backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Restless Legs Syndrome (Sindrom Kaki Gelisah)

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 29/04/2021

Restless Legs Syndrome (Sindrom Kaki Gelisah)

Definisi restless legs syndrome

Apa itu restless legs syndrome?

Restless legs syndrome (RLS) atau sindrom kaki gelisah adalah kondisi neurologis yang menyebabkan orang memiliki keinginan tidak terkontrol untuk menggerakkan kaki mereka. Biasanya hal ini dilakukan karena rasa tidak nyaman pada kaki.

Dengan menggerak-gerakkan kaki, Anda dapat mengurangi perasaan tidak nyaman untuk sementara. Umumnya, restless leg syndrome terjadi pada malam hari saat Anda tidur atau saat Anda mencoba untuk melakukan relaksasi. 

Jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat, sindrom ini dapat menyebabkan gangguan tidur. Alhasil, Anda akan kurang tidur hingga sering merasa ngantuk pada siang hari.

Seberapa umumkah restless legs syndrome?

Kondisi umum ini mempengaruhi 10% dari populasi dunia. RLS juga dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan, tetapi cenderung lebih sering terjadi pada wanita dan sering terjadi pada orang berusia setengah baya atau lebih tua.

Tanda & gejala restless legs syndrome

Apa saja tanda dan gejala yang timbul?

Sebenarnya, tanda dan gejala utama dari RLS adalah keinginan untuk menggerak-gerakkan kaki. Namun, ada gejala lain yang biasanya menyertai kondisi tersebut. Gejala tersebut adalah sensasi tak nyaman yang muncul pada kaki bagian bawah. 

Gejala penyerta dari sindrom ini susah dijelaskan, tetapi rasanya seperti sakit berdenyut-denyut, seperti sedang ditarik, gatal, dan seperti ada sesuatu yang merayap pada kaki Anda. Sensasi tersebut juga bisa terasa pada area tangan, dada, atau kepala. 

Meski sensasi tersebut sering menyerang salah satu sisi tubuh, Anda mungkin saja merasakannya pada kedua sisi tubuh. Bahkan, kemunculannya bisa terjadi secara bergantian. Jika hari ini terasa pada sisi kanan, bisa saja besok terasa pada sisi kiri. 

Gejala dari RLS akan semakin parah pada malam hari, tetapi akan benar-benar hilang keesokan paginya. Hal ini membantu Anda untuk lebih nyaman pada pagi harinya. Namun, akibat dari kondisi ini, Anda memiliki kecenderungan untuk sulit tidur nyenyak pada malam hari.  

Frekuensi dari kemunculan gejala RLS ini bergantung pada tingkat keparahan kondisi yang Anda alami. Semakin parah, gejala akan semakin sering muncul. Jika sudah demikian, kondisi ini akan semakin mengganggu jam tidur dan Anda menjadi tidak bisa produktif pada siang harinya. 

Kapan harus periksa ke dokter?

Anda harus menghubungi dokter apabila:

  • Anda merasa memiliki restless legs syndrome.
  • Gejala-gejala berlanjut meskipun Anda telah menjalani pengobatan.

Apabila Anda mempunyai kekhawatiran mengenai suatu gejala, konsultasikanlah pada dokter. Masing-masing tubuh bekerja secara berbeda. Baiknya, Anda mendiskusikan solusi terbaik untuk situasi ini dengan dokter.

Penyebab restless legs syndrome

Apa penyebab restless legs syndrome?

Penyebab utama dari kondisi ini masih belum dapat diketahui secara pasti. Meski demikian, RLS memiliki komponen genetik yang berarti mungkin saja terjadi secara turun-temurun dalam keluarga. Tak hanya itu, kadar zat besi yang terlalu rendah pada otak juga bisa memicu RLS. 

Para ahli juga menduga bahwa RLS berkaitan dengan disfungsi salah satu bagian otak yang bertugas untuk mengontrol pergerakan menggunakan zat kimia pada otak, dopamin. Otak membutuhkan dopamin untuk memproduksi aktivitas dan pergerakan otot. 

Jika terdapat gangguan area otak tersebut dengan frekuensi yang cukup sering, RLS bisa terjadi. Penderita penyakit Parkinson, penyakit yang juga menimbulkan adanya gangguan pada dopamin pada area otak tersebut juga memiliki risiko tinggi mengalami RLS. 

Selain itu, restless legs syndrome (RLS) juga berkaitan dengan beberapa kondisi berikut ini. 

  • Hemodialisis
  • Defisiensi zat besi. 
  • Hipotiroidisme. 
  • Depresi. 
  • Fibromyalgia
  • Penyakit ginjal. 
  • Diabetes. 
  • Rheumatoid arthritis
  • Neuropati periferal. 
  • Penggunaan obat-obatan tertentu. 
  • Penggunaan alkohol, nikotin, dan kafein.
  • Kehamilan, khususnya pada trimester ketiga. 

 Gangguan tidur, termasuk sleep apnea dapat memperparah gejala yang muncul pada beberapa orang tertentu. Dengan mengatasi gejala-gejala tersebut, kondisi Anda mungkin akan lebih baik. 

Faktor risiko restless legs syndrome

Apa yang meningkatkan risiko restless legs syndrome?

Ada beberapa faktor tertentu yang dapat meningkatkan faktor risiko munculnya restless legs syndrome:

1. Neuropati perifer 

Risiko Anda mengalami RLS akan semakin besar jika mengalami kondisi ini. Pasalnya, neuropati perifer menyebabkan kerusakan saraf pada tangan dan kaki yang terjadi karena kecanduan alkohol atau diabetes.

2. Defisiensi zat besi

Ternyata, kurang asupan zat besi pada tubuh tidak hanya menyebabkan anemia, tetapi juga berpotensi menyebabkan RLS.  Jika pernah mengalami pendarahan pada perut, menstruasi yang berlangsung lama, atau berkali-kali mendonorkan darah, Anda perlu waspada. 

Mengapa? Ternyata kondisi tersebut bisa menyebabkan tubuh kekurangan zat besi. Alhasil, Anda akan mengalami defisiensi besi yang meningkatkan potensi untuk mengalami restless legs syndrome. 

3. Gagal ginjal

Gagal ginjal adalah kondisi yang dapat memicu defisiensi zat besi dan anemia. Hal ini terjadi karena ginjal yang tidak bekerja dengan baik dapat mengurangi jumlah zat besi yang terdapat dalam darah. 

Kondisi ini, dan berbagai perubahan yang memengaruhi zat kimia pada tubuh dapat menyebabkan atau memperparah RLS. 

4. Kondisi sumsum tulang belakang 

Luka yang terdapat pada sumsum tulang belakang akibat cedera sering dikaitkan dengan RLS. Selain itu, risiko RLS juga akan semakin meningkat jika Anda pernah melakukan suntik anestesi pada sumsum tulang belakang. 

Tidak adanya faktor-faktor risiko bukan berarti Anda tidak dapat terkena RLS. Faktor-faktor ini hanya referensi, dan Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk informasi lebih lanjut. 

Diagnosis & pengobatan restless legs syndrome

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk restless legs syndrome?

Sayangnya, tidak ada tes yang secara khusus tersedia untuk mendiagnosis restless legs syndrome. Biasanya, dokter akan melakukan diagnosis berdasarkan gejala yang Anda rasakan.

Selain itu, riwayat kesehatan, tes fisik, dan tes darah akan dilakukan untuk mengantisipasi masalah kesehatan lainnya. Dokter mungkin juga akan melakukan penelitian untuk mencari tahu apakah Anda mengalami gangguan tidur, seperti obstructive sleep apnea

Saat melakukan diagnosis, dokter mungkin juga akan bertanya mengenai riwayat kesehatan keluarga. Pada saat itu, dokter juga akan menanyakan apakah ada gangguan tidur yang Anda alami, seperti insomnia, yang mungkin memengaruhi aktivitas dan produktivitas harian. 

Apa saja pilihan pengobatan untuk restless legs syndrome?

Menurut Mayo Clinic, Anda bisa mengatasi kondisi ini menggunakan obat-obatan. Berikut adalah beberapa jenis pengobatan yang bisa Anda lakukan: 

1. Obat yang meningkatkan dopamin otak

Obat-obatan seperti ropinirole, rotigotine, dan pramipeksol adalah beberapa jenis obat yang dapat membantu meningkatkan dopamin pada otak. Meski begitu, Anda tetap perlu memerhatikan efek samping jangka pendek yang mungkin muncul. 

Biasanya, obat-obatan ini dapat menimbulkan efek samping seperti mual, kepala terasa ringan, dan kelelahan. Selain itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan rasa mengantuk pada siang hari. 

2. Obat-obatan memengaruhi calcium channel

Anda bisa mengonsumsi gabapentin, gabapentin enakarbil, dan pregabalin untuk mengatasi RLS. Obat-obatan ini termasuk ke dalam obat yang dapat memengaruhi kadar calcium channel dalam tubuh. 

3. Opioid untuk meredakan gejala

Obat-obatan yang tergolong ke dalam narkotika seperti opioid dapat membantu meredakan gejala dari kondisi ini. Namun, mengonsumsinya dalam dosis tinggi dapat menyebabkan Anda kecanduan. Oleh sebab itu, Anda tetap perlu berkonsultasi dengan dokter mengenai penggunaan obat ini. 

4. Relaksan otot dan obat tidur

Perpaduan antara obat relaksan otot dan obat tidur dapat membantu Anda untuk tidur nyenyak pada malam hari. Meski begitu, obat-obatan ini mungkin tidak akan mengatsi sensasi yang muncul pada kaki dan berpotensi membuat Anda mengantuk walau siang hari. 

Jenis obat yang satu ini biasanya menjadi alternatif terakhir saat obat-obatan lain tidak bisa membantu Anda mengatasi kondisi yang sedang dialami. 

Pengobatan restless legs syndrome di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi restless legs syndrome?

Gaya hidup dan pengobatan rumahan berikut dapat membantu Anda mengatasi restless legs syndrome:

  • Berlatih kebiasan tidur yang baik. Tidur pada waktu yang sama setiap malam.
  • Olahraga secara teratur.
  • Belajar teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, dan biofeedback untuk mengontrol respons bawah sadar.
  • Coba metode-metode ini untuk meredakan perasaan tidak nyaman untuk sementara pada kaki; berjalan atau stretching, pijat kaki Anda, atau pakai cold atau hot pack.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 29/04/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan