backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Pseudomembranous Colitis

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 07/01/2021

Pseudomembranous Colitis

Definisi

Apa itu pseudomembranous colitis?

Pseudomembranous Colitis adalah peradangan usus besar yang terkait dengan pertumbuhan berlebih dari bakteri Clostridium difficile (C. diff). Infeksi ini merupakan penyebab umum dari diare setelah penggunaan antibiotik. Pseudomembranous Colitis juga disebut colitis yang terkait antibiotik atau C. difficile colitis,

Seberapa umumkah pseudomembranous colitis?

Kondisi ini sangat umum ditemui dan dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun. Pseudomembranous Colitis dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala pseudomembranous colitis?

Gejala umum dari Pseudomembranous Colitis adalah:

  • Diare yang berair atau berdarah
  • Kram, nyeri atau sensitif pada perut
  • Demam
  • Nanah atau lendir pada feses
  • Mual
  • Dehidrasi

Gejala dari pseudomembranous colitis dapat muncul 1-2 hari setelah Anda mengonsumsi antibiotik, atau hingga beberapa minggu setelah Anda menghabiskan antibiotik.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda sedang mengonsumsi atau baru saja mengonsumsi antibiotik dan Anda mengalami diare, hubungi dokter Anda, walau diare ringan. Kunjungi dokter kapanpun Anda mengalami diare serius yang disertai demam, kram perut atau darah atau nanah pada feses.

Penyebab

Apa penyebab pseudomembranous colitis?

Biasanya, tubuh Anda memiliki banyak bakteri pada usus besar dengan keseimbangan alami yang sehat. Namun, antibiotik dan obat-obatan lain dapat mengganggu keseimbangan ini. Pseudomembranous colitis terjadi saat bakteri tertentu – biasanya C. difficile – berkembang cepat mengalahkan bakteri lain yang menjaga bakteri ini. Racun yang dihasilkan oleh C. difficile, yang biasanya hanya berjumlah kecil, meningkat pesat dan merusak usus besar.

Walau hampir setiap antibiotik dapat menyebabkan pseudomembranous colitis, beberapa antibiotik lebih cenderung menyebabkan pseudomembranous colitis:

  • Fluoroquinolones, seperti ciprofloxacin (Cipro) dan levofloxacin (Levaquin)
  • Penicillins, seperti amoxicillin dan ampicillin
  • Clindamycin (Cleocin)
  • Cephalosporins, seperti cefixime (Suprax)

Obat-obatan lain selain antibiotik juga dapat menyebabkan pseudomembranous colitis. Obat-obatan kemoterapi yang digunakan untuk mengatasi kanker dapat mengganggu keseimbangan normal bakteri pada usus besar.

Beberapa penyakit tertentu dapat mempengaruhi usus besar, seperti ulcerative colitis atau penyakit Crohn’s, juga dapat menyebabkan pseudomembranous colitis.

Spora C. difficile tahan terhadap banyak disinfektan dan dapat ditularkan dari tangan profesional medis kepada pasien. C. difficile juga dilaporkan telah meningkat pada orang-orang tanpa faktor risiko yang diketahui, termasuk orang-orang tanpa kontak medis atau penggunaan antibiotik. Kondisi ini disebut dengan community-acquired C. difficile.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk pseudomembranous colitis?

Ada banyak faktor risiko untuk Pseudomembranous Colitis, yaitu:

  • Mengonsumsi antibiotik
  • Berada di rumah sakit atau panti jompo
  • Usia yang bertambah, terutama di atas 65 tahun
  • Memiliki penyakit pada usus besar, seperti penyakit peradangan usus atau colorectal cancer
  • Melakukan operasi usus
  • Menerima perawatan kemoterapi untuk kanker

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana pseudomembranous colitis didiagnosis?

Beberapa tes dan prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis pseudomembranous colitis dan untuk melihat adanya komplikasi meliputi:

  • Sampel feses. Ada berbagai tes sampel feses yang digunakan untuk mendeteksi infeksi C. difficile pada usus besar.
  • Tes darah. Tes ini dapat menunjukkan jumlah sel darah putih yang terlalu tinggi (leukositosis), yang dapat mengindikasikan pseudomembranous colitis.
  • Kolonoskopi atau sigmoidoskopi. Pada kedua tes ini, dokter menggunakan tabung dengan kamera miniatur pada ujungnya untuk melihat bagian dalam usus besar untuk tanda-tanda dari pseudomembranous colitis – plak yang menimbul dan kuning, serta pembengkakan.
  • Tes imaging. Jika Anda memiliki gejala yang parah, dokter dapat melakukan X-ray atau CT scan perut untuk melihat komplikasi seperti toxic megacolon atau robeknya usus besar.

Apa saja pengobatan untuk pseudomembranous colitis?

Strategi perawatan dapat meliputi:

  • Menghentikan antibiotik atau obat lain yang dapat menyebabkan tanda-tanda dan gejala, jika memungkinkan. Kadang, hal ini dapat menyelesaikan kondisi atau setidaknya gejala, seperti diare.
  • Konsumsi antibiotik yang efektif melawan C. difficile. Jika Anda masih mengalami tanda-tanda dan gejala, dokter dapat menggunakan antibiotik lain untuk mengatasi C. difficile. Hal ini dapat membantu bakteri normal untuk kembali berkembang, mengembalikan keseimbangan bakteri pada usus besar. Anda dapat diberikan antibiotik melalui mulut, melalui pembuluh darah atau melalui tabung yang dimasukkan melalui hidung ke dalam lambung (nasogastric tube). Tergantung kondisi Anda, dokter dapat menggunakan metronidazole (Flagyl), vancomycin, fidaxomicin (Dificid) atau kombinasi.
  • Melakukan fecal microbial transplantation (FMT). Jika kondisi Anda sangat parah, Anda dapat diberikan transplan feses (fecal transplant) dari pendonor yang sehat untuk mengembalikan keseimbangan bakteri pada usus besar. Feses donor dapat diberikan melalui tabung nasogastrik, yang dimasukkan ke dalam usus besar atau diletakkan pada kapsul yang ditelan. Seringkali dokter menggunakan kombinasi perawatan antibiotik yang dilanjutkan dengan FMT.

Begitu Anda memulai perawatan untuk pseudomembranous colitis, tanda-tanda dan gejala dapat mulai membaik dalam beberapa hari. Para peneliti sedang mencari perawatan baru untuk pseudomembranous colitis, termasuk antibiotik alternatif dan vaksin.

Munculnya turunan C. difficile yang baru dan lebih agresif, yang lebih tahan terhadap antibiotik, menyebabkan perawatan untuk pseudomembranous colitis semakin sulit dan kambuh terjadi lebih sering. Pilihan perawatan dapat meliputi:

  • Mengulangi antibiotik. Anda mungkin perlu ronde kedua atau ketiga antibiotik untuk mengatasi kondisi Anda.
  • Operasi. Operasi dapat menjadi pilihan untuk orang yang memiliki gagal organ progresif, robeknya usus besar dan peradangan pada lapisan dinding perut (peritonitis). Operasi umumnya melibatkan pengangkatan seluruh atau sebagian usus besar (kolektomi total atau subtotal). Operasi lebih baru yang secara laparoskopi membuat putaran pada usus besar dan membersihkannya lebih tidak invasif dan telah memberikan hasil yang positif.
  • Fecal microbial transplantation (FMT). FMT digunakan untuk mengatasi pseudomembranous colitis yang berulang. Anda akan menerima feses yang sehat dan telah dibersihkan dalam bentuk kapsul, secara nasogastrik atau dimasukkan ke dalam usus besar.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi pseudomembranous colitis?

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi Pseudomembranous Colitis:

  • Minum banyak cairan. Air adalah pilihan terbaik, namun cairan dengan sodium dan kalium (elektrolit) tambahan juga dapat bermanfaat. Hindari minuman yang kaya akan gula atau mengandung alkohol atau kafein, seperti kopi, teh, cola, yang dapat memperburuk kondisi Anda.
  • Pilihlah makanan yang lembut dan mudah dicerna, seperti applesauce, pisang dan nasi. Hindari makanan berserat tinggi, seperti kacang-kacangan dan sayuran. Jika Anda merasa gejala membaik, kembali konsumsi makanan berserat tinggi secara bertahap.
  • Makan dalam beberapa porsi kecil, daripada sedikit porsi besar. Bagi makanan dalam sepanjang hari.
  • Hindari makanan yang mengiritasi. Hindari makanan pedas, berlemak atau digoreng, serta makanan lain yang memperburuk gejala.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 07/01/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan