berat badan tanpa pemicu yang jelas.

10. Konsumsi obat-obatan

Selain berbagai kondisi yang disebutkan sebelumnya, penyebab lain dari disuria adalah konsumsi obat-obatan. Beberapa jenis obat, terutama yang digunakan untuk mengobati kanker kandung kemih, dapat menyebabkan peradangan dan nyeri saat buang air kecil.

Jika Anda baru memulai pengobatan dan merasakan sakit saat buang air kecil, segera hubungi dokter dan tanyakan apakah gejala ini merupakan efek samping obat. Jangan berhenti mengonsumsi obat secara sembarangan kecuali atas anjuran dokter.

Faktor-faktor risiko

Siapa yang lebih berisiko terkena disuria?

Siapa pun dapat mengalami anyang-anyangan. Akan tetapi, beberapa hal berikut bisa meningkatkan risikonya.

  • Berjenis kelamin wanita. Uretra wanita lebih pendek daripada pria sehingga bakteri lebih mudah masuk dan menyebabkan infeksi.
  • Mengidap infeksi saluran kemih. Infeksi memicu peradangan dan nyeri ketika buang air kecil.
  • Pernah memakai selang kencing. Selang kencing atau kateter urine dapat menjadi jalur masuk bakteri ke dalam saluran perkemihan.
  • Salah arah saat membersihkan organ intim. Bila Anda membersihkan dari belakang ke depan, bakteri pada anus bisa berpindah ke saluran kencing.
  • Mengalami gangguan fungsi kandung kemih. Misalnya akibat batu kandung kemih, infeksi kandung kemih, atau penyakit sejenisnya.
  • Mengalami pembesaran prostat. Prostat yang membengkak dapat menekan kandung kemih, menghambat aliran urine, dan memicu infeksi.
  • Bergonta-ganti pasangan seksual. Hal ini meningkatkan risiko infeksi menular seksual dan komplikasinya pada kandung kemih.
  • Mengonsumsi makanan dan minuman tertentu. Makanan pedas dan asam, minuman berkafein, dan alkohol dapat memperburuk kondisi kandung kemih.

Diagnosis

Bagaimana cara mendiagnosis disuria?

Sebagian besar kasus disuria akan berlangsung dalam waktu singkat sehingga tidak perlu pemeriksaan khusus. Namun, jika rasa sakit muncul terus-menerus atau semakin parah, jangan tunda untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Mulanya dokter akan meninjau semua riwayat kesehatan Anda, lengkap dengan gejala yang dialami dan kebiasaan pribadi yang menyangkut organ intim. Informasi mengenai frekuensi buang air kecil dan riwayat seksual juga harus Anda sampaikan.

Berdasarkan informasi tersebut, dokter baru bisa menentukan pemeriksaan apa yang paling sesuai untuk keluhan Anda. Proses ini meliputi pemeriksaan perut atau panggul dengan ultrasonografi (USG), pemeriksaan alat kelamin yang tampak dari luar, serta pemeriksaan ginekologi untuk wanita.

Jika dokter menduga penyebab anyang-anyangan adalah infeksi kandung kemih, maka diperlukan pemeriksaan lanjutan dengan mengambil sampel urine melalui tes urine. Sampel urine akan dianalisis lebih lanjut di laboratorium guna mendeteksi bakteri dalam saluran kemih.

Lain halnya bila Anda diduga mengalami vaginitis, maka perlu dilakukan swab test dari sampel jaringan di organ intim yang terinfeksi untuk diuji di laboratorium. Pengujian bisa menentukan mikroba apa yang menyebabkan infeksi.

Sementara jika disuria terjadi usai berhubungan intim tanpa kondom dengan beberapa pasangan, dokter biasanya melakukan tes untuk mendeteksi infeksi menular seksual. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi gonore, klamidia, trikomoniasis, sifilis, dan HIV.

Obat dan Pengobatan

Bagaimana cara mengobati disuria?

Oleh karena ada berbagai hal yang menjadi penyebab disuria, maka pengobatannya pun harus disesuaikan dengan pemicunya. Berikut adalah pengobatan dengan obat anyang-anyangan yang umum diberikan.

  • Konsumsi antibiotik menurut resep dokter untuk kasus anyang-anyangan akibat infeksi bakteri pada saluran kemih, ginjal, kandung kemih, uretra, dan vagina.
  • Obat jamur berbentuk oral, supositoria, atau krim guna mengurangi pertumbuhan jamur pada vagina.
  • Obat analgesik untuk meredakan nyeri di area saluran kemih. Obat pereda nyeri berupa ibuprofen dan paracetamol juga dapat digunakan.
  • Menghindari penggunaan produk dengan bahan kimia yang menyebabkan iritasi pada saluran kemih.

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah disuria?

Meskipun umum terjadi, disuria sebetulnya merupakan kondisi yang bisa dicegah dengan perubahan gaya hidup. Berikut sederet tips yang perlu Anda terapkan.

  • Minum lebih banyak air putih untuk membilas keluar bakteri di kandung kemih.
  • Membersihkan vagina dari arah depan ke belakang.
  • Buang air kecil secara teratur dan tidak menunda-nunda.
  • Buang air kecil hingga tuntas.
  • Buang air kecil setiap selesai berhubungan seksual.
  • Menjaga area kelamin tetap bersih dan kering.
  • Mengganti pembalut, tampon, atau menstrual cup secara berkala.
  • Tidak memakai sabun, douche, dan semprotan vagina yang bisa mengiritasi.
  • Lebih sering menggunakan pancuran saat mandi alih-alih berendam.
  • Tidak berganti-ganti pasangan seksual.

Disuria atau anyang-anyangan adalah gangguan sistem perkemihan yang umumnya menandakan penyakit lain. Penyebabnya begitu beragam sehingga pengobatannya pun mungkin berbeda pada tiap orang.

Gejala disuria bisa terasa ringan hingga amat mengganggu, tergantung seberapa parah penyakit yang menyebabkannya. Kondisi ini terkadang dapat hilang dengan sendirinya hanya dengan perubahan gaya hidup.

Walau demikian, rasa nyeri tetap tidak boleh diabaikan. Jika Anda mengalami gejala disuria yang muncul terus-menerus atau terasa mengkhawatirkan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan solusinya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 16/11/2020

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan