backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Rakitis

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 05/08/2022

Rakitis

Definisi rakitis

Apa itu penyakit rakitis?

Rakitis adalah gangguan muskuloskeletal pada anak-anak yang menyebabkan tulang lemah, kaki bengkok, dan kelainan bentuk tulang lain.

Umumnya anak yang mengidap rakitis karena tidak mendapatkan cukup kalsium, vitamin D, dan fosfor dalam jangka panjang. Padahal, kesemua nutrisi tersebut sangat penting untuk mendukung pertumbuhan tulang yang sehat.

Pada kasus yang lebih jarang terjadi, anak yang memiliki penyakit yang juga dikenal dengan rickets atau rickettsia ini, terjadi akibat kelainan bawaan yang diwariskan anggota keluarga.

Seberapa umum kondisi ini?

Rakitis merupakan kelainan tulang yang bisa menyerang anak laki-laki dan anak perempuan. Meskipun dapat menyerang anak yang usianya lebih tua, kelainan tulang ini sebagian besar terjadi pada bayi dan anak yang belum memasuki usia sekolah.

Bahkan, penyakit ini juga dapat terjadi pada bayi yang baru lahir dari ibu yang kadar vitamin D dalam tubuhnya rendah.

Tanda & gejala rakitis

Rendahnya kadar vitamin D atau nutrisi lain untuk tulang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Namun ketika kondisi ini sudah menimbulkan gangguan dan perubahan pada tubuh, barulah gejala terlihat.

Ciri-ciri penyakit rakitis pada anak atau bayi yang umum terjadi adalah:

  • Tulang tengkorak lunak (kraniotabes).
  • Ada pembengkakan pada tengkorak yang digambarkan dengan dahi menonjol ke depan secara berlebihan (frontal bossing).
  • Terjadi deformitas yaitu perubahan bentuk dan struktur tulang, terutama pada dada dan tulang rusuk. Bayi atau anak mungkin memiliki nodul (benjolan) di ujung tulang rusuk mereka. Kondisi ini dikenal dengan rosario rachitic. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi paru-paru.
  • Bayi mengalami keterlambatan proses penutupan tulang tengkorak.
  • Pertumbuhan anak sangat lambat, gigi mudah rusak dan ia juga lambat untuk merangkak, duduk, serta berjalan.
  • Bayi atau anak mudah gelisah dan sulit untuk tidur nyenyak.
  • Ujung tulang panjang (tulang paha, tulang paha, tulang betis, dan tulang lengan atas) menjadi membesar. Perubahan tulang ini kadang disertai dengan pembengkakan pada persendian, seperti pergelangan tangan dan kaki. Rasa nyeri juga menyertai pembengkakan pada tulang dan sendi.
  • Bentuk kaki abnormal, jika diperhatikan bentuknya melengkung ke dalam seperti huruf O.
  • Otot tubuh melemah dan sering kali berkedut, terutama di sekitar pergelangan tangan dan kaki.
  • Pada kasus parah, tulang yang mengalami kelainan ini menjadi rapuh dan mudah patah.
  • Seiring waktu, anak bisa terkena kardiomiopati, yakni kelainan pada otot-otot jantung.
  • Jika kadar kalsium dalam darah sangat rendah, anak akan mengalami hipokalsemia yang menyebabkan kejang dan cacat intelektual.

Kapan harus pergi ke dokter?

Jika si kecil menunjukkan gejala yang disebutkan, dan Anda khawatir ini menunjukkan penyakit rakitis, segera periksa ke dokter.

Setiap bayi atau anak menunjukkan gejala kelainan tulang yang berbeda-beda, bahkan ada juga yang mengalami gejala yang tidak dijelaskan di atas. Jadi, langkah terbaik adalah menyegerakan perawatan dokter.

Penyebab rakitis

Berbagai hal yang bisa menjadi penyebab utama dari rakitis adalah:

Kekurangan vitamin D

Vitamin D diperlukan tubuh untuk menyerap kalsium dan fosfor dari makanan. Jika tubuh kekurangan asupan vitamin D, otomatis kemampuan tubuh dalam menyerap kalsium dan fosfor tidak optimal. Pada akhirnya, akan membuat tubuh juga kekurangan kalsium dan fosfor.

Seorang ibu hamil yang kekurangan asupan vitamin D, kemungkinan besar jadi penyebab sang bayi lahir dengan penyakit rakitis. Sementara pada bayi atau anak, kekurangan vitamin D yang mengakibatkan rakitis disebabkan oleh:

  • Kurang paparan sinar matahari.  Manfaat sinar matahari terutama pada pagi hari, yang mengenai kulit akan diubah tubuh menjadi vitamin D. Jika sedari bayi, si kecil kurang paparan sinar matahari secara langsung, kelainan tulang bisa terjadi.
  • Kurang asupan makanan mengandung vitamin D. Sumber vitamin D, tidak hanya dari sinar matahari, tapi juga dari makanan. Contoh makanan yang mengandung vitamin D secara alami adalah minyak ikan, kuning telur, ikan salmon, ikan bandeng, dan ikan tenggiri.

Masalah kesehatan dalam menyerap nutrisi

Beberapa anak dilahirkan dengan masalah kesehatan yang memengaruhi cara tubuh dalam menyerap vitamin D, sehingga membuat mereka bisa terkena penyakit tulang. Beberapa masalah kesehatan yang dapat meningkatkan risiko penyakit rakitis adalah:

  • Penyakit Celiac, yaitu reaksi sistem imun yang salah mengenali gluten (protein dalam gandum) sebagai ancaman bagi tubuh. Reaksi ini lama-lama merusak lapisan usus dan dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi.
  • Inflammatory bowel syndrome (IBD), yaitu iritasi usus yang meradangnya usus sehingga mengganggu proses penyerapan nutrisi dari makanan dan minuman.
  • Penyakit ginjal dapat menyebabkan menurunnya kadar vitamin D dalam tubuh karena ginjal tidak dapat mengubah bentuk vitamin D yang aktif secara optimal.
  • Fibrosis kistik yakni kelainan bawaan dapat mengganggu enzim dalam memecah makanan, sehingga membuat tubuh kesulitan mendapatkan asupan vitamin D.

Faktor risiko rakitis

Rakitis merupakan kondisi kelainan tulang yang dapat terjadi pada setiap orang, terutama anak-anak dan bayi. Selain usia, berbagai faktor lain juga dapat meningkatkan risiko rakitis adalah:

1. Kulit berwarna gelap

Sumber vitamin D terbesar adalah sinar matahari. Sayangnya, pada orang yang berkulit gelap, tubuh tidak bisa mengolah sinar matahari yang masuk menjadi vitamin D dalam jumlah yang banyak.

Sementara, orang yang berkulit lebih terang cenderung mudah mengolah sinar matahari menjadi vitamin D. Maka itu, orang yang warna kulitnya gelap lebih rentan kekurangan vitamin D dari sinar matahari.

2. Faktor geografis

Tubuh akan lebih banyak memproduksi vitamin D jika sering terkena sinar matahari. Anak-anak yang tinggal di lokasi atau negara yang minim cahaya matahari berisiko besar mengalami rakitis.

3. Kekurangan vitamin D saat dalam kandungan

Bayi yang terlahir dari ibu yang sangat kekurangan vitamin D bisa terlahir dengan gejala-gejala rakitis atau mengembangkannya dalam beberapa bulan setelah lahir.

4. Kekurangan gizi

Anak memiliki peluang terkena penyakit ini lebih besar apabila kekurangan nutrisi yang diperlukan tubuh, seperti vitamin D, kalsium, dan fosfat.

5. Kelahiran prematur

Bayi lahir prematur atau lebih awal dari tanggal perkiraan kelahiran lebih mungkin mengalami penyakit ini.

6. Rendah kalsium

Anak dengan rakitis biasanya mengonsumsi kurang dari 300 miligram (mg) kalsium per hari yang biasanya terkandung dalam satu gelas susu.

Anak-anak yang bertumbuh memerlukan dari 400 mg (bayi) sampai 1500 mg (remaja dalam masa pertumbuhan) kalsium setiap hari untuk kesehatan tulang yang baik.

7. Konsumsi obat-obatan

Jenis obat antikejang tertentu dan obat antiretrovirus, yang berguna untuk mengobati infeksi HIV, berpotensi menghambat kemampuan tubuh untuk menggunakan vitamin D.

8. ASI eksklusif

ASI tidak mengandung cukup vitamin D untuk mencegah rakitis. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif harus menerima tetesan vitamin D, terutama pada bayi yang menderita rakitis turunan.

9. Keturunan keluarga

Pada kasus yang cukup jarang ditemukan, rakitis dapat diturunkan dari anggota keluarga lainnya. Ini artinya, kelainan ini bisa jadi disebabkan oleh faktor genetik. Kondisi ini biasanya mencegah ginjal menyerap fosfat.

Komplikasi rakitis

Apabila penyakit ini tidak segera ditangani secara medis, kemungkinan beberapa komplikasi dapat muncul, seperti:

  • Gagal tumbuh dengan normal.
  • Kelainan tulang punggung karena tulang di sekitar dada terpengaruh.
  • Kelainan bentuk kerangka.
  • Kerusakan gigi.
  • Kejang-kejang.

Diagnosis & pengobatan rakitis

Informasi yang dijabarkan bukan pengganti bagi nasihat medis. SELALU konsultasi ke dokter Anda.

Selama pemeriksaan, dokter akan menekan tulang anak secara perlahan untuk memeriksa adanya kelainan. Biasanya, terdapat beberapa bagian tulang yang akan mendapatkan perhatian khusus dari dokter:

1. Tulang tengkorak

Bayi dan anak-anak yang memiliki rakitis biasanya mempunyai tulang tengkorak yang lebih lunak. Kondisi ini biasanya juga disertai dengan pembentukan ubun-ubun yang tidak sempurna

2. Tulang kaki

Kaki bayi dan balita yang sehat memang biasanya sedikit bengkok dan akan kembali lurus seiring bertambahnya usia. Namun, apabila bengkoknya berlebihan, hal tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus.

3. Tulang dada

Beberapa anak dengan rakitis biasanya memiliki kelainan pada bentuk tulang rusuknya. Tulang rusuk mungkin akan terasa rata dan mengakibatkan tulang dada menonjol.

4. Pergelangan tangan dan kaki

Anak dengan kelainan tulang seringkali memiliki pergelangan tangan dan kaki yang lebih besar dan terasa lebih tebal dari biasanya. Hal ini juga perlu mendapatkan penanganan medis secara khusus.

Biasanya, terdapat tes lain yang dilakukan oleh dokter untuk membantu mendiagnosis rakitis, yaitu:

  • X-ray
  • Tes darah
  • Tes urine

Dokter akan melakukan tes sesuai dengan kebutuhan Anda.

Apa saja cara mengobati penyakit rakitis?

Setelah anak diyakini mengidap rakitis, dokter akan merekomendasikan berbagai macam pengobatan untuk mempercepat proses penyembuhan.

Cara mengobati rakitis berfokus pada pengembalian vitamin dan mineral yang hilang pada tubuh. Dengan langkah ini, gejala-gejala rakitis diharapkan dapat berkurang.

Sebagai contoh, anak kekurangan vitamin D, dokter akan menyarankan untuk perbanyak konsumsi makanan penguat tulang atau yang kaya vitamin D, seperti ikan, susu, hati, dan telur.

Tambahan vitamin D dan kalsium juga bisa didapat dari suplemen. Penambahan vitamin D sebanyak 1.000-2.000 internasional unit (IU) per hari biasanya akan diresepkan oleh dokter.

Pastikan Anda selalu berkonsultasi dengan dokter mengenai dosis suplemen yang sesuai dengan kondisi anak. Terlalu banyak vitamin D dan kalsium juga berbahaya untuk kesehatan.

Untuk memperbaiki bentuk tulang yang tidak wajar, anak mungkin harus memakai alat bantu yang dapat memperbaiki bentuk tulang.

Pada kasus yang jarang terjadi, anak mungkin harus menjalani prosedur operasi perbaikan tulang.

Pengobatan di rumah untuk rakitis

Perawatan rumahan untuk bayi atau anak dengan rakitis sebenarnya tidak berbeda jauh dengan pengobatan dokter.

Anda sebagai orangtua atau pengasuh harus memantau asupan vitamin D anak, baik dari suplemen yang diresepkan dokter, menu makanan setiap hari, atau berjemur di bawah sinar matahari pagi.

Jika Anda kesulitan menentukan menu makanan sehat bergizi bagi si kecil, jangan ragu untuk konsultasi pada dokter atau ahli gizi.

Pencegahan rakitis

Kelainan pada tulang ini termasuk penyakit yang bisa dicegah. Dilansir dari laman Mayo Clinic, cara untuk mencegah penyakit rakitis yang bisa Anda lakukan adalah:

Berjemur

Sumber vitamin D yang paling mudah didapat untuk menjaga kesehatan tulang adalah sinar matahari. Anda bisa mendapatkannya dengan berjemur di pagi hari setiap hari selama 10-15 menit.

Jadi, mengajak si kecil untuk berjemur adalah cara paling mudah mendapatkan sinar matahari, mengingat bayi usia muda belum bisa mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D.

Akan tetapi, saat berjemur pastikan kulit si kecil terkena langsung paparan sinar matahari. Alasannya, tubuh dapat mengubah sinar matahari menjadi vitamin D jika sinarnya langsung mengenai lapisan kulit terluar (dermis).

Penuhi asupan makanan bervitamin D

Tidak seperti sinar matahari pagi, makanan yang mengandung vitamin D cukup terbatas. Meski begitu, pilihan makanannya cukup beragam. Anda bisa menjadikan makanan tersebut sebagai menu makanan maupun camilan sehat.

Beberapa makanan secara alami mengandung vitamin D adalah ikan salmon, ikan tuna, telur, daging sapi, produk susu (susu, yogurt, dan keju) yang divortifikasi dengan vitamin D.

Konsumsi suplemen vitamin D jika dibutuhkan

Pencegahan rakitis juga bisa dilakukan ibu hamil untuk buah hatinya, yakni dengan mengonsumsi suplemen vitamin D. Konsultasikan pada dokter sebelum Anda mengonsumsi suplemen tersebut agar tetap aman.

Tidak hanya sang ibu, bayi pun mungkin perlu mempertimbangkan asupan vitamin D tambahan. Terutama bayi yang minum ASI secara eksklusif. Namun, Anda harus konsultasi hal ini lebih dahulu dengan dokter yang menangani kesehatan si kecil.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 05/08/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan