Sudah menjadi rahasia umum jika banyak wanita yang mengeluhkan rasa nyeri setiap menjelang haid atau menstruasi. Hal ini wajar dan termasuk gejala premenstrual syndrome (PMS). Untuk lebih jelasnya, simak ulasan lengkap terkait PMS di bawah ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Sudah menjadi rahasia umum jika banyak wanita yang mengeluhkan rasa nyeri setiap menjelang haid atau menstruasi. Hal ini wajar dan termasuk gejala premenstrual syndrome (PMS). Untuk lebih jelasnya, simak ulasan lengkap terkait PMS di bawah ini.
Premenstrual syndrome (PMS) atau sindrom prahaid adalah kondisi yang terjadi sebelum wanita datang bulan. Gejala-gejala PMS bisa memengaruhi fisik, mental, dan emosional.
Dikutip dari Mayo Clinic, PMS memiliki banyak tanda dan gejala, termasuk naik turun suasana hati, payudara keras, ngidam makanan, pingsan, cepat marah, hingga depresi.
Gejala dapat terjadi berulang dan dapat diprediksi. Namun, perubahan fisik dan emosional yang Anda alami sebagai PMS dapat bervariasi, dari ringan hingga intens.
Siklus menstruasi wanita rata-rata adalah 28 hari. Ovulasi, yaitu periode ketika sel telur dilepaskan dari indung telur, terjadi pada hari ke-14 dari siklus, sedangkan menstruasi pada hari ke-28.
Gejala premenstrual syndrome mulai terjadi sekitar hari ke-14 dan berlangsung hingga 7 hari setelah menstruasi dimulai.
Gejala sindrom prahaid biasanya ringan sampai sedang. Tingkat keparahannya pun bervariasi, tergantung individu masing-masing.
Gejala PMS yang bisa dilihat secara fisik berupa berikut ini.
Gejala-gejala yang merupakan perubahan perilaku di antaranya depresi, stres, merasa cemas, cepat menangis, dan sulit untuk konsentrasi.
Gejala fisik lainnya juga termasuk pembengkakan di sekitar perut dan kelelahan.
Adapun gejala premenstrual syndrome terkadang ringan dan tidak terdeteksi, tetapi ada juga yang berat dan sangat jelas terlihat.
Bagi sebagian orang, rasa sakit secara fisik, seperti dada terasa sakit, dan stres emosional yang cukup parah memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.
Namun, apa pun keparahan gejalanya, tanda dan gejala biasanya menghilang dalam waktu 4 hari setelah periode menstruasi dimulai.
Namun pada sebagian kecil wanita, gejala prahaid membuat mereka tidak bisa melakukan aktivitas apa pun.
Bentuk premenstrual syndrome ini disebut gangguan dysphoric pramenstruasi atau premenstrual dysphoric disorder (PMDD).
Mungkin ada gejala-gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda mempunyai kekhawatiran mengenai suatu gejala, konsultasikanlah kepada dokter Anda.
Premenstrual syndrome termasuk kondisi yang penyebabnya belum dapat diketahui. Meski demikian, beberapa faktor di bawah ini dipercaya memengaruhi PMS.
Ada banyak faktor risiko untuk sindrom prahaid, antara lain sebagai berikut.
Anda dapat mendiagnosis diri sendiri dengan menggunakan kalender kesuburan untuk mengobservasi periode datang bulan Anda dan catat gejala-gejalanya.
Apabila selalu terjadi saat 2 minggu sebelum atau setelah menstruasi, kemungkinan itu adalah PMS. Tidak ada tes darah atau analisis gambar yang dapat mendukung diagnosis.
Jika gejala tidak kunjung hilang dan mengganggu keseharian Anda, segera hubungi dokter.
Diagnosis akan dibuat ketika Anda mengalami lebih dari satu gejala yang berulang dalam jangka waktu tertentu di luar siklus menstruasi dan mengganggu keseharian Anda.
Dokter biasanya mencari penyebab lain dari gejala tersebut, seperti:
Dokter mungkin akan menanyakan soal riwayat adanya depresi atau gangguan suasana hati di keluarga Anda untuk menentukan apakah gejala yang Anda rasakan adalah PMS atau kondisi lain.
Beberapa kondisi seperti hipotiroidisme dan kehamilan memiliki gejala yang mirip dengan PMS.
Dokter Anda mungkin meminta Anda melakukan tes hormon tiroid untuk memastikan bahwa kelenjar tiroid Anda berfungsi dengan baik, tes kehamilan, dan mungkin pemeriksaan panggul untuk memeriksa masalah ginekologis.
Membuat catatan tentang gejala yang Anda alami adalah cara lain untuk menentukan apakah Anda mengalami PMS.
Gunakan kalender untuk melacak gejala sindrom prahaid dan menstruasi Anda setiap bulan.
PMS adalah kondisi yang sebetulnya bisa diatasi. Anda dapat melakukan perawatan seperti diet sehat, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup.
Makan makanan tinggi karbohidrat (serealia seperti roti, mie, dan nasi) dapat membantu Anda mengatasi kondisi ini.
Anda harus membatasi atau menghentikan kebiasaan yang membahayakan seperti minum minuman yang mengandung kafein atau bekerja terlalu keras saat datang bulan.
Di samping itu, dokter Anda mungkin akan menyarankan Anda untuk menggunakan obat-obatan untuk meredakan gejala PMS, seperti berikut ini.
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), yang meliputi fluoxetine (Prozac, Sarafem), paroxetine (Paxil, Pexeva), sertraline (Zoloft) dan lainnya, telah berhasil mengurangi gejala terkait mood.
SSRI adalah pengobatan lini pertama untuk PMS atau PMDD parah. Obat-obatan ini umumnya diminum setiap hari.
Namun untuk beberapa wanita dengan PMS, penggunaan antidepresan mungkin terbatas pada 2 minggu sebelum menstruasi dimulai.
Konsumsi sebelum atau pada awal haid Anda, NSAID seperti ibuprofen (Advil, Motrin IB, yang lain) atau naproxen sodium (Aleve) dapat mengurangi kram dan ketidaknyamanan payudara.
Selain itu, Anda juga perlu mengurangi stres dengan metode relaksasi seperti meditasi atau yoga. Pada saat yang sama, Anda juga harus berhenti merokok.
Ketika berolahraga dan membatasi asupan garam tidak cukup untuk mengurangi kenaikan berat badan, pembengkakan, dan kembung dari PMS, pil air (diuretik) dapat membantu tubuh Anda mengeluarkan cairan berlebih melalui ginjal.
Spironolactone (Aldactone) adalah diuretik yang dapat membantu meringankan beberapa gejala PMS.
Pil KB termasuk jenis obat-obatan yang dapat menghentikan ovulasi, sehingga bisa membantu meredakan gejala premenstrual syndrome.
Gaya hidup dan pengobatan rumahan berikut ini dapat membantu Anda mengatasi PMS.
Apabila anda memiliki pertanyaan, konsultasikanlah kepada dokter untuk memahami solusi yang terbaik untuk Anda.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar